Showing posts with label tanaman pertanian. Show all posts
Showing posts with label tanaman pertanian. Show all posts

Cara Menanam Nangka

NANGKA
( Artocarpus heterophyllus Lamk )
1. SEJARAH SINGKAT
Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Di Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko/nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/malasa (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), nangka (sunda). Beberapa nama asing yaitu: jacfruit, jack (Inggris), nangka (Malaysia), kapiak (Papua Nugini), liangka (Filipina), peignai (Myanmar), khnaor (Kamboja), mimiz, miiz hnang (laos), khanun (Thailand), mit (Vietnam).
2. JENIS TANAMAN
Di Indonesia lebih dari 30 kultivar di Jawa terdapat lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan ukuran buah nangka terbagi dua golongan yaitu pohon nangka buah besar dan pohon nangka buah mini.
1) Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.
2) Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.
Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma keras mudah lepas dari buah.
  2. Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang keras. (nangka celeng dan nangka belulang).
  3. Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum spesifik. Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka mini, dan nangka misin.
3. MANFAAT TANAMAN
  1. Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran.
  2. Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
  3. Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
  4. Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan alat musik.
  5. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
4. SENTRA PENANAMAN
Merupakan buah utama bahkan dianggap sebagai pangan pokok pada saat kekurangan pangan. Di Asia Tenggara, nangka terutama dipelihara di pekarangan dan dikebun buah campuran; pada tahun 1980-an beberapa kebun buahnya yang luas ditanamai nangka sebagai tanaman tumpang sari dengan Nangka. Karena buahnya mudah sekali busuk, tidak dapat dilakukan perdagangan ekspor ke Australia, Eropa dan sebagainya dari pabrik-pabrik pengalengan di Malaysia.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
  1. Angin berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka.
  2. Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memilki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan
  3. Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya.
  4. Rata-rata suhu udara minimum 16-21 derajat C dan suhu udara maksimum 31- 31,5 derajat C.
  5. Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan.
5.2. Media Tanam
  1. Pohon nangka dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yang dalam dan beririgasi baik.
  2. Umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambutpun pohon ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah.
  3. Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang optimum pH 6–7.
  4. Kedalaman air tanah yang cocok bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1-2.5 m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yang cukup teball lapisan atasnya (kira-kira 1 m).
5.3. Ketinggian Tempat
Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan bijinya, karena perbanyakkan dengan cangkok atau okulasi hanya sedikit persentase jadinya. Hal ini mungkin disebabkan kandungan lateksnya yang dapat menghambat proses persatuan. Seleksi dilakukan sejak masa pembibitan apabila ingin mendapatkan nangka yang bersifat unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi banyak dengan buah yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit yang baik adalah:
  1. Bibit harus berasal dari jenis atau varietas yang unggul (produksi tinggi, buah berkualitas baik, berumur panjang dan tahan terhadap hama dan penyakit).
  2. Bibit harus sehat yang dapat dilihat dari sosoknya yang kokoh, batangnya kuat, lurus dan tumbuh tegak, percabangan banyak serta daun bagian atas berwarna hijau segar dan mengkilap.
2) Penyiapan Bibit
Penanganan benih mencakup pencucian secara hati-hati untuk membuang kulit biji yang berlendir dan membuang bagian perikarp yang berupa tanduk; perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan. Benih disemai sewaktu masih segar; jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering. Benih yang memilki 40% dari kandungan air aslinya dan disimpan dalam wadah plastik yang kedap, dengan suhu udara 20 derajat C masih mampu berkecambah selama 3 bulan. Dalam kondisi yang memadai perkecambahan dapat diawali setelah 10 hari dan mencapai persentase perkecambahan 80-100% dalam jangka waktu 35-40 hari setelah disemai. Benih hendaknya diletakkan mendatar atau dengan hilumnya menghadap ke bawah untuk perkecambahan. Cara pembiakan pohon nangka dengan okulasi memerlukan keterampilan khusus dan pengalaman dan persentase jadinya rendah. Keuntungannya antara lain cepat berbuah dan sifatnya induknya dapat diturunkan.Tanaman yang digunakan sebagai pangkal bawah adalah anakan nangka/cempedak yang asalnya dari biji.
