Showing posts with label Tanaman. Show all posts
Showing posts with label Tanaman. Show all posts
Cara Menanam Jeruk Purut
Peluang usaha budidaya jeruk purut ternyata dapat menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan. Namun, fenomena ini tak dibaca dengan baik oleh kebanyakan orang. “Dalam negeri saja, kita masih kesulitan mencari jeruk purut. Padahal permintaan tak hanya datang dari dalam negeri. Terlebih, untuk perusahaan yang bahan produksinya berbahan dasar jeruk purut,”
Cara Menanam dengan Hidroponik
Cara menanam hidroponik telah dikenal sejak lama, bahkan semakin populer selama beberapa tahun terakhir. Salah satu kelebihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik adalah pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat sekitar 30 hingga 50 persen dibandingkan menanam dengan media tanah. Hasil yang didapatkan juga relatif lebih banyak. Ada beberapa hal yang menyebabkan menanam hidroponik lebih unggul daripada teknik penanaman lain, salah satunya adalah oksigen ekstra yang terdapat di dalam media pertumbuhan membantu akar tanaman tumbuh lebih cepat. Semakin banyak kadar oksigen di dalam akar, semakin cepat pula penyerapan nutrisinya. Oleh sebab itu pertumbuhan tanaman juga menjadi lebih cepat. Nutrisi yang diberikan akan langsung menyatu dengan air dan diserap oleh tumbuhan. Tumbuhan tidak perlu lagi mencari-cari nutrisi seperti jika menanam dengan tanah. Kelebihan lain dari teknik menanam hidroponik adalah tumbuhan lebih kuat terhadap serangan berbagai jenis penyakit, seperti hama dan jamur.
Cara Menanam Gambir
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan
rakyat yang bernilai ekonomi tinggi dan prospektif untuk dikembangkan secara
komersial pada masa yang akan datang, mengingat kegunaannya yang beragam baik
secara tradisional sebagai pencampur makan sirih maupun sebagai bahan baku dan
bahan penolong berbagai industri seperti industri farmasi, penyamak kulit,
minuman, cat, dan lain-lain.
Di Indonesia gambir pada umumnya digunakan untuk
menyirih. Gambir diketahui merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu
kelancaran proses dalam perut dan usus (Djarwaningsih, 1993). Fungsi gambir
yang lain adalah untuk campuran obat seperti untuk luka bakar, obat sakit
kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat
sakit kulit yang digunakan dengan cara dibalurkan, penyamak kulit dan bahan
pewarna tekstil. Fungsi yang tengah dikembangkan juga adalah sebagai perekat
kayu lapis atau papan partikel (Nazir, 2003). Menurut Ridsdale (1993), gambir
memiliki tiga kegunaan utama yaitu: (1) untuk penyamak kulit, (2) untuk
menyirih yang dikonsumsi bersama buah pinang (Areca catechu L), kapur
dan daun sirih (Piper betle L.) serta (3) untuk obat-obatan.
Fungsi yang tengah dikembangkan juga adalah sebagai perekat
kayu lapis atau papan partikel. Produk ini masih harus bersaing dengan sumber
perekat kayu lain, seperti kulit kayu Acacia mearnsii, kayu Schinopsis
balansa, serta kulit polong Caesalpinia spinosa yang
dihasilkan negara lain.
Cara menanam Gandum
EKNIK BUDIDAYA GANDUM
Pendahuluan
Di Indonesia tanaman gandum hanya terbatas ditanam di dataran tinggi dan pegunungan, pada areal yang tidak begitu luas. Bercocok tanam tanaman gandum masih dilakukan dengan cara yang sederhana seperti untuk padi gogo.
Di daerah iklim sedang, gandum ditanam pada musim dingin (winter) dan musim semi (spring). Gandum yang ditanam di Indonesia adalah dari jenis gandum musim semi yang diintroduksi dari Jepang. Filipina dan Meksiko.
Gandum musim dingin umumnya termasuk golongan tanaman berhari panjang (long day plant), yang tidak mungkin dapat berproduksi di daerah tropis.
Tahapan Budidaya Gandum
1. Benih
2. Pengolahan Tanah
3. Pemupukan
4. Penyiangan
5. Perlindungan HPT
6. Suplai Air
7. Panen
8. Perlakuan Pascapanen
1. Benih GandumBenih gandum yang baik :
(1) berasal dari malai yang matang pada batang utama,
(2) mempunyai bentuk dan warna yang seragam,
(3) bebas dari hama dan penyakit, dan
(4) mempunyai bobot yang tinggi dan seragam.
• Benih gandum mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0 - 4 bulan.
• Sebelum ditebar seyogyanya benih direndam beberapa menit dalam air.
• Kotoran atau biji yang telah rusak, karena beratnya lebih ringan akan terapung. Benih yang telah bersih itu kemudian diuji daya tumbuhnya.
Syarat benih gandum bersertifikat :
(1) kemurnian benih mini-mal 98 %,
(2) campuran benih varietas lain maksimal 0,2 %,
(3) biji gulma maksimal 0,1 %,
(4) kotoran maksimal 2 %,
(5) daya tumbuh minimal 80 %
(6) kadar air mak-simal 13 %
Sebelum benih ditanam, sebaiknya diberi perlakuan benih terlebih dahulu, untuk mencegah kerusakan dan serangan hama-penyakit, baik yang berasal dari dalam tanah atau dari benih itu sendiri.
Fungisida yang dapat digunakan antara lain Ceresan.
Banyaknya benih per lubang tergantung dari daya tumbuh benih. Benih yang berdaya tumbuh 95 % cukup dua butir per lubang.
Untuk jarak tanam 20 x 10 cm diperlukan 30 kg benih/ha.
Benih yang berdaya tumbuh kurang dari 95 persen sebaiknya lebih dari dua butir per lubang atau 35 kg benih/ha.
Kelembaban tanah selama perkecambahan dipertahankan pada RH tanah mendekati kapasitas lapang.
2. Pengolahan Tanah
• Pengolahan tanah untuk tanaman gandum hampir sama dengan pengolahan tanah untuk padi gogo dan palawija lainnya (jagung, sorgum, kedele), yaitu antara lain agar tanah mempunyai aerasi yang baik.
• Jika tanah itu sebelumnya bera, pengolahan tanah dilakukan dua kali.
• Pencangkulan/pembajakan pertama yaitu untuk menggemburkan tanah dan membasmi gulma.
• Pengolahan kedua dilakukan seminggu kemudian, untuk lebih menggemburkan tanah, meratakan dan memberantas gulma yang tumbuh kemudian.
• Di samping itu dapat sekaligus membenamkan pupuk organik bagi tanah yang memerlukannya.
• Biarkan tanah garapan selama 7 - 10 hari, untuk memberikan kesempatan agar bahan organik yang dibenamkan mulai melapuk.
• Jika tidak turun hujan, perlu ada suplai air untuk mempermudah benih berkecambah.
• Jika sebelumnya ada tanaman lain, maka dapat dipertimbangkan pengolahan tanah secara minim (minimum tillage).
• Jarak tanam bermacam-macam, ukurannya tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan varietas (varietas yang kanopinya lebar, memerlukan jarak tanam lebih besar daripada yang kanopinya lebih kecil).
• Jarak tanam pada tanah yang subur bisa lebih dipersempit, demikian pula jarak tanam pada musim kemarau lebih sempit dari pada musim hujan.
• Ukurannya 20 x 10 cm, 25 x 10 cm, 25 x 5 cm atau 30 x 10 cm.
• Jarak tanam sedang diteliti : jarak tanam larikan, dengan jarak antar larikan 30 cm.
3. Pemupukan
• Pemberian pupuk dasar dan pupuk pertama dapat dilakukan sebelum tanam atau pada waktu tanam.
• Biasanya yang dipakai sebagai pupuk pertama adalah pupuk anorganik : P2O5 dan K2O dan sebagian pupuk N.
• Pemupukan N sebaiknya dilakukan dalam 2 - 3 kali.
• Pemupukan yang efektif ditentukan oleh dosis, waktu,cara dan jenis pupuk (N, P dan K dapat diberikan dalam bentuk pupuk tunggal atau pupuk majemuk).
• Cara pemupukan dibenamkan ke dalam tanah atau diaduk merata dengan tanah.
• Dosis pemupukan ditentukan oleh jumlah hara tersebut yang tersedia dalam tanah. Biasanya digunakan 20 ton pupuk organik/ha (apabila sebelumnya tidak dilakukan pemupukan pupuk organik untuk penanaman sayuran gunung), 120 kg N/ha, 45-90 kg/ha, P2O5 dan 30-60 kg K2O /ha.
• Pemupukan P dan K diberikan pada larikan di antara barisan benih atau dalam lubang di samping kiri dan kanan benih.
• Sepertiga bagian N diberikan bersama dengan P dan K (dalam bentuk pupuk majemuk NPK), pada waktu tanam di mana kecambah muncul di atas tanah 4-5 hari setelah tanam.
• N yang dipergunakan saat ini adalah untuk merangsang perakaran dan pertumbuhan vegetatif. Sepertiga bagian lagi N diberikan pada saat bertunas, sekitar 25-30 hari setelah tanam, untuk merangsang pertunasan yang dapat menjadi tunas produktif.
• Dengan pengaturan jarak tanam, jumlah tunas per rumpun diusahakan jangan terlalu banyak, sekira 10-20 tunas produktif.
• Sepertiga bagian dosis N sisanya diberikan ketika tanaman membentuk primordia bunga, untuk mendorong pembentukan malai, butir gandum dan peningkatan kadar protein gandum yang dapat membentuk gluten (diperlukan untuk membuat roti yangbaik).
• Pemupukan N susulan diberikan dengan cara digarit dalam larikan atau pada lubang di antara tanaman.
4. Penyiangan
• Gulma merupakan masalah yang penting bagi tanaman gandum dan tanaman mesofit lainnya, bersaing dengan tanaman gandum dalam hal penyerapan air, cahaya dan unsur hara, dapat juga merupakan tumbuh-tumbuhan inang bagi berkembangnya hama dan penyakit.
• Jenis gulma yang banyak terdapat di pertanaman gandum di Lembang dan Pacet (Pangalengan) : Oxalis coinculata, Centela asiatica, Imperata cylindrica, Mimosa invisa, Paspalum notatum, Sida rhombifolia, Ricinus communis, Ageratum conyzoides, Euphorbia esula, Agropyron repens, Amaranthus retroflexus, dan Polygonum convolvulus.