Cara okulasinya adalah sebagai berikut:
  1. Sayat sebuah mata kayu (mata entras) dari batang nangka, dengan kulitnya kira-kira 2 cm dari atas sampai 2 cm di bawah mata. Kayu yang terbawa dibuang dengan hati-hati agar titik tumbuh mata tidak rusak.
  2. Sayat kulit pohon pangkal bawah , kira-kira 10-20 cm di atas leher akar dengan lebar 2-3 cm dan panjangnya 3-4 cm. Ungkitlah dari kayunya dan lidah kukit dipotong separuhnya. Masukkanlah mata tersebut ke dalam lidah kulit pohon pangkal bawah tersebut, sedemikian rupa, mata masih kelihatan di atas lidah kulit pohon yang dipotong. Kemudian ikatlah dengan tali rafia dan mata tetap tersembul keluar (jangan sampai terhimpit).
  3. Pada okulasi yang berhasil, sesudah 8-14 hari ikatan tali rafia harus dibuang. Apabila tunas sudah tumbuh sepanjang 1-10 cm, ikatlah tunas pada bagian atas pohon, agar tunas tumbuhnya lurus dan tidak dirusak karena digoyang-goyang angin. Bahan untuk cangkok diambil dari dahan muda/ranting baru berada di cabang pohon/tunas ranting baru yang berada di cabang pohon maupun tunas ranting yang belum produktif. Pencangkokkan dilakukan menjelang musim penghujan agar perakaran dapat tumbuh dengan baik. Namun demikian pencangkokkan dilakukan pada musim kemarau, tetapi harus disiram secara teratur.
Cara mencangkok dilakukan dengan cara mengupas kulit sekeliling dalam 3-5 cm lebarnya. Luka yang telah dibuat dibiarkan kering kena angin 1-2 hari. Kemudian luka bagian atas diolesi hormon rootone F, setelah itu ditutup dengan tanah berkompos atau humus yang telah dibasahi dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yang telah diberi lobang-lobang kecil.
3) Teknik Penyemaian Bibit
Biji disemai/ditanam ke dalam kantong-kantong plastik yang sudah tersedia di bedengan sedalam setebal biji, setelah itu ditutup lapisan tanah tipis. Biji akan berkecambah dengan rata-rata daya kecambah dan persen jadi tanaman ± 90 %. Semai muda dipotkan selambat-lambatnya setelah berdaun empat helai, karena bibit yang lebih tua sulit untuk dipindahtanamkan (transplanting). Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara menyemaikan 1-2 benih langsung ke dalam satu wadah. Semai paling cocok disimpan di bawah naungan (50-70 % intensitas cahaya matahari penuh).
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Untuk bibit dari biji, penyiraman dilakukan secara teratur setiap pagi hari. Sebaiknya persemaian diberi naungan yang tidak terlalu rapat dan menghadap ke arah timur guna mencegah penguapan air yang terlalu cepat. Untuk bibit dari cangkokkan, penyiraman dapat dilakukan secara teratur tiap hari untuk mencegah kekeringan. Penyiraman ini dilakukan kalau belum ada hujan. Semai dari cangkokan sebaiknya diberi naungan saat baru dipindahkan supaya tidak layu.
5) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan diangkut ke lapangan penanaman sebaiknya disiram terlebih dahulu. Pengangkutan bibit ke lapangan penanaman dilakukan pagi atau sore hari dan dikerjakan dengan hati-hati. Pembongkaran bibit di lapangan dikerjakan hati-hati seperti halnya pada waktu pengangkutan. Apabila jarak angkutan bibit cukup jauh, maka bibit yang telah dibongkar dirawat lebih dahulu beberap hari sebelum ditanam. Bibit-bibit ini (dari biji) dapat ditanam di lapangan sewaktu masih muda sekali, yaitu sebelum perakarannya tumbuh keluar pot, sebab gangguan terhadap perakaran dapat mematikan bibit itu. Bibit juga harus mempunyai ukuran tinggi 50-75 cm dan berumur 1-1 1/2 bulan. Bibit dari okulasi dapat ditanam di lapangan pada umur 6-8 bulan. Jika panjang tunas telah mencapai 2-30 cm, potonglah bagian atas pohon pangkal dan lukanya ditutup parafin. Untuk okulasi sebaiknya dilakukan pada saat udara cerah dan tidak hujan. Bibit dari cangkokan, umumnya setelah 1-2,5 bulan, cangkokan sudah berakar banyak dan cangkok dapat diambil. Setelah disapih beberapa hari, cangkok dapat ditanam di lapangan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan, perlu dilakukan pemeriksaan lapangan dan berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan ditentukan batas-batas areal.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman nangka seperti gulma, genangan air, struktur serta pola tekstur tanah harus dibenahi/dikendalikan. Untuk itu tindakan pembersihan lapangan secara total, pengaturan drainase dan pengolahan tanah terutama di tempat yang akan dibuat lobang tanam.
2) Pembentukan Bedengan
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bedengan pembibitan sebagai berikut:
  1. Ukuran bedengan beragam tetapi biasanya digunakan antara 5 x1 m atau 10 x 1 m.
  2. Bedengan membusur arah Utara ke Selatan dan pinggirnya diperkuat dengan bambu, batu merah, atau kayu serta permukaannya ditinggikan 10-15 cm dari atas permukaan tanah.
  3. Antar bedengan berjarak 0,45 m dan setiap 5-10 m bedengan dibuat jalan pemeriksaan sekitar 60-100 m.
  4. Saluran air dibuat sepanjang kiri kanan pemeriksaan.
  5. Bedengan diberi naungan dengan atap nipah atau sarlom. Bagian yang menghadap ke timur dibuat lebih tinggi daripada yang menghadap ke Barat.
  6. Dalam bedengan disusun kantong-kantong plastik yang sudah diisi media tumbuh dan sudah diberi lobang-lobang kecil di bagian bawahnya. Media tumbuh yang digunakan campuran tanah lapisan olah, pupuk organik, dan pasir halus dengan perbandingan 2:1:1. Ukuran kantong plastik yang digunakan 20 x 30 cm dengan tebal 0,08 mm dan berwarna hitam.
3) Pengapuran
Apabila pH tanah bersifat terlalu asam atau basa maka perlu dilakukan beberapa upaya agar nangka bisa tumbuh dan memberikan hasil yang optimal. Apabila terlalu asam (pH<5) dapat ditambahkan kapur, jika terlalu basa (pH>7)bisa ditambahkan belerang. Dosis yang dipakai tergantung pada kondisi tanahnya namun sebagai pedoman 1 kg kapur atau belerang untuk 1 m 3 lobang tanam.
4) Pemupukan
Pada lobang tanam, tanah hasil galian dicampur dengan pupuk kandang 20 kg/lubang dan dolomit 0,5 kg/lubang (untuk menaikkan pH). Tanah campuran ini dimasukkan ke lubang 2-3 minggu sebelum penanaman. Seminggu sebelum tanam berilah pupuk NPK (15-15-15) 100 gram ke dalam lubang penanaman.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola usaha pekarangan adalah bertanam di lahan sekitar rumah. Hasil ini tidak semata-mata untuk dijual tetapi sebagian untuk dikonsumsi sendiri. Sedangakan pola usaha kebun yaitu bertanam di lahan yang jauh lebih luas dari pekarangan dengan pertimbangan hasilnya untuk memnuhi kebutuhan pasar, modal dan tenaga kerja cukup tersedia serta lahannya sesuai dengan persyaratan tempat tumbuh nangka. Pola usaha kebun dapat berbentuk kebun tanaman murni dan kebun tanaman campuran. Pada kebun tanaman murni hanya ditanam satu jenis tanaman yaitu seluruhnya ditanami nangka. Sedangkan di kebun campuran, pohon nangka dicampur nenas, pepaya, dan sebagainya. Pohon nangka yang dipelihara di kebun buah jarak tanamnya 8 - 12 m, dalam pola segi empat atau segi enam: kepadatan yang umum adalah 100-120 batang/ha. Jarak tanamnya antara lobang tanam 12 x 12 m atau 4 x 6 m. 2) Pembuatan Lobang Tanam Lubang tanam dibuat dengan ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m atau 1 x 1 x 0,5 m. Pada saat penggalian lubang tanam, tanah bagian atas dipisahkan dari tanah bagian bawah. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 20 kg per lubang. Lubang tanah yang telah digali dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu, agar mendapat sinar matahari sehingga teroksidasi dengan baik. Untuk menghindari kendala tanah asam, tanah galian dicampur dengan dolomit/kapur pertanian sebanyak 0,5-1 kg per lubang tanam dan tanah campuran ini dimasukkan ke dalam lubang 2-3 minggu sebelum penanaman. Untuk tanah yang terlalu berat, selain pengolahan tanah dapat pula ditambahkan pasir sebanyak 0,5 kaleng per lubang. Seminggu sebelum tanam berilah NPK (15–15– 15) 100 gram ke dalam lubang penanamn apabila perlu. Bibit hasil semaian atau okulasi ditanam tegak dan kokoh ke dalam tengah lubang penanaman. Jarak antara lubang tanam 12 x 12 m atau 4 x 6 m.