• Gulma jenis berdaun lebar dapat diberantas dengan herbisida 2,4 D dan MEPA, jenis berdaun sempit dengan Dalapon, Diallate dan Barban.
• Pemberantasan secara kultur teknik dapat dilakukan dengan sistem tanaman sela, menanam jenis leguminosa di antara barisan tanaman gandum.
• Penyiangan dapat dilakukan 2-3 kali tergantung banyaknya populasi gulma.
• Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman gandum berumur satu bulan. Pada saat ini, perakaran gandum sudak cukup kuat apabila terjadi kerusakan akar pada saat penyiangan dan populasi gulma sudah cukup tinggi.
• Penyiangan kedua dilakukan sekira tiga minggu kemudian, penyiangan selanjutnya tergantung banyaknya dan tingginya populasi gulma.
• Sampai sekarang, petani penghasil tanaman pangan di Indonesia, masih belum menggunakan herbisida untuk memberantas gulma, umumnya penyiangan dilakukan dengan tangan saja (handweeding).
5. Perlindungan Hama/penyakit
• Pencegahan hama dan penyakit di lapangan paling baikdengan menanam varietas gandum yang mempunyaiketahanan (resistensi) horizontal, jika terjadi seranganhama atau penyakit.
• Penyemprotan dengan insektisida/fungisida merupakancara yang paling praktis. Insektisida dapat bersifat racunperut, kontak, sistemik dan fumigan (gas).
• Racun perut efektif untuk membe-rantas serangga atauulat pemakan organ tanaman di bagian atas, misalnyaulat batang, ulat daun dan walangsangit.
• Contoh insektisida tersebut ialah Phosvel danAgrothion.
• Pestisida kontak sangat baik untuk serangga yangkurang lincah, misalnya tungau, kepik hijau, kumbang,kutu daun dan batang. Contoh insektisidanya yaituSevin, Meptox dan lainnya.
• Pestisida sistemik adalah racun yang dapat masuk kedalam jaringan tanaman. sangat baik untuk seranggapengisap cairan tanaman, misalnya hama penggerek,wereng, kepinding tanah.
• Contohnya antara lain Diazinon, Phosphamidon,Fenitrothion, Gama BHC 6G, Agrocida, Sandoz 5G, Sevidal 8-8G.
• Konsentrasi yang berupa cairan dosis umum adalah 2cc/L, dengan pemakaian cairan tidak lebih dari 1000L/ha dalam sekali pemakaian, sedangkan yang berupagranula tidak melebibi 50 kg/ha.
• Fumigan misalnya Nogos meracuni pernafasanserangga.
• Pemberantasan hama dan penyakit dengan cara kulturteknis sering dilakukan petani secara tidak sengaja, yaitudengan mengolah tanah, sistem rotasi tanaman danpenyiangan gulma, serta menanam varietas yang tahanterhadap hama dan penyakit utama.
• Pemakaian pestisida yang efektif harus memperhatikanharga pestisida yang relatif mahal dan kondisi cuacapada waktu pemakaian.
• Fungisida yang banyak digunakan yaitu Dithane M45. Bakterisida belum banyak dikenal oleh petani diIndonesia.
• Pencegahan hama dan penyakit dilakukan denganpenyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekalidengan pemakaian yang bergiliran.
• Untuk mencegah serangan nematoda yang terdapatdalam tanah (terutama pada waktu musim hujan),terlebih dahulu tanah diberi perlakuan dengan Furadan3G, dengan dosis 25-30 kg/ha.
• Pada tanah yang populasinya tinggi pemberian Furadandapat diberikan 2-3 kali selama masa pertumbuhangandum, yaitu pada waktu tanam, masa bertunas danmasa reproduktif.
• Cara pemberiannya dengan disebar di atas permukaantanah atau dicampur bersama pupuk.
6. Suplai Air
• Air diperlukan dari sejak fase perkecambahan sampaifase matang susu, dengan jumlah dan distribusi yangmerata.
• Pada fase masak kuning sampai panen, tidak diperlukantambahan air, bahkan cuaca cerah dan panas dapamempercepat pematangan.
• Kebutuhan air nyata (actual water requirement) untukgandum berada di atas kebutuhan untuk jagung dansorgum, tetapi di bawah kebutuhan untuk padi.
• Menurut hasil percobaan selama tiga tahun di AkronColorado (Bear, 1959), kebutuhan air nyata untukjagung, 0,2576 m3 untuk setiap produksi bahan kering.
• Apabila ini dijadikan standar, maka kebutuhan untukgandum 140 persen, padi 190 persen dan sorgum 90persen.
• Kebutuhan air bagi tanaman adalah petunjuk untukmenentukan jumlah air yang diperlukan selamapertumbuhan, yaitu untuk pembentukan jaringantanaman selama fase vegetatif, transpirasi dan evaporasi.
• Jumlah air yang diperlukan oleh tanaman yang sebenar-nya (nyata) diketahui dari hasil percobaan.
• Jumlah air yang diperlukan tanaman dengan perkiraan/perhitungan dari teori dan data yang ada bervariasitergantung jenis tanaman, tanah dan iklim.
• Menurut Schlehuber dan Tucker (1967), percobaan diKansas menyatakan bahwa kebutuhan air relatif untukgandum sekitar 330-392 mm, barley 333-366 mm,jagung 602-691 mm, alfalfa 732-927 mm dan padi 700-900 mm.
• Ternyata gandum dan barley merupakan tanaman yangpaling sedikit memerlukan air secara relatif.
7. Panen
• Apabila 80 % dari rumpun telah bermalai, jerami,batang dan daun mengering dan menguning.
• Jika 20 % dari bagian malai telah matang penuh, dimana butir gandum telah cukup keras apabila dipijittangan, maka gandum sudah waktunya untuk dipanen.
• Saat panen sangat ditentukan oleh tingkat pematangandan cuaca. Gandum yang terlalu matang cenderunguntuk rebah dan rontok.
• Curah hujan, kelembaban dan suhu udara terlalu dinginatau panas sering menghambat dan menurunkan hasilpanen.
• Tingkat pematangan menentukan hasil gandum.
• Dalam periode 14 tahun, di Nebraska menurutSchlehuber dan Tucker (1967) : gandum yang dipanenpada kadar air 50,1 % (matang susu) hasilnya sekitar976,5 kg/ha, pada kadar air 43,1 % (matang kuning)1242 kg/ha dan pada kadar air 25,2 % (matang penuh)sebanyak 1381,5 kg/ha, dengan kadar protein gandummasing-masing 12,4 %, 12,8 % dan 13,1 %.
• Panen gandum yang ditangguhkan melebihi dari satuminggu akan menurunkan bobot butir gandum. Untukmenguji tingkat kekeringan malai, di lapangandilakukan dengan jari tangan. Apabila butir-butirgandum lepas ketika digosok dengan tangan dan porosmalainya mudah patah, maka kadar air gandum cukupuntuk dipanen.
• Komponen produksi gandum sama dengan padi yaitujumlah malai per satuan luas tanah, jumlah butir isi permalai dan bobot rata-rata butir gandum.
• Panen di Amerika dan negara lainnya dilakukan denganmempergunakan mesin ”combine", di Indonesia padaumumnya dilakukan dengan ani-ani atau sabit.
• Batang gandum dipotong sekira 30 cm dari ujung malai,agar malai gandum mudah diikat dan dirontokkandengan diirik, atau diinjak-injak dengan kaki, ataudipukulkan pada kisi-kisi kawat.
• Malai gandum yang baru dipanen, perlu dikeringkandahulu, dijemur di bawah panas matahari sampai malaimudah dirontokkan (dijemur 1-2 hari berturut-turut).
• Butir gandum yang telah dirontokkan perlu dikeringkanlagi, sampai kadar air paling besar 14 %, tergantung darikeperluannya.
• Gandum yang disimpan di tempat lembab dan dalamruangan yang panas, kwalitasnya akan cepat menurun.
8. Perlakuan pascapanen
• Butir gandum yang digiling di pabrik harus memenuhipengujian mutu gandum yang meliputi beberapakarateristik.
• Pengujian-pengujian :
• Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
(1) uji berat merupakan pengukuran berat per unitvolume butir gandum. Hasil uji berat yang rendahmenyebabkan kualitas butir dan tepung yang rendah,syarat minimum adalah 73 kg per hektoliter.
(2) Uji kotoran, yaitu pemisahan butir-butir gandum daribenda-benda asing, biji gandum yang berkerut danyang pecah (broken wheatng pecah (broken wheat). Benda tersebut terbawasewaktu proses panen, perontokkan danpenyimpanan. Syarat maksimum adalah 0,1-0,5 %
(3) Uji kadar air butir gandum syarat maksimum 12,5%, baik untuk gandum keras maupun gandum lunak.Gandum yang disimpan pada kadar air yang tinggi akancepat berkecambah dan mudah terserang jamur,menyebabkan naiknya kadar maltose dalam bijigandum, yang menjadikan rendahnya tepung.
Kadar maltose yang terlalu tinggi (lebih dari satupersen) akan menyebabkan sifat gluten yanglembek.
Sebaliknya kadar air yang terlalu rendah memberikankerusakan fisik butir gandum yang tinggi padawaktu digiling sehingga mengurangi berat.
(4) Uji kemurnian butir dari campuran tanaman lainminimal 99,6 %.
(5) Uji (bobot) dari 1000 butir. Dikehendaki bobot 1000butir sekitar 28-40 gram.
(6) Uji keseragaman ukuran dan bentuk biji gandum.
(7) Uji kadar serat dan kadar abu. Persyaratannya adalahserat 2-2,7 %, dan abu 1,4-2 %.
(8) Uji Rendemen tepung sekira 85 %.
(9) Uji kadar protein butir gandum syaratnya adalah 6-20 %.
(10) Menghasilkan tepung dengan daya isap terhadap air52-60 %, merupakan karateristik yang sangatpenting bagi para konsumen tepung terigu.
• Penyakit dan hama gudang yang menyerang padaumumnya adalah cendawan dan insekta.