3) Cara Penanaman
Penanaman dilakukan sore hari atau pagi hari pada permulaan musim penghujan yaitu saat curah hujan sudah cukup merata. Bibit ditanam pada lubang yang sudah tersedia, tegak lurus. Sebelum bibit ditanam, kantong plastik harus dibuang. Kalau penanaman dilakukan di luar musim penghujan atau karena adanya kelainan iklim, yaitu musim hujan tiba-tiba berubah menjadi kemarau lagi, maka bibit yang telah ditanam perlu disiram secara teratur.
4) Pembuatan Lubang pada Mulsa
Pemberian mulsa di sekitar pohon nangka sangat perlu; terutama pada saat musim kemarau untuk meningkatkan kelembapan tanah. Namun pada musim hujan mulsa tidak diperlukan karena dapat mendatangkan serangan jamur. Mulsa juga dapat dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk organi, pemberian dua kali per tahun sangat membantu pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk pabrik majemuk dilakukan di Malaysia dengan dosis 2-3 kg per pohon.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan pada saat hujan masih turun di tahun pertama dan tahun kedua.
2) Penyiangan
Penyiangan atau membebaskan tanaman dari serangan gulma atau tumbuhan pengganggu dilakukan dengan cara membersihkan gulma secara manual/kimia dari tanaman nangka dengan radius 1-2 m. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida misalnya Paracol 1,5 liter dalam 600 liter air per ha atau Roundup 2-3 liter dalam 800 liter air/ha. Penyiangan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah penanaman, selanjutnya setiap 2-4 bulan dilakukan selama 2-3 tahun. Penyiangan dilakukan dengan cara manual atau kimiawi.
3) Pemupukan
Pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang atau pupuk kompos 1-2 kali setahun sebanyak 20 kg per tanaman. Pemberian pupuk anorganik dilakukan satu minggu setelah penanaman dengan dosis 100 gram NPK per tanaman. Pemupukan kedua pada umur 6 bulan dengan dosis 150 gram NPK per tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada tanaman umur 12 bulan dengan dosis 200 gram per tanaman. Pemupukan keempat pada umur 18 bulan dengan dosis 250 gram per tanaman dan pemupukan kelima dilakukan pada tanaman umur 24 bulan dengan dosis 300 gram per tanaman. Selanjutnya bagi tanaman yang sudah berbunga pada lahan tidak subur dapat ditambahkan pupuk organik 650 gram/pohon.
Untuk meningkatkan tanaman diperlukan tambahan pupuk daun guna merangsang pembentukan daun. Pemberian pupuk daun dilakukan selang 2 minggu sampai tanaman umur 17 bulan. Jenis pupuk daun yang digunakan Gandasil D/Bayfolan.
4) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman nangka membutuhkan drainase yang baik. Pengairan ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitasnya. Tanaman nangka memiliki perakaran dalam, tidak membutuhkan penggenangan pada saat musim kemarau karena tanaman nangka kurang toleran terhadap genangan. Akarnya masih mampu meyerap air pada tanah yang dalam. Pemberian air tambahan diperlukan selama dua tahun pertama pertumbuhannya.
5) Pemeliharaan Lain
Pemangkasan dilakukan pada bagian tanaman yang tidak subur dan tidak produktif. Pemangkasan cabang dilakukan terhadap pohon nangka yang bertajuk rimbun agar sinar matahari tidak terhalangi sehingga merangsang perbungaan. Pemangkasan dibatasi pada penjarangan pucuk ketika pohon mulai ditanam dan sedikit pemotongan dahan-dahan yang mengandung buah agar memudahkan mencapai buah untuk dibungkus dan kemudian dipanen. Pemangkasan cabang dimaksudkan untuk mengatur pembuahan, karena bunga betina muncul pada batang utama atau cabang primer. Perangsangan pembungaan dilakukan dengan cara melukai, mengebor/mengikat batang. Tujuan perlakuan untuk menghambat hasil asimilasi daun agar tidak meyebar ke seluruh bagian tanaman, melainkan untuk merangsang pembungaan. Agar buah nangka hasilnya baik dan besar, lakukan penjarangan buah. Buah yang mulai membesar bungkuslah dengan kantong/kertas semen yang sudah dicelupakan ke dalam larutan insektisida. Bisa juga dibungkus dengan anyaman dedaunan, misalnya menggunakan daun-daun palem atau anyaman kelapa. Tindakan ini dapat menghalangi serangan tikus atau kelelawar, dan memikat semut yang dapat mengusir serangga lain sehingga diperoleh buah yang kulitnya mulus dan cerah.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Ulat diaphania caesalis yaitu penggerek pucuk, membuat terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda, dan buah. Pemotongan bagian yang terserang memutuskan daun hidupnya karena ulat-ulat ini akan menjadi pupa di dalam terowongan itu; buah dilindungi dengan dibungkus atau disemprot insektisida Thiodan 35 EC. Penggerak kulit batang; berupa ulat-ulat Indarbela tetraonis dan Batocera rufomaculata diberantas dengan mengasap lubang-lubang mereka/disemprot dengan insektisida sistemik yang mengandung bahan aktif karboril (Sevin 85 S). Kumbang-kumbang belalai (weevil) coklat yang menyerang kuncup, Ochyromera artocarpi, merupakan hama nangka yang khas. Tempayaknya (grubs) masuk ke dalam kuncup dan buah yang masih lunak, yang dewasa memakan daun. Bagian tanaman yang terserang dihancurkan, dan diperlukan insektisida. Menyeruaknya kumbang bersayap selaput (spittle bug), Cosmoscarata relata, memakan daun muda. Nimfa hidup bersama-sama dalam suatu massa busa yang disekresi oleh mereka ; nimfa dipungut dan dihancurkan. Larva lalat buah , Dacus dorsalis dan D. umbrosus sering menyerang buah. Untuk menghindari serangannya, buah nangka hendaknya dibungkus; buah yang matang atau kelewat matang jangan dibiarkan bergeletakkan di tanah, tetapi hendaknya dikubur-kubur dalam, dan penyemnprotan pada umpan dapat dilakukan. Hama-hama lainnya adalah bermacam-macam serangga pengisap, seperti kutu tepung, afid, lalat putih, dan ‘thrips’, juga ulat perekat daun (leaf webber). Hama nangka yang lain adalah kepik Helopeltis (Miridae,Hemiptera). Nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan bagian tanaman yang masih muda (daun dan buah). Ukuran telurnya 1,5 m, diletakkan dengan cara ditusukkan pada jaringan tanaman. Masa inkubasi 5-7 hari. Nimfa dan kepik dewasa warnanya bervariasi, hijau atau kuning-kehitaman dan kuning oranye. Mengalami 5 kali masa instar. Kepik dewasa panjangnya berkisar 6,5-7,5 mm dengan kemampuan bertelur sampai 18 butir. Beberapa musuh alami diantaranya yang berupa parasit adalah Euphorus helopeltis, Erythmelus helopeltis dan sebagai predator adalah Sycanus leucomesus, Isyndrus sp. dan Cosmolestes picticeps. Untuk pengendaliannya populasi biasanya terkendali oleh musuh alam apabila populasi tinggi dapat dilakukan dengan insektisida misal Lannate 25 WP, Atabron 50EC.