• Serangan cendawan selama pertumbuhan di lapangan(Alternaria, Fusarium dan Helminthosporium) yangberasal atau terbawa biji, tidak akan terbawa digudang penyimpanan yang suhu udaranya sangatrendah.
• Faktor suhu udara, kelembaban dan lamanyapenyimpanan sangat menentukan serangan cendawandi gudang.
• Kadar air gandum 13 % (maksimal) menentukanberapa lama gandum tahan disimpan dengan aman,karena semakin lama gandum disimpan kadar airnyaakan bertambah.
• Pada suhu 5 – 10 °C pertumbuhan cendawan sangatlambat, sedangkan pada suhu 26,7 - 32,2 °Cpertumbuhannya sangat cepat.
• Gandum yang disimpan hanya beberapa minggusebelum digiling dapat disimpan pada kadar air yangagak tinggi (lebih dari 13 %), dengan suhupenyimpanan yang agak tinggi pula daripada suhupenyimpanan untuk berbulan-bulan lamanya.
• Serangan hama gudang pada umumnya menentukantingkat kualitas dan nilai gizi gandum yang disimpan.
Beberapa hama utama yang sangat merugikan yaitu:
• Sithopilus oryzae, S. granarium,
• Rhizopertha,
• Orizaphylus surinaemensis,
• Tenebroides mau-ritanicus,
• Tribolium confusum, T. castaneum,
• Cryptolestes pusillus C. perrugineus,
• Trogoderma granarium,
• Sitotroga cerealella.
• Udara gudang yang sejuk, biji gandum yang keringdan bebas dari tepung gandum atau biji yang rusakmerupakan kondisi yang tidak cocok untukberkembangnya hama gudang.
• Kelembaban gudang di bawah 15 % dapat menekanpenyerangan hama (kutu-kutu biji gandum).
• Pencegahan butir gandum yang disebabkan oleh hamaatau kerusakan fisik di gudang, dapat diatasi apabiladiperhitungkan pengelolaan, kebersihan danpencegahan secara kimiawi.
Daftar Pustaka
Anonimous. 1976. Potensi Daerah Produksi Gandum di Jawa (LaporanSurvai). Direktorat Bina Produksi Dirjen. Pertanian dengan Fak. PertanianUnpad.
Balasubramaniyam, P and SP Palamiappan. 2002. Principles and Practices ofAgronomy. Agrobios. Jodhpur.
Bear, F.E. 1959. Soils and Fertilizers. John Willey & Sons Inc. New York.
Briggle, L.W. 1967. Morphology of The Wheat Plant. Wheat and Wheat
Improvement. Edited by Quisenberry and L.P Reitz. American Society ofAgronomy, Inc Publisher, Ma-dison, Wisconsin USA.
Bulog dan Bogasari. 1976. Peranan Pengolahan dan Pemasaran Tepung
Terigu dalam Menunjang Pengembangan Gandum di Indonesia.
Proceeding Seminar Gandum. Dept. Pertanian Tan Pangan Jakarta.
De Geus. 1967. Fertilizer Guides for Tropical and Subtropical Farming.Centre d'Etude de L'Azote Zurich.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan Direktorat Serealia. 2004.Petunjuk Praktis Bertanam Gandum.Evans, E.F and R.L. Donahue. 1957. Exploring Agriculture. Pren-tice Hall.
Engliwood Cliffs, New Jersey.
Finney, K.F and W.T. Yamazaki. 1967. Quality of Hard, Soft and Durum
Wheats. Wheat and Wheat Improvement. Edited bv Quisenberry & L.P.
Reitz. American Society of Ag-ronomy, Inc. Publisher, Madison,Wisconsin, USA.
Gilles, K.A and L.D. Sibbit. 1974. Quality. Wheat Production and Utilization.
Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.
Haas, H.J, J.F. Power and G.A. Reichman. 1976. Effect of Crop', and
Fertilizer on Soil Nitrogen, Carbon and Water Content and on
Succeeding Wheat Yields and Quality. Agricultural Research ServiceUSDA. March 1.
Heyne, K. 1950. De Nutige Planten van Indonesia. N.V. Uit-geverrij van
Hoeve s'Gravenhage Bandung.
Inglett, G.E. 1974. Wheat in Perspective. Wheat Production and Utilization.
Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Co. Inc.
Kik M.C cit D.H Grist, 1959. Rice Longmans, Green and Co Ltd London.
Lamb, C.A. 1967. Physiology. Wheat and Wheat Improvement. Edited by
Quisenberry & L.P. Reitz. American Society of Agronomy, Inc,
Publisher, Madison, Wisconsin, U.S.A.
Miller, D.L. 1974. Industrial Uses of Wheat and Flour. Wheat Production and
Utilization Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.
Nurmala, Tati. 1974. Pengamatan Beberapa Sifat Agronomi dan 29 Varietas
Gandum (Triticum spp) ditanam di Kebun Percobaan Mar-gahayu-
Lembang (Tesis). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Nurmala, Tati. 1978. Pengujian Sembilan Varietas Gandum (Triticum spp)
pada Musim Kemarau di Tanah Andosol Lembang. Kerjasama Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran dengan Lembaga Pusat Penelitian
Pertanian (LP3) Bogor.
Nurmala, Tati. 1980. Budidaya Tanaman Gandum. PT. Karya Nusantara.
Jakarta.
Nurmala, Tati. 2006. Paket Teknologi Budidaya Gandum (Triticum spp)
Berdasarkan Agroekologis dan Pengembangannya. Makalah pada
pertemuan Evaluasi Kegiatan 2005 dan Rencana Produksi Serealia 2006.
Direktorat Serealia.
Pearson, L.C. 1966. Principle of Agronomy. Reinhold Publish-ing
Corporation, New York.
Reitz, L.P. 1967. World Distribution and Importance of Wheat. Wheat and
Wheat Improvement. Edited by Quisenberry & L.P. Reitz. Am. Soc. of
Agron, Inc. Publisher, Madison, Wisconsin U.S.A.
Rusli Hakim. 1974. Preliminary Observation on 23 Wheat Varie-ties from the
Philippines. Ministry of Agriculture, Central Res nst-for Agric. Bogor.
Satari, G. Sjamsudin dan T. Nurmala. 1976. Prospek Tanaman Gandum di
Indonesia. Penelaahan dari Aspek Agronomi. Proceeding Seminar
Gandum Dept. Pertanian Tan. Pangan Jakarta.
Schmidt, J.W. 1974. Breeding and Genetics. Wheat Production and
Utilization. Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.
Schlehuber and B.B. Tucker. 1967. Culture of Wheat. Wheat and Wheat
Improvement. Edited by Quisenberry & L.P. Reitz. American Society of
Agronomy, Inc. Publisher, Ma-dison, Wisconsin, U.S.A.
Saunders, R.M, H.G. Walker Jr, G.O. Kohler. 1974. Feed Uses of Wheat and
Its Product. Wheat Production and Util-ization. Edited by G.E. Inglett.
The AVI Publishing Com-pany, Inc.
Pendahuluan
Di Indonesia tanaman gandum hanya terbatas ditanam di dataran tinggi dan pegunungan, pada areal yang tidak begitu luas. Bercocok tanam tanaman gandum masih dilakukan dengan cara yang sederhana seperti untuk padi gogo.
Di daerah iklim sedang, gandum ditanam pada musim dingin (winter) dan musim semi (spring). Gandum yang ditanam di Indonesia adalah dari jenis gandum musim semi yang diintroduksi dari Jepang. Filipina dan Meksiko.
Gandum musim dingin umumnya termasuk golongan tanaman berhari panjang (long day plant), yang tidak mungkin dapat berproduksi di daerah tropis.
Tahapan Budidaya Gandum
1. Benih
2. Pengolahan Tanah
3. Pemupukan
4. Penyiangan
5. Perlindungan HPT
6. Suplai Air
7. Panen
8. Perlakuan Pascapanen
1. Benih GandumBenih gandum yang baik :
(1) berasal dari malai yang matang pada batang utama,
(2) mempunyai bentuk dan warna yang seragam,
(3) bebas dari hama dan penyakit, dan
(4) mempunyai bobot yang tinggi dan seragam.
• Benih gandum mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0 - 4 bulan.
• Sebelum ditebar seyogyanya benih direndam beberapa menit dalam air.
• Kotoran atau biji yang telah rusak, karena beratnya lebih ringan akan terapung. Benih yang telah bersih itu kemudian diuji daya tumbuhnya.
Syarat benih gandum bersertifikat :
(1) kemurnian benih mini-mal 98 %,
(2) campuran benih varietas lain maksimal 0,2 %,
(3) biji gulma maksimal 0,1 %,
(4) kotoran maksimal 2 %,
(5) daya tumbuh minimal 80 %
(6) kadar air mak-simal 13 %
Sebelum benih ditanam, sebaiknya diberi perlakuan benih terlebih dahulu, untuk mencegah kerusakan dan serangan hama-penyakit, baik yang berasal dari dalam tanah atau dari benih itu sendiri.
Fungisida yang dapat digunakan antara lain Ceresan.
Banyaknya benih per lubang tergantung dari daya tumbuh benih. Benih yang berdaya tumbuh 95 % cukup dua butir per lubang.
Untuk jarak tanam 20 x 10 cm diperlukan 30 kg benih/ha.
Benih yang berdaya tumbuh kurang dari 95 persen sebaiknya lebih dari dua butir per lubang atau 35 kg benih/ha.
Kelembaban tanah selama perkecambahan dipertahankan pada RH tanah mendekati kapasitas lapang.
2. Pengolahan Tanah
• Pengolahan tanah untuk tanaman gandum hampir sama dengan pengolahan tanah untuk padi gogo dan palawija lainnya (jagung, sorgum, kedele), yaitu antara lain agar tanah mempunyai aerasi yang baik.
• Jika tanah itu sebelumnya bera, pengolahan tanah dilakukan dua kali.
• Pencangkulan/pembajakan pertama yaitu untuk menggemburkan tanah dan membasmi gulma.
• Pengolahan kedua dilakukan seminggu kemudian, untuk lebih menggemburkan tanah, meratakan dan memberantas gulma yang tumbuh kemudian.
• Di samping itu dapat sekaligus membenamkan pupuk organik bagi tanah yang memerlukannya.
• Biarkan tanah garapan selama 7 - 10 hari, untuk memberikan kesempatan agar bahan organik yang dibenamkan mulai melapuk.