7.2. Penyakit
Bakteri mati bujang (Erwinia carotovora) sering menyerang pohon nangka, juga cempedak. Jamur tersebut pertama kali menyerang bagian pucuk dan turun pada tajuk berikutnya. serangan yang hebat dapat mematikan pohonnya. Di India dilaporakan serangan busuk akar dan busuk batang dilakukan oleh jamur Rhizopus artocarpi yang menyebabkan keruguian tanaman hingga 15-30 %. Jamur ini umunya meyerang tunas bunga. Beberapa penyakit yang cukup penting antara lkain Colletotrichum lagenarium, Phomopsis artocarpina, Septoria artocarpi, dan Corticium salmonicolor. Jamur tersebut kebanyakan menyerang pada musim penghujan. Pemotongan bagian tanaman yang terserang akan banyak membantun mengatasi serangan, di samping itu sanitasi kebun dan pemupukan dapat meningkatkan kesehatan tanaman.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Kematangan buah ditentukan melalui kriteria sebagai berikut:
  1. Apabila buah tersebut dipukul-pukul dengan benda (misalnya punggung pisau) akan berbuyi nyaring.
  2. Perubahan warna kulit buahnya dari hijau pucat ke kuning kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan.
  3. Mengeluarkan bau yang khas atau aromanya harum.
  4. Durinya mulai lunak dan jarak satu duri dengan duri lainnya semakin lebar
  5. Kulit buah terlihat seperti akan pecah.
8.2. Cara Panen
Cara pemetikan buah nangka matang ialah gagangnya dipotong dengan pisau tajam dan buah nangka itu diturunkan dengan hati-hati. Pohon nangka yang berbuah besar berbuah pada umur 5-10 tahun sedangkan nangka mini pada umur 1,5-2 tahun. Pada umumnya buah masak setelah 8 bulan sejak bunganya muncul.
8.3. Periode Panen
Umur maksimum produksi buah 20-30 tahun, sesudah itu harus diremajakan. Hasil buah per tahun per pohon beragam umumnya berkisar 8-12 buah / pohon / tahun.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Buah nangka dikumpulkan oleh pemborong atau dibawa langsung ke pasar dan dijual ke pedagang eceran atau dibelah dan dilepas satu-satu untuk dijual langsung ke konsumen.
9.2. Penyimpanan
Daging buah nagka yang tebal itu seringkali diekstrak, dibersihkan, dan dijual dalam keadaan ekstrak segar. Jika persediaan melimpah, buah nangka diawetkan, caranya ialah: daging buah dipisahkan dari bijinya, kemudian dicuci, dipipihkan, dan dijemur ditambah gula atau sirop, atau tanpa diberi apa-apa. Hasil olahan ini dijual sebagai kue kering. Di semenanjung Malaysia dilakukan pengalengan.
9.3. Penanganan Lain
Daging buah nangka digunakan untuk mengharumkan es krim dan minuman/dijadikan madu nangka, konsentrat, atau tepung dan dimanfaatkan dalam pembuatan minuman. Biji nangka bisa dibuat tepung biji nangka yang dicampurkan ke dlam tepung gandum untuk pembuatan roti. Penggunaan tepung biji nangka sebagai bahan substitusi sebagian tepung terigu dalam pembuatan cookies dan BMC (Bahan Makanan Campuran).
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha tani tanaman nangka buah besar seluas 1 ha pada tahun 1999 di daerah Sukabumi (Jawa Barat).
  1. Biaya produksi tahun ke-1
    1. Tanah 1 ha @ m 2 x Rp. 15.000,- Rp. 15.000.000,-
    2. Bibit 150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-
    3. Pupuk
      • Kandang 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
      • Urea 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
      • TSP 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-
      • KCl 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
      • NPK 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-
      • Hormon/mineral 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 245.000,-
    4. Obat dan pestisida
      • Insektisida 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
      • Fungisida 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
    5. Alat dan bangunan
      • Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-
      • Alat semprot 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
      • Cangkul 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
      • Sabit 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
      • Garpu 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
      • Golok 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
      • Gunting pangkas 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
      • Gergaji pangkas 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
      • Ember 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
    6. Tenaga kerja tetap
      • Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp. 3.600.000,-
      • Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-
      • THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-
    7. Tenaga kerja lepas
      • Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-
      • Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
    • Jumlah biaya produksi tahun ke-1 Rp. 42.115.000,-
  2. Pendapatan dan keuntungan
    1. Tahun ke-5 produk ke 1: 0,25x150x30xRp. 30.000 Rp. 33.750.000,- maka Keuntungan Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 = - Rp. 8.365.000,-
    2. Tahun ke-6 produk ke 2: 0,25x150x60xRp. 30.000 Rp. 67.500.000,- maka Keuntungan Rp. 67.500.000-Rp.8.365.000+Rp. 16.765.000 Rp. 42.370.000,-
  3. Investasi rata-rata perpohon: Rp. 175.096,-
Keterangan: pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan.
10.2. Gambaran Peluang Agrobisnis
Prospek buah nangka sebenarnya dapat dikatakan cukup cerah. Perrmintaan komoditas buah ini selalu menunjukkan peningkatan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sayangnya, besarnya permintaan belum dapat diimbangi dengan produksinya. Kondisi tersebut antara lain disebabkan masih jarangnya perkebunan nangka yang dikelola dengan pendekatan agribisnis. Prospek untuk meluaskan nangka di Asia Tenggara agak suram. Pohon dan buahnya memiliki beberapa sifat buruk : hasil sulit diperhitungkan, baik kualitasnya maupun waktunya, kerugian hasil,karena penyakit dan hama, baunya yang terlalu menyenga dan ukuran buahnya terlalu besar yang mengurangi potensi pasar ekspor. Akibatnaya secara ekonomis hasilnya lebih rendah jika misalnya dibandingkan dengan belimbing manis, nangka dan jambu biji. Pemeliharaan kultivar-kultivar unggul merupakan langkah yang penting sekali dalam menutup perbedaan antara potensi dan budidaya. Ada beberapa kultivar yang baru dan rasanya memikat konsumen yang sudah biasa memakannya; kultivar-kultivar ini dapat digunakan untuk menembus pasaran lain. Jika kultivar-kultivar dapat menggeser populasi yang berasal dari benih, menjadi mudahlah mempelajari fenotipe pohonnya, mengingat semua pohon dari satu kultivar memilki genotipe yang sama. Ini berarti perbedaan antar pohon dalam irama pertumbuhan, waktu berbunga, intensitas penyerbukan, pembentukan buah dan hasil produksi mungkin disebabkan oleh adanya faktor-faktor lingkungan. Jadi pengamatan fenologi suatu kultivar di berbagai lingkungan dapat memberikan gambaran bagaimana berfungsinya pohon dan memberikan pertanda untuk menyisihkan faktor-faktor pembatas hasil. Peranan nangka pada masa mendatang bertumpu pada pemakaian secara umum bahan pembiak melalui klon dan adanya pengertian yang baik terhadap fenologi pohon dan kelebatan buahnya.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.
11.2. Diskripsi …
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu …
11.4. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah nangka segar yang terdiri maksimum 1.000 kemasan atau 1000 buah, contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan atau jumlah buah dengan ketentuan sebagai berikut:
  1. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan contoh semua.
  2. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan contohminimum 5.
  3. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300, pengambilan contoh minimum 7.
  4. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500, pengambilan contoh minimum 9.
  5. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001, pengambilan contoh minimum 10.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga buah kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan isi kurang dari tiga buah diambil satu buah. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.
11.5. Pengemasan
Buah nangka seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar yang dituju. Umumnya dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12 kg atau dikemas dalam keranjang bambu/kayu atau peti kayu berkapasitas 35-50 kg. Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat dan berisi
informasi :
  1. Produksi Indonesia.
  2. Nama perusahaan/eksportir.
  3. Nama kultivar nangka.
  4. Kelas mutu.
  5. Jumlah buah dalam kemasan.
  6. Berat kotor.
  7. Berat bersih.
  8. Identitas pembeli di tempat tujuan.
  9. Tanggal panen.
12. DAFTAR PUSTAKA
  1. Anonimous, 1975. Bertanam Pohon Buah-buahan Jilid II. Yayasan Kanisius, Jakarta
  2. Anonimous, 1993. Ragam Buah Unggul Nasional. Bonus Trubus No. 289- Desember 1993/Tahun XXIV
  3. Anonimous, 1984. Nangka Misin, Gabungan Nangka dan Cempedak. Buletin Informasi Pertanian, 1983/1984; No. 05. Departeman Pertanian.