• Jika tidak turun hujan, perlu ada suplai air untuk mempermudah benih berkecambah.
• Jika sebelumnya ada tanaman lain, maka dapat dipertimbangkan pengolahan tanah secara minim (minimum tillage).
• Jarak tanam bermacam-macam, ukurannya tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan varietas (varietas yang kanopinya lebar, memerlukan jarak tanam lebih besar daripada yang kanopinya lebih kecil).
• Jarak tanam pada tanah yang subur bisa lebih dipersempit, demikian pula jarak tanam pada musim kemarau lebih sempit dari pada musim hujan.
• Ukurannya 20 x 10 cm, 25 x 10 cm, 25 x 5 cm atau 30 x 10 cm.
• Jarak tanam sedang diteliti : jarak tanam larikan, dengan jarak antar larikan 30 cm.
3. Pemupukan
• Pemberian pupuk dasar dan pupuk pertama dapat dilakukan sebelum tanam atau pada waktu tanam.
• Biasanya yang dipakai sebagai pupuk pertama adalah pupuk anorganik : P2O5 dan K2O dan sebagian pupuk N.
• Pemupukan N sebaiknya dilakukan dalam 2 - 3 kali.
• Pemupukan yang efektif ditentukan oleh dosis, waktu,cara dan jenis pupuk (N, P dan K dapat diberikan dalam bentuk pupuk tunggal atau pupuk majemuk).
• Cara pemupukan dibenamkan ke dalam tanah atau diaduk merata dengan tanah.
• Dosis pemupukan ditentukan oleh jumlah hara tersebut yang tersedia dalam tanah. Biasanya digunakan 20 ton pupuk organik/ha (apabila sebelumnya tidak dilakukan pemupukan pupuk organik untuk penanaman sayuran gunung), 120 kg N/ha, 45-90 kg/ha, P2O5 dan 30-60 kg K2O /ha.
• Pemupukan P dan K diberikan pada larikan di antara barisan benih atau dalam lubang di samping kiri dan kanan benih.
• Sepertiga bagian N diberikan bersama dengan P dan K (dalam bentuk pupuk majemuk NPK), pada waktu tanam di mana kecambah muncul di atas tanah 4-5 hari setelah tanam.
• N yang dipergunakan saat ini adalah untuk merangsang perakaran dan pertumbuhan vegetatif. Sepertiga bagian lagi N diberikan pada saat bertunas, sekitar 25-30 hari setelah tanam, untuk merangsang pertunasan yang dapat menjadi tunas produktif.
• Dengan pengaturan jarak tanam, jumlah tunas per rumpun diusahakan jangan terlalu banyak, sekira 10-20 tunas produktif.
• Sepertiga bagian dosis N sisanya diberikan ketika tanaman membentuk primordia bunga, untuk mendorong pembentukan malai, butir gandum dan peningkatan kadar protein gandum yang dapat membentuk gluten (diperlukan untuk membuat roti yangbaik).
• Pemupukan N susulan diberikan dengan cara digarit dalam larikan atau pada lubang di antara tanaman.
4. Penyiangan
• Gulma merupakan masalah yang penting bagi tanaman gandum dan tanaman mesofit lainnya, bersaing dengan tanaman gandum dalam hal penyerapan air, cahaya dan unsur hara, dapat juga merupakan tumbuh-tumbuhan inang bagi berkembangnya hama dan penyakit.
• Jenis gulma yang banyak terdapat di pertanaman gandum di Lembang dan Pacet (Pangalengan) : Oxalis coinculata, Centela asiatica, Imperata cylindrica, Mimosa invisa, Paspalum notatum, Sida rhombifolia, Ricinus communis, Ageratum conyzoides, Euphorbia esula, Agropyron repens, Amaranthus retroflexus, dan Polygonum convolvulus.
• Gulma jenis berdaun lebar dapat diberantas dengan herbisida 2,4 D dan MEPA, jenis berdaun sempit dengan Dalapon, Diallate dan Barban.
• Pemberantasan secara kultur teknik dapat dilakukan dengan sistem tanaman sela, menanam jenis leguminosa di antara barisan tanaman gandum.
• Penyiangan dapat dilakukan 2-3 kali tergantung banyaknya populasi gulma.
• Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman gandum berumur satu bulan. Pada saat ini, perakaran gandum sudak cukup kuat apabila terjadi kerusakan akar pada saat penyiangan dan populasi gulma sudah cukup tinggi.
• Penyiangan kedua dilakukan sekira tiga minggu kemudian, penyiangan selanjutnya tergantung banyaknya dan tingginya populasi gulma.
• Sampai sekarang, petani penghasil tanaman pangan di Indonesia, masih belum menggunakan herbisida untuk memberantas gulma, umumnya penyiangan dilakukan dengan tangan saja (handweeding).
5. Perlindungan Hama/penyakit
• Pencegahan hama dan penyakit di lapangan paling baikdengan menanam varietas gandum yang mempunyaiketahanan (resistensi) horizontal, jika terjadi seranganhama atau penyakit.
• Penyemprotan dengan insektisida/fungisida merupakancara yang paling praktis. Insektisida dapat bersifat racunperut, kontak, sistemik dan fumigan (gas).
• Racun perut efektif untuk membe-rantas serangga atauulat pemakan organ tanaman di bagian atas, misalnyaulat batang, ulat daun dan walangsangit.
• Contoh insektisida tersebut ialah Phosvel danAgrothion.
• Pestisida kontak sangat baik untuk serangga yangkurang lincah, misalnya tungau, kepik hijau, kumbang,kutu daun dan batang. Contoh insektisidanya yaituSevin, Meptox dan lainnya.
• Pestisida sistemik adalah racun yang dapat masuk kedalam jaringan tanaman. sangat baik untuk seranggapengisap cairan tanaman, misalnya hama penggerek,wereng, kepinding tanah.
• Contohnya antara lain Diazinon, Phosphamidon,Fenitrothion, Gama BHC 6G, Agrocida, Sandoz 5G, Sevidal 8-8G.
• Konsentrasi yang berupa cairan dosis umum adalah 2cc/L, dengan pemakaian cairan tidak lebih dari 1000L/ha dalam sekali pemakaian, sedangkan yang berupagranula tidak melebibi 50 kg/ha.
• Fumigan misalnya Nogos meracuni pernafasanserangga.
• Pemberantasan hama dan penyakit dengan cara kulturteknis sering dilakukan petani secara tidak sengaja, yaitudengan mengolah tanah, sistem rotasi tanaman danpenyiangan gulma, serta menanam varietas yang tahanterhadap hama dan penyakit utama.
• Pemakaian pestisida yang efektif harus memperhatikanharga pestisida yang relatif mahal dan kondisi cuacapada waktu pemakaian.
• Fungisida yang banyak digunakan yaitu Dithane M45. Bakterisida belum banyak dikenal oleh petani diIndonesia.
• Pencegahan hama dan penyakit dilakukan denganpenyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekalidengan pemakaian yang bergiliran.
• Untuk mencegah serangan nematoda yang terdapatdalam tanah (terutama pada waktu musim hujan),terlebih dahulu tanah diberi perlakuan dengan Furadan3G, dengan dosis 25-30 kg/ha.
• Pada tanah yang populasinya tinggi pemberian Furadandapat diberikan 2-3 kali selama masa pertumbuhangandum, yaitu pada waktu tanam, masa bertunas danmasa reproduktif.
• Cara pemberiannya dengan disebar di atas permukaantanah atau dicampur bersama pupuk.
6. Suplai Air
• Air diperlukan dari sejak fase perkecambahan sampaifase matang susu, dengan jumlah dan distribusi yangmerata.
• Pada fase masak kuning sampai panen, tidak diperlukantambahan air, bahkan cuaca cerah dan panas dapamempercepat pematangan.
• Kebutuhan air nyata (actual water requirement) untukgandum berada di atas kebutuhan untuk jagung dansorgum, tetapi di bawah kebutuhan untuk padi.
• Menurut hasil percobaan selama tiga tahun di AkronColorado (Bear, 1959), kebutuhan air nyata untukjagung, 0,2576 m3 untuk setiap produksi bahan kering.
• Apabila ini dijadikan standar, maka kebutuhan untukgandum 140 persen, padi 190 persen dan sorgum 90persen.
• Kebutuhan air bagi tanaman adalah petunjuk untukmenentukan jumlah air yang diperlukan selamapertumbuhan, yaitu untuk pembentukan jaringantanaman selama fase vegetatif, transpirasi dan evaporasi.
• Jumlah air yang diperlukan oleh tanaman yang sebenar-nya (nyata) diketahui dari hasil percobaan.
• Jumlah air yang diperlukan tanaman dengan perkiraan/perhitungan dari teori dan data yang ada bervariasitergantung jenis tanaman, tanah dan iklim.
• Menurut Schlehuber dan Tucker (1967), percobaan diKansas menyatakan bahwa kebutuhan air relatif untukgandum sekitar 330-392 mm, barley 333-366 mm,jagung 602-691 mm, alfalfa 732-927 mm dan padi 700-900 mm.
• Ternyata gandum dan barley merupakan tanaman yangpaling sedikit memerlukan air secara relatif.
7. Panen
• Apabila 80 % dari rumpun telah bermalai, jerami,batang dan daun mengering dan menguning.
• Jika 20 % dari bagian malai telah matang penuh, dimana butir gandum telah cukup keras apabila dipijittangan, maka gandum sudah waktunya untuk dipanen.
• Saat panen sangat ditentukan oleh tingkat pematangandan cuaca. Gandum yang terlalu matang cenderunguntuk rebah dan rontok.
• Curah hujan, kelembaban dan suhu udara terlalu dinginatau panas sering menghambat dan menurunkan hasilpanen.
• Tingkat pematangan menentukan hasil gandum.
• Dalam periode 14 tahun, di Nebraska menurutSchlehuber dan Tucker (1967) : gandum yang dipanenpada kadar air 50,1 % (matang susu) hasilnya sekitar976,5 kg/ha, pada kadar air 43,1 % (matang kuning)1242 kg/ha dan pada kadar air 25,2 % (matang penuh)sebanyak 1381,5 kg/ha, dengan kadar protein gandummasing-masing 12,4 %, 12,8 % dan 13,1 %.
• Panen gandum yang ditangguhkan melebihi dari satuminggu akan menurunkan bobot butir gandum. Untukmenguji tingkat kekeringan malai, di lapangandilakukan dengan jari tangan. Apabila butir-butirgandum lepas ketika digosok dengan tangan dan porosmalainya mudah patah, maka kadar air gandum cukupuntuk dipanen.
• Komponen produksi gandum sama dengan padi yaitujumlah malai per satuan luas tanah, jumlah butir isi permalai dan bobot rata-rata butir gandum.
• Panen di Amerika dan negara lainnya dilakukan denganmempergunakan mesin ”combine", di Indonesia padaumumnya dilakukan dengan ani-ani atau sabit.
• Batang gandum dipotong sekira 30 cm dari ujung malai,agar malai gandum mudah diikat dan dirontokkandengan diirik, atau diinjak-injak dengan kaki, ataudipukulkan pada kisi-kisi kawat.
• Malai gandum yang baru dipanen, perlu dikeringkandahulu, dijemur di bawah panas matahari sampai malaimudah dirontokkan (dijemur 1-2 hari berturut-turut).
• Butir gandum yang telah dirontokkan perlu dikeringkanlagi, sampai kadar air paling besar 14 %, tergantung darikeperluannya.
• Gandum yang disimpan di tempat lembab dan dalamruangan yang panas, kwalitasnya akan cepat menurun.
8. Perlakuan pascapanen
• Butir gandum yang digiling di pabrik harus memenuhipengujian mutu gandum yang meliputi beberapakarateristik.
• Pengujian-pengujian :
• Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
(1) uji berat merupakan pengukuran berat per unitvolume butir gandum. Hasil uji berat yang rendahmenyebabkan kualitas butir dan tepung yang rendah,syarat minimum adalah 73 kg per hektoliter.
(2) Uji kotoran, yaitu pemisahan butir-butir gandum daribenda-benda asing, biji gandum yang berkerut danyang pecah (broken wheatng pecah (broken wheat). Benda tersebut terbawasewaktu proses panen, perontokkan danpenyimpanan. Syarat maksimum adalah 0,1-0,5 %
(3) Uji kadar air butir gandum syarat maksimum 12,5%, baik untuk gandum keras maupun gandum lunak.Gandum yang disimpan pada kadar air yang tinggi akancepat berkecambah dan mudah terserang jamur,menyebabkan naiknya kadar maltose dalam bijigandum, yang menjadikan rendahnya tepung.
Kadar maltose yang terlalu tinggi (lebih dari satupersen) akan menyebabkan sifat gluten yanglembek.
Sebaliknya kadar air yang terlalu rendah memberikankerusakan fisik butir gandum yang tinggi padawaktu digiling sehingga mengurangi berat.
(4) Uji kemurnian butir dari campuran tanaman lainminimal 99,6 %.
(5) Uji (bobot) dari 1000 butir. Dikehendaki bobot 1000butir sekitar 28-40 gram.
(6) Uji keseragaman ukuran dan bentuk biji gandum.
(7) Uji kadar serat dan kadar abu. Persyaratannya adalahserat 2-2,7 %, dan abu 1,4-2 %.
(8) Uji Rendemen tepung sekira 85 %.
(9) Uji kadar protein butir gandum syaratnya adalah 6-20 %.
(10) Menghasilkan tepung dengan daya isap terhadap air52-60 %, merupakan karateristik yang sangatpenting bagi para konsumen tepung terigu.
• Penyakit dan hama gudang yang menyerang padaumumnya adalah cendawan dan insekta.
• Serangan cendawan selama pertumbuhan di lapangan(Alternaria, Fusarium dan Helminthosporium) yangberasal atau terbawa biji, tidak akan terbawa digudang penyimpanan yang suhu udaranya sangatrendah.
• Faktor suhu udara, kelembaban dan lamanyapenyimpanan sangat menentukan serangan cendawandi gudang.
• Kadar air gandum 13 % (maksimal) menentukanberapa lama gandum tahan disimpan dengan aman,karena semakin lama gandum disimpan kadar airnyaakan bertambah.
• Pada suhu 5 – 10 °C pertumbuhan cendawan sangatlambat, sedangkan pada suhu 26,7 - 32,2 °Cpertumbuhannya sangat cepat.
• Gandum yang disimpan hanya beberapa minggusebelum digiling dapat disimpan pada kadar air yangagak tinggi (lebih dari 13 %), dengan suhupenyimpanan yang agak tinggi pula daripada suhupenyimpanan untuk berbulan-bulan lamanya.
• Serangan hama gudang pada umumnya menentukantingkat kualitas dan nilai gizi gandum yang disimpan.
Beberapa hama utama yang sangat merugikan yaitu:
• Sithopilus oryzae, S. granarium,
• Rhizopertha,
• Orizaphylus surinaemensis,
• Tenebroides mau-ritanicus,
• Tribolium confusum, T. castaneum,
• Cryptolestes pusillus C. perrugineus,
• Trogoderma granarium,
• Sitotroga cerealella.
• Udara gudang yang sejuk, biji gandum yang keringdan bebas dari tepung gandum atau biji yang rusakmerupakan kondisi yang tidak cocok untukberkembangnya hama gudang.
• Kelembaban gudang di bawah 15 % dapat menekanpenyerangan hama (kutu-kutu biji gandum).
• Pencegahan butir gandum yang disebabkan oleh hamaatau kerusakan fisik di gudang, dapat diatasi apabiladiperhitungkan pengelolaan, kebersihan danpencegahan secara kimiawi.
Daftar Pustaka
Anonimous. 1976. Potensi Daerah Produksi Gandum di Jawa (LaporanSurvai). Direktorat Bina Produksi Dirjen. Pertanian dengan Fak. PertanianUnpad.
Balasubramaniyam, P and SP Palamiappan. 2002. Principles and Practices ofAgronomy. Agrobios. Jodhpur.
Bear, F.E. 1959. Soils and Fertilizers. John Willey & Sons Inc. New York.
Briggle, L.W. 1967. Morphology of The Wheat Plant. Wheat and Wheat
Improvement. Edited by Quisenberry and L.P Reitz. American Society ofAgronomy, Inc Publisher, Ma-dison, Wisconsin USA.
Bulog dan Bogasari. 1976. Peranan Pengolahan dan Pemasaran Tepung
Terigu dalam Menunjang Pengembangan Gandum di Indonesia.
Proceeding Seminar Gandum. Dept. Pertanian Tan Pangan Jakarta.
De Geus. 1967. Fertilizer Guides for Tropical and Subtropical Farming.Centre d'Etude de L'Azote Zurich.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan Direktorat Serealia. 2004.Petunjuk Praktis Bertanam Gandum.Evans, E.F and R.L. Donahue. 1957. Exploring Agriculture. Pren-tice Hall.
Engliwood Cliffs, New Jersey.
Finney, K.F and W.T. Yamazaki. 1967. Quality of Hard, Soft and Durum
Wheats. Wheat and Wheat Improvement. Edited bv Quisenberry & L.P.
Reitz. American Society of Ag-ronomy, Inc. Publisher, Madison,Wisconsin, USA.
Gilles, K.A and L.D. Sibbit. 1974. Quality. Wheat Production and Utilization.
Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.
Haas, H.J, J.F. Power and G.A. Reichman. 1976. Effect of Crop', and
Fertilizer on Soil Nitrogen, Carbon and Water Content and on
Succeeding Wheat Yields and Quality. Agricultural Research ServiceUSDA. March 1.
Heyne, K. 1950. De Nutige Planten van Indonesia. N.V. Uit-geverrij van
Hoeve s'Gravenhage Bandung.
Inglett, G.E. 1974. Wheat in Perspective. Wheat Production and Utilization.
Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Co. Inc.
Kik M.C cit D.H Grist, 1959. Rice Longmans, Green and Co Ltd London.
Lamb, C.A. 1967. Physiology. Wheat and Wheat Improvement. Edited by
Quisenberry & L.P. Reitz. American Society of Agronomy, Inc,
Publisher, Madison, Wisconsin, U.S.A.
Miller, D.L. 1974. Industrial Uses of Wheat and Flour. Wheat Production and
Utilization Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.
Nurmala, Tati. 1974. Pengamatan Beberapa Sifat Agronomi dan 29 Varietas
Gandum (Triticum spp) ditanam di Kebun Percobaan Mar-gahayu-
Lembang (Tesis). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Nurmala, Tati. 1978. Pengujian Sembilan Varietas Gandum (Triticum spp)
pada Musim Kemarau di Tanah Andosol Lembang. Kerjasama Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran dengan Lembaga Pusat Penelitian
Pertanian (LP3) Bogor.
Nurmala, Tati. 1980. Budidaya Tanaman Gandum. PT. Karya Nusantara.
Jakarta.
Nurmala, Tati. 2006. Paket Teknologi Budidaya Gandum (Triticum spp)
Berdasarkan Agroekologis dan Pengembangannya. Makalah pada
pertemuan Evaluasi Kegiatan 2005 dan Rencana Produksi Serealia 2006.
Direktorat Serealia.
Pearson, L.C. 1966. Principle of Agronomy. Reinhold Publish-ing
Corporation, New York.
Reitz, L.P. 1967. World Distribution and Importance of Wheat. Wheat and
Wheat Improvement. Edited by Quisenberry & L.P. Reitz. Am. Soc. of
Agron, Inc. Publisher, Madison, Wisconsin U.S.A.
Rusli Hakim. 1974. Preliminary Observation on 23 Wheat Varie-ties from the
Philippines. Ministry of Agriculture, Central Res nst-for Agric. Bogor.
Satari, G. Sjamsudin dan T. Nurmala. 1976. Prospek Tanaman Gandum di
Indonesia. Penelaahan dari Aspek Agronomi. Proceeding Seminar
Gandum Dept. Pertanian Tan. Pangan Jakarta.
Schmidt, J.W. 1974. Breeding and Genetics. Wheat Production and
Utilization. Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.
Schlehuber and B.B. Tucker. 1967. Culture of Wheat. Wheat and Wheat
Improvement. Edited by Quisenberry & L.P. Reitz. American Society of
Agronomy, Inc. Publisher, Ma-dison, Wisconsin, U.S.A.
Saunders, R.M, H.G. Walker Jr, G.O. Kohler. 1974. Feed Uses of Wheat and
Its Product. Wheat Production and Util-ization. Edited by G.E. Inglett.
The AVI Publishing Com-pany, Inc.
Cara Menanam Delima
Buah delima adalah buah yang memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal pengobatan penyakit. Sehingga buah ini juga memiliki itngkat permintaan yang cukup tinggi. Nah jika anda ingin menanm buah delima. Tak usah bingung-bingun dalam memikirkan caranya. Berikut adalah cara menanam buah delima yang baik
Cara Menanam Daun Mint
Daun mint yang memiliki nama latin Mentha cordifolia ini dapat dengan mudah untuk anda budidayakan karena tanaman ini dapat dengan mudah sekali tumbuh subur. Saat menginginkan untuk menanam tanaman ini maka anda hanya perlu melakukan stek batang dan tanaman baru pun akan anda dapatkan. Namun untuk mendapatkan tanaman yang benar- benar anda harapkan dan memiliki kualitas yang sempurna maka anda harus memperhatikan beberapa hal yang mendukung perkembangan tanaman ini. Disini saya akan membahas tentang cara menanam daun mint yang benar untuk itu dengan membaca artikel berikut ini baik – baik maka anda pun akan dapat dengan mudah membudidayakan daun mint ini di rumah anda. Berikut ulasannya :
Cara Menanam Bunga Edelweis
Biasa disebut alpinum Leontopodium, tanaman edelweiss adalah tanaman
keras herba yang tumbuh sampai 12 inci dan 6 sampai 8 inci lebar.
Berasal dari Pegunungan Alpen Swiss dan pegunungan di Eropa dan Asia
Tengah, pemeliharaan rendah, tanaman alpine hama dan penyakit-tahan
mekar dari musim semi ke pertengahan musim panas di kebun batuan dan
kontainer sama. Hal ini tumbuh subur di daerah sinar matahari penuh dan
menghasilkan bunga putih dan abu-abu daun keperakan. Edelweiss tanaman
berkembang dengan baik di US Department of zona tahan banting Pertanian 2
sampai 9 di sumur-pengeringan tanah dan ketahanan terhadap kekeringan
pada saat didirikan.
Cara Menanam Cuba (hemianthus callitrichoides)
Hemianthus callitrichoides adalah salah satu tanaman aquarium terkecil di dunia, daunnya berukuran beberapa milimeter tumbuh merambat dan bergerombol sehingga tanaman ini sangat cocok bila dijadikan tanaman bagian depan pada aquascape.
Menanam dalam ukuran kecil dengan jarak beberapa centimeter dalam waktu 3 - 6 minggu akan menutup bagian depan seperti karpet. Hemianthus callitrichoides (HC cuba) merupakan tanaman yang sangat menarik dan cocok untuk aquarium ukuran kecil.
Menanam dalam ukuran kecil dengan jarak beberapa centimeter dalam waktu 3 - 6 minggu akan menutup bagian depan seperti karpet. Hemianthus callitrichoides (HC cuba) merupakan tanaman yang sangat menarik dan cocok untuk aquarium ukuran kecil.
Cara Menanam Bawang Daun
Cara Budidaya Bawang Daun
Nama Latin: Allium fistulosum L.
Nama Inggris: Welsh onion
Famili : LILIACEAE
Pembibitan dengan Persemaian
- Benih disemaikan dalam bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang lahan. Tanah diolah sedalam 30 cm campur pupuk kandang yang telah diayak sebanyak 2 kg/m.
- Bedengan diberi atap plastik bening setinggi 100-150 cm di sisi Timur dan 60-80 cm di sisi Barat.
- Benih ditaburkan di dalam larikan melintang sedalam 1 cm dengan jarak antar larikan 10 cm.
- Tutup dengan daun pisang/karung goni basah.
- Setelah berkecambah penutup dibuka.
- Penyiraman setiap hari.
- Tanaman dipupuk dengan pupuk daun sebanyak 1/3 - 1/2 dosis anjuran dengan cara semprot (umur 1 bulan).
- Bibit berumur 2 bulan dengan ketinggian 10-15 cm siap dipindah tanamkan.
Cara Menanam Bunga Mawar
Proses penanaman dalam budidaya bunga juga merupakan hal yang penting, termasuk diantaranya bunga mawar. Dalam budidaya bunga mawar banyak hal yang harus diperhatikan dalam proses penanaman. Agar bunga mawar yang kita tanam akan tumbuh dengan sehat. Berikut adalah cara penanaman bunga mawar yang baik
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60-60 cm atau 70-70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.
Cara Menanam dan Mengolah Cincau
Tanaman cincau (Cylia barbata) merupakan tanaman yang
tumbuh merambat berdiameter kecil dan kulit batang kasar. Panjang batang
bisa sampai belasan meter, daun tanaman ini berbentuk prisai ada yang
berbulu ada yang licin tergantung jenisnya.
I. Dengan Biji
- Pilih biji-biji yang tua, ditandai dengan warna merah/ hitam. Kemudian kering anginkan biji tersebut
- Siapkan tempat pesemaian dengan nyiru/ polibag yang diisi dengan tanah yang dicampur dengan pupuk kandang
- Tanam biji pada media pesemaian
- Tempatkan pesemaian pada tempat yang teduh dan terhindar dari hama
- Pesemaian siap tanam setelah berumur 6 minggu
- Pilih stek yang agak tua (batang berwarna kecoklatan dan agak keras)
- Sisakan sedikit daun pada stek tersebut
- Rendam stek tersebut dalam tempat yang berisi air kurang lebih 1 minggu sehingga keluar rambut-rambut akar pada buku batang
- Pindahkan stek dalam polybag dengan hati-hati agar rambut tidak putus
- Jaga kelembabat polybag sampai beberapa hari
- Stek siap dipindah kelapangan setelah tumbuh daun-daun baru
- Siapkan beberapa polybag yang berisi tanah yang subur (tanah + pupuk kandang)
- Pilih beberapa cabang yang tua
- Tanam cabang yang ada buku-bukunya pada polybag tersebut
- Ulangi pada ruas cabang yang lain dengan menggunakan polybag berikutnya sehingga satu batang bisa mendapatkan 4-5 bibit
- Setelah 1-2 bulan potong bibit tersebut dan siap ditanam dilahan
- Sediakan lubang tanam yang berisi tanah dan campuran pupuk kandang
- Siapkan tiang panjatan, bisa dari bambu atau pagar
- Tiang panjatan bisa juga dari tanaman hidup yang tidak rajin berbuah
- Tiang panjatan juga bisa dibuat dari ijuk yang digantung dibambu yang dibikin kerekan sehingga ketika panen bisa diturunkan dengan mudah dan dinaikkan kembali setelah panen
- Yang terpenting dalam pemeliharaan adalah melakukan penyiraman saat kering karena cincau akan menghasilkan daun-daun yang kecil jika kekurangan air
- Pada batang yang tua dan mengering perlu dilakukan pemangkasan supaya dapat tumbuh tunas-tunas yang baru.
Cincau hijau memiliki beberapa khasiat. Tanaman yang bernama latin Cyclea barbata telah diteliti mengandung karbohidrat, polifenol, saponin, flavonoida dan lemak. Kalsium, fosfor, vitamin A dan B juga ditemukan dalam daun cincau hijau. Beberapa khasiat daun cincau hijau adalah untuk menghilangkan panas perut, menurunkan tekanan darah tinggi, disentri dan sariawan.
Cara membuat cincau dari daun cincau:
Cara membuat cincau dari daun cincau:
- Alat dan Bahan:
- 20 lembar daun cincau hijau
- 600 ml air (sekitar 3 gelas)
- saringan
- 2 wadah yang cukup untuk menampung 600 ml air
- Cuci bersih daun cincau hijau
- Masukkan 300 ml air ke dalam wadah pertama
- Masukkan daun 10 lembar, remas-remas di dalam air sampai daun layu dan beserpih. Air akan berubah warna menjadi hijau tua dan sedikit kental
- Masukkan sisa air dan10 lembar sisa daun lalu remas-remas kembali
- Segera saring dengan saringan ke wadah kedua
- Biarkan selama 3 jam, atau masukkan ke dalam kulkas.
Cincau hijau bisa dijadikan topping untuk jus maupun dikonsumsi dengan menambahkan susu kental manis, santan, dan gula merah.
Cara Menanam Cengkeh
Cara budidaya tanaman cenggkeh dengan bibit unggul akan menghasilkan cengkeh 100 kg per pohon, tentunya dengan dibarengi dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik. Bahkan pohon cengkeh dengan bibit yang berkualitas dan perawatan yang baik selain memberikan hasil yang maksimal juga dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun dan tetap produktif. Seperti cengkeh AFO yang ada di ternate, misalnya, walaupun usianya lebih dari 350 tahun tapi pohon yang satu ini masih tetap produktif berbunga.
Untuk mengetahui cara budidaya tanaman cengkeh ada beberapa langkah yang harus diperhatikan agar pada waktu cara menanam cengkeh, kita dapat mengetahui batasan-batasan yang akan memperngaruhi perkembangan tanaman.
Kondisi Tanah
Cengkeh menghendaki tanah yang berstruktur baik, yakni gembur, tidak berpadas, berlapisan tanah liat dan tanah berpasir (tanah vulkanis muda), tanah-tanah tersebut kurang cocok untuk tanaman cengkeh, karena terlalu mudah kehilangan air.
Untuk pemeliharaaan tanah sebaiknya dilakukan pencangkulan agar tanah tidak mengeras, pencangkulan dilakukan dua kali dalam setahun. Dan perlakuan intensif pada tanaman cengkeh ini sebaiknya dilakukan sejak mulai dari persemaian hingga dewasa.
Iklim
Sifat iklim sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya cengkeh ini. Tanaman cengkeh tidak tahan dengan kekeringan, karena kekeringan pada pohon cengkeh dapat mengakibatkan kematian (pada pohon muda 1 - 2 tahun), mati ranting (pada pohon dewasa), kurang produktif (pohon yang sudah tua).
Tanaman cengkeh menghendaki curah hujan antara 2.000 – 3.500 mm, tetapi yang merata sepanjang tahun. Namun walaupun banyak banyak membutuhkan aiar, apabila curah hujan yang terlalu tinggi yaitu di atas 4.000 mm dan mengakibatkan becek yang berlebihan akan mengakibatkan kematian.
Karena hujan yang terus menerus akan mengakibatkan kerusakan pada bunga muda dan dapat menstimulir pertumbuhan lumut-lumut pada cabang dan ranting yang bisa mnyebabkan putusnya ranting dan cabang tersebut.
Tanaman cengkeh sangat cocok dengan temperature yang hangat dan tidak terlalu lembap, karena itu, jarak tanam pada pohon cengkeh ini harus cukup luas, antara 8 x 8 meter. Supaya sirkulasi udara sekitar pohon baik. Tanaman cengkeh pun sangat membutuhkan sinar matahari yang cukup, terutama pada masa pembungaan.
Teknik memproduksi biji untuk pembibitan
Untuk memperoleh pohon cengkeh yang produktif dan berkualitas, maka para petani harus bisa memproduksi biji yang berkualitas untuk keperluan pembibitan. Syarat-syarat pohon induk yang layakuntuk diambil bijinya :
- Pohonnya sehat
- Percabangannya mulai dari bawah dan rapat
- Daunnya rimbun dan tidak pernah sakit
- Umurnya 10 tahun ke atas
- Sedapat mungkin yang berbunga terus menerus
Pohon-pohon yang akan diambil bijinya harus dirawat secara khusus dan diistimewakan, antara lain dengan cara diberi pupuk yang banyak. Dosis pupuknya harus lebih banyak daripada pohon cengkeh yang tidak dibijikan. Tanah di sekitar pohon yang akan diambil bijinya harus digemburkan dan bila perlu ditambah dengan pupuk kandang.
Pohon-pohon cengkeh yang telah terpilih untuk diambil bijinya guna proses pembenihan atau pembibitan, sebaiknya sebagian bunganya tidak dipetik dan ditinggalkan 5 – 10% tiap pohon.
Biji-bijinya yang kualitasnya baik biasanya terletak pada bagian pucuk, karena bijinya lebih besar dan hampir tidak ada yang kosong.
Biji-biji yang dipetik adalah biji yang telah berwarna hitam ungu dan sebagian ada yang gugur. Biji ini masak kira-kira bulan Oktober/November. Jadi kira-kira 4 – 5 bulan setelah panen, atau 9 – 10 bulan dari bakal bunga.
Setelah itu, setelah semua biji yang masak terkumpul, baru dikupas kulitnya. Pengupasan dilakukan secara hati-hati agar tidak luka. Setelah dikupas baru dicuci dengan air bersih, kemudian disortir untuk memisahkan biji yang kurang baik seperti diasntaranya; biji yang terlalu kecil, terdapat bercak hitam, kotilnya tinggal satu, atau satu buah cengkeh tapi berisi dua biji.
Setelah disortir dan dipilih, biji-biji cengkeh lalu direndam dalam air bersih. Jika biji-biji cengkeh berkualitas baik, maka tiap kilogram berisi 800 – 900 bbiji. Terakhir, pohon cengkeh yang diambil bijinya untuk keperluan pembenihan dan pembibitan biasanya kondisinya menurun, untuk itu, pemupukan sehabis pemetikan bunga atau biji sangat diperlukan. Lebih baik lagi jika ditambah dengan pupuk daun seperti Wuxal dan Bayfolan, sehingga pohon cengkeh yang diambil bijinya cepat pulih kembali.
Persemaian dan pembibitan
Proses budidaya cengkeh biasanya dimulai dari kerja pembibitan dan persemaian. Agar bisa memperoleh dan menghasilkan pohon cengkeh yang produktif dan berkualitas, maka kerja pembibitan dan persemaian harus dilakukan secara baik, cermat dan teliti.
Dalam memilih tempat persemaian, ada beberapa factor yang diperhatikan :
Tanah harus subur dan mudah diairi (terutama pada musim kemarau)
Tempat persemaian harus terlindung dari angin kencang
Tempat strategis (misalnya mudah mengangkut benih dan dekat dengan areal tanam)
Tahap-tahap kerja yang harus dilakukan dalam persemaian :
- Membuatpatok atau tanda pada tanah yang akan dicangkul. Lebarnya maksimal175 cm dan panjangnya maksimal 5 meter, atau ditentukan secara kondisional dengan cara melihat lahan atau medan.
- Di antara bedengan persemaian diberi parit air kira-kira 50 cm.
- Pencangkulan tanah yang akan dibuat bedengan sedalam kira-kira 30 cm.
- Membersihkan rerumputan dan tanaman pengganggu lainnya hingga ke akar-akarnya.
- Pencangkulan diulangi 3 kali untuk menggemburkan tanah, kemudian digulut kira-kira 20 cm di atas permukaan parit.
- Sekeliling tiap gulutan/bedengan persemaian diberi penahan (amping) supaya tanah persemaian tidak larut kena air.
- Tanah dicampur dengan pupuk kandang yang telah masak rata-rata 1 blek tiap 3m² atau kondisional, melihat intensitas kesuburan tanah.
- Memasang peneduh setinggi rata-rata 2 meter dengan atap alang-alang, daun kelapa atau jerami.
- Tiap-tiap gukutan/bedengan disemprot dengan insektisida atau dicampur bubuk incex untuk membunuh ulat tanah, gangsir, rayap, dan lain-lain, yang senang memakan bibit cengkeh.
Setelah semuanya siap, biji muulai ditanam. Pilihlah biji kualitas terbaik atau unggul. Biji bisa disediakan sendiri jika mempunyai induk tanaman cengkeh yang bagus. Jika tidak punya binih yang bagus, sebaiknyya mencari di took-toko pertanian atau lembaga-lembbaga pertanian dan tanaman yang terpercaya.
Jika benih dari biji akan dipindahkan pada umur 1 tahun, maka jarak tanamnya 20 x 20 cm. jika benih dari biji akan dipindahkan pada umur 2 tahun, maka jarak tanamnya 30 x 30 cm.
Sebaiknya biji dikecambahkan dulu, kurang lebih selama 5 hari sehingga pertumbuhan akarnya lurus dan baik. Caranya, biji ditempatkan pada keranjang-keranjang pipih yang diberi tanah secukupnya. Biji cengkeh ditaruh berjajar rata pada tempat tersebut.
Jika sudah berkecambah, maka biji dibawa ke persemaian, dicabuti satu-satu dan ditanam persis pada leher akarnya. Dengan cara ini, batang dan akar cengkeh akan tumbuh lurus sehingga memudahkan penanaman di areal tanam kelak.
Jika tidak ada hujan hingga 2 – 3 hari berturut-turut, maka benih harus ceepat disiram dengan alat penyiram yang lubangnya halus, agar biji-biji tidak terpelanting.
Pada umur tiga bulan, tanah-tanah sekitar bibit-bibit tadi digemburkan dengan solet (bamboo selebar 2 jari yang ditipiskan). Selain itu, rerumputan dan tanaman pengganggu harus dicabuti agar tidak merampas gizi-gizi dalam tanah yang menjadi jatah makanan benih cengkeh.
Penggemburan tanah sekaligus disertai pemberian pupuk urea dengan dosis ± 30 gram per m². penggemburan tanah dan pemupukan dengan cara yang sama dilakukan tiap satu bulan sekali.
Jika benih telah berumur empat bulan maka peneduh mulai dijarangkan, sehingga pada umur satu tahun peneduh buatan sudah bisa dibuka, supaya benih mendapat sinar matahari yang banyak. Karena semakin banyak sinar matahari akan berpengaruh pada percabangan menjadi baik dan sehat.
Cara pengambilan benih harus hati-hati, usahakan pengaambilan benih dengan tanahnya supaya akar tidak rusak, kemudian tanah yang didalamnya akar dapat dibungkus dengan plastic dan gedebog pisang yang telah dikeringkan, atau dengan pembungkus lain, yang paling penting tanah dan akar tidak pecah.
Setelah benih dibungkus, taro benih ditempat yang teduh selama 1 – 2 minggu, selama bibit disimpan sebaiknya disemprot dengan K.O.C 1 – 2% untu menahan pertumbuhan jamur pada daun. Akan lebih baik lagi kalau disemprot dengan insektisida.
Setelah disimpan 1 – 2 minggu, bibit yang tidak layu bisa ditanam di areal tanam. Kematian selama pemutaran bibit kira-kira terjadi sebanyak 1% saja. Bibit yang layu biasanya bisa tumbuh segar kembali. Pucuk/pupus yangkering sebaiknya dipotong untuk mempercepat pertumbuhan selanjutnya
Sumber : http://bestbudidayatanaman.blogspot.com
Cara Membungakan dan menanam bougenvil
Bunga Bougenville atau sering
disebut dengan bunga kertas mempunyai karakteristik yang unik dan menarik seperti bentuk bunganya yang ber warna warni
yang indah dan berbunga saat musim panas/ kemarau dan kemudian ia akan
menggugurkan bunganya disaat musim hujan datang.
Cara Memindahkan Kedalam Pot
- Kurangi ranting dan daunnya (bisa dipotong sesuai dengan bentukan yang diinginkan),
- akar dipotong sesuai kebutuhan, sehingga sesuai dengan volume pot yang digunakan.
- Siapkan Media dengan Campuran tanah, pasir/sekam padi, pupuk kandang/kompos (perbandingan 2:1:1),
- sebelum ditanam sebaiknya, bagian akar/pangkal batang direndam Zat Perangsang Tumbuh Akar misal Rootone-F
- Padatkan media kemudian lakukan penyiraman sampai jenuh
- Jika anda menanam hanya 1 simpan di tempat yang tidak kena sinar matahari, namun jika banyak sebaiknya membuat sungkup dari plastik sehingga walau sinar matahari masuk kelembabannya tetap terjaga
- Setelah tumbuh tunas keluarkan tanaman dari sungkup
- Berikan terlebih dahulu pupuk daun
Bougenvil termasuk tanaman yang berbunga di musim kemarau,
cara simpel untuk membuatnya berbunga adalah dengan menipunya seakan-akan
berada dimusim kemarau, berikut trik simpelnya.
- Jangan lakukan penyiraman sehingga daun-daunnya berwarna kuning atau layu dan tanah dalam potnya kering (yang paling cepat pot tempat media dibungkus plastik secara rapat sehingga tidak ada aliran udara dan air kedalam pot)
- Kemudian siram sampai jenuh, perubahan dari kering kerontang sampai tanah jenuh dengan air menyebabkan tertipunya bunga bougenvil sehingga memunculkan bunga.
- Setelah berbunga perlakukan seperti biasa.
Kita dapat berkreasi dengan bunga bougenvil. yaitu dengan memberikan
warna bunga dan daun yang berbeda pada sebuah pohon Bougenvil. Sehingga kalau sedang berbunga, satu pohon
bisa beraneka warna daun dan bunga.
- Siapkan batang batang bougenvill untuk kita tanam dengan cara stek batang. Batang Bougenviil dengan kesan tua berikal , banyak bercak bercak, atau bekas sayatan akan kelihatan lebih bagus. Carilah Batang bougenvil dengan warna yang berbeda kemudian tandai batang batang tersebut. Untuk warna bougenvil yang saya tahu adalah warna Merah, Putih, Orange, Ungu, Kuning, Pink, Merah tua, merah muda, putih susu, putih kapas dan ungu muda. Namun jika kita belum berhasil mendapatkan semua warna diatas, kita bisa menanam satu jenis warna saja dulu.
- Siapkan Media Tanam berupa Campuran Pupuk Kandang yang sudah membusuk dan menjadi tanah dengan Tanah gembur di dalam Pot berukuran sedang ( Diameter 30 Cm ) . Tancapkan Batang Batang Bougenvil sedalan 10 Cm, dan pathok dengan bilahan bamboo agar tidak bergeser.
- Tempatkan di tempat yang teduh dan kering ( Jangan terlalupanas dan jangan terlalu lembab. )
Kurang lebih 20 Hari , Batang bougenvil sudah mulai bertunas. Dari tunas tunas muda inilah kita bikin
bougenvil menjadi aneka warna. Lakukan
sambung pucuk terhadap masing masing Tunas sesuai dengan kreasi kita. Berikut adalah cara sambung pucuk
Bougenvil :
Bahan / alat :
1. Pisau cutter
/ sillet
2. tali Rafia
3. Seember air
4. Plastik
berukuran panjang ( biasa di gunakan untuk bungkus es lilin . )
Cara Penyambungan :
- Pilihlah pucuk tunas muda sebanyak warna yang kita mau. Masukan dalam ember berisi air, agar tidak layu.
- Potong tunas di Pohon induk dengan cutter, belah tengah tengah tunas sedalam ¾ Cm, ambil pucukan tunas sayat , bagian kiri kanan batang tunas sehingga menjadi pipih.
- Masukan ke dalam belahan Tunas di Pohon induk, ikat dengan tali raffia .
- Isi plastic es dengan air , lalu buang , hingga di dalam plastic masih ada titik titik air , tutup hasil sambungan tadi dengan plastic dan ikat plastic sebelah bawah. Biarkan beberapa hari.
- Setelah empat hari lepaskan plastic penutup, biarkan beberapa saat, jika tunas sambungan menjadi layu tutup lagi dengan plastic.
- Kurang lebih 10 hari tunas akan berkembang, dan tumbuh daun baru,
- Penyambungan yang gagal biasanya karena kita tergesa gesa melepas plastic penutup .
Cara Menanam Bengkuang
Menanam Bengkuang |
Pendahuluan:
Bengkuang adalah tanaman buah family Papilenaceae, berupa herba lelilit, memanjat dan membelit kekiri, tinggi tanaman 5 – 6 meter, akar tunggang, umbi berdiameter anatar 5 – 30 cm, kulit coklat muda, gading buah putih, batang berbulu, daun trifoliate, letak daun bergantian, beracun, anak daun berbentuk bulat telur, bunga putih atau ungu, polong 8 – 14 cm, panjangnya bebrbentuk pipih, biji berjumlah antara 4 – 12 buah, berwarna coklat, berdiameter lebih kuirang 1 cm dan beracun. Umbi bengkuang dimakan mentah, berair dan manis.
Bengkuang adalah tanaman buah family Papilenaceae, berupa herba lelilit, memanjat dan membelit kekiri, tinggi tanaman 5 – 6 meter, akar tunggang, umbi berdiameter anatar 5 – 30 cm, kulit coklat muda, gading buah putih, batang berbulu, daun trifoliate, letak daun bergantian, beracun, anak daun berbentuk bulat telur, bunga putih atau ungu, polong 8 – 14 cm, panjangnya bebrbentuk pipih, biji berjumlah antara 4 – 12 buah, berwarna coklat, berdiameter lebih kuirang 1 cm dan beracun. Umbi bengkuang dimakan mentah, berair dan manis.
1. Persiapan lahan
Lahan yang akan diusahakan tanaman Bengkuang terlebih dahulu diolah, yaitu dengan cara dicangkul. Cangkulan tanah harus baik dan halus, kemudian dibuat bedengan.Bedengan yang disbuat disesuaikan dengan keadaan lahan yangb ada, namun biasanya bedengan dibuat dengan lebar 1 meter, panjang 15 meter sampai 20 meter atau disesuaikan dengan keadaan lahan yang ada, tinggi bedengan 25 cm, jarak antar bedengan 50 cm.
Bedengan yang telah dibuat kemudian diberkan pupuk kandang (pupuk organik) sebanyak 4 karung. Cara pemberian pupuk kandang yaitu diletakan atau dipasang pada barisan yang akan ditanami bengkuang dengan tujuan agar lebih hemat dan efisien.2. Penanaman
Tanaman bengkuang diperbanyak dengan biji. Sebelum ditanam biji bengkuang sebaiknya diperlakukan, yaitu benih direndam selam 6 – 12 jam, selanjutnya benih yang telah direndam diangkat dan ditiriskan kedalam wadah atau bakul yang terlebih dahulu diberi alas dengan daun, dan diletakkan diruang yang lembab atau basah, kemudian dibiarkan selama satu malam atau sampai berkecambah.
Setelah berkecambah benih dapat ditanam pada lahan yang telah dipersiapkan. Penanaman bengkuang dengan cara menugalkan benih pada barisan dengan kedalaman 5 cm. Jarak tanam 15 x 15 cm yang setiap lubang tanam 1 biji benih bengkuang. Kebutuhan benih untuk lahan 1 ha adalah 25 – 30 kg.
3. Pemeliharaan.
- Pemupukan Susulan
Pengamatan tanaman selama pertuimbuhan dilakukan dengan teratur dan intensif. Seminggu setalah penanaman perlu diamati apabila ada tanaman yang tidak tumbuh, segera lakukan penyulaman tanaman agar tanaman tumbuh merata dengan baik.
Tanaman bengkuang setelah berumur 1 bulan, bila pertumbuhan kurang baik, maka dilakukan pemberian pupuk susulan dengan menggunakan pupuk NPK. Kebutuhan pupuk NPK 150 kg/ha.
- Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan apabila gulma penggangu tanaman telah tumbuh, dengan cara mencabut atau dengan alat dengan cara di danger.
- Pemangkasan
Tanaman bengkuang umur 6 – 8 minggu dilakukan pemangkasan dengan menggunakan alat pemangkasan, yaitu gunting atau pisau. Bila tanaman bengkuang telah menjalar panjang, batang tanaman dipangkas atau dipotong dan ditinggalkan 50 cm dari pangkal tanaman.
Pemangkasan di ulangi setelah tiga minggu atau melihat pertumbuhan tanaman. Apabila tanaman telah menjalar panjang, maka segera lakukan pemangkasan lagi. Tanaman bengkuang pada umur 4 bulan biasanya telah dilakukan pemangkasan sebanyak 4 kali. Adapun tujuan pemangkasan tanaman bengkuang adalah untuk membentuk umbi agar buah bengkuang bentuknya bias sesuai dengan yang kita kehendaki atau buahnya besar, bulat, halus dan kualitasnya baik.
- Pengendalian Hama
Apabila terdapat gangguan hama pada tanaman bengkuang, yaitu ditandai adamnya serangan pada daun, maka dapat dikendalikan dengan menyemprot insektisida. Biasanya tanaman bengkuang tidak banyak hama yang merusak tanaman, namun perlu dilakukan pengamatan yang intensif.
- Panen
Tanaman bengkuang dapat dipanen pada umur4 bulan.Namun apabila menghendaki buah bengkuang dengan ukuran lebih besar maka panen dapat dilakukan pada umur 5 bulan dan maksimal umur 8 bulan harus sudah dipanen, karena mutu buah akan berubah yaitu buahnya berserat dan kurang renyah.
Cara panen tanaman bengkuang yaitu dengan cara mencabut batang tanaman, apabila lahannya kering dan tidak gembur, maka caranya dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau alat lainnya untuk mengangkat buah bengkuang kepermukaan.Bengkuang yang telah diangkat kepermukaan langsung dikumpulkan, dipotong pada pangkal buah, dan batang tanaman juga dipotong, namun ditinggalkan ujung buah 15 cm, tujuannya untuk pengikatan buah bengkuang pada waktu pemasaran.
Bengkuang yang telah dipanen dilakukan perlakuan sebagai berikut :
- Bersihkan dengan cara dicuci agar buah bengkuang bersih, nampak baik, sehat, mulus dan menarik
- Dilakukan pengeringan dengan cara dihamparkan pada ruangan terbuka yang telah diberikan alas/tikar, dan selanjutnya dibersihkan dari akar dan batang yang masih ikut terbawa dengan menggunakan pisau.
- Pengelompokkan buah atas dasar buah yang besar, sedang dan kecil untuk memudahkan dan mempercepat waktu pengikatan buah.
- Buah bengkuang dipasarkan dalam satuan ikat. Seikat bengkuang terdiri 2 – 5 buah bengkuiang, tergantung besar kecilnya buah bengkuang. Kalau buah bengkuang yang sedang 3 – 4 buah/ikat.
- Sebelum dipasarkan biarkan bengkuang pada tempat terbuka, dan jangan disimpan dalam karung yang tertutup, supaya buah bengkuang tetap dalam keadaan segar.
CARA MENANAM BENGKUANG
MEMBUAT MANISAN BASAH BENGKUANG
MEMBUAT MANISAN KERING BENGKUANG
KERIPIK DARI BENGKUANG
MEMBUAT BEDAK DINGIN/ MASKER DR BENGKUANG
Subscribe to:
Posts (Atom)