  4. Harry, N.R, 1994. Nangka. Dalam Lembaran Informasi Prosea. No.7. PROSEA Indonesia- Yayasan PROSEA, Bogor. Hal: 41-42
  5. Heyne, K, 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Cetakan I. Badan Litbang Kehutanan, Jakarta
  6. Lembaga Biologi Nasional LIPI, 1977. Buah-buahan Cetakan Kedua. PN. Balai Pustaka, Bogor
  7. Saptorini, N, Eti Widayati, dan Lila Sari, 1994. Membuat Tanaman Cepat Berbuah Edisi VIII. Penerbit: Penebar Swadaya, Jakarta
  8. Suharti, Sri dan Harun Alrasyid, 1993. Pedoman Teknis Tanaman Buah Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk). Informasi Teknis No. 41. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam, Bogor
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

Cara Menanam Mangga

M A N G G A
( Mangifera spp. )
1. SEJARAH SINGKAT
Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut:
  • Divisi : Spermatophyta
    • Sub divisi : Angiospermae
      • Kelas : Dicotyledonae
        • Keluarga : Anarcadiaceae
          • Genus : Mangifera
            • Spesies : Mangifera spp.
Jenis yang banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga yang muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering.
4. SENTRA PENANAMAN
Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon. Tahun 1994 jumlah tanaman yang menghasilkan adalah 8.901.309 tanaman dengan produksi 668.048 ton.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
5.2. Media Tanam
  1. Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
  2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
5.3. Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Perbanyakan dengan Biji
  1. Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
  2. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar kuat dan baik. Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
2) Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.
3) Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
6.2. Pengolahan Media Tanam
  1. Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
  2. Pembukaan Lahan
    • Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
    • Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
  3. Pengaturan Jarak Tanam : Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara:
    1. segi tiga sama kaki.
    2. diagonal.
    3. bujur sangkar (segi empat).
6.3. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
2) Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.
3) Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabut dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2) Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.
3) Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama tinggi dan berada pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2.
4) Pemupukan
a) Pupuk organik
  1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
  2. Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
  3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
  4. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu.
Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm).
b) Pupuk anorganik
  1. Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
  2. Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
  3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
  4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
  5. Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.
5) Peningkatan Kuantitas Buah
Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat menjadi buah yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
  1. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
    • Menyerang buah dan masuk ke dalamnya.
    • Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak bertelur.
  2. Bubuk buah mangga
    • Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini.
    • Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.
  3. Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
    • Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.
    • Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.
  4. Lalat buah
    • Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.
    • Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.
  5. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
    • Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan jamur kerak hitam.
    • Pengendalian dengan insektisida Diazinon dan pengasapan seminggu empat kali.
  6. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
    • Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga.
    • Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
  7. Codot
    • Memakan buah mangga di malam hari.
    • Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan jaring.
7.2. Penyakit
  1. 1) Penyakit mangga
    • Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.
    • Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
  2. 2) Penyakit diplodia
    • Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
    • Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
  3. 3) Cendawan jelaga
    • Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan manis.
    • Pengendalian: dengan memberantas serangga yang menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang.
  4. 4) Bercak karat merah
    • Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan.
    • Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
  5. 5) Kudis buah
    • Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun.
    • Gejala: adanya bercak kuning yang akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.
    • Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu dan memangkas tangkai bunga yang terserang.
  6. 6) Penyakit Blendok
    • Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam.
    • Pengendalian: memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.
7.3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang, menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.
8.2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.
8.3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.
8.4. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Mangga yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri. Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
  1. Kelas I: > 320 gram/buah
  2. Kelas II: 270 - 320 gram/buah
  3. Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
  2. Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
  3. Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm
9.3. Penyimpanan
Buah mangga yang telah dipetik disimpan ditempat yang kering, teduh dan sejuk.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Analisis biaya budidaya tanaman mangga dengan luas lahan 1 hektar selama 10 tahun di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) Biaya produksi
  1. Sewa lahan kebun 10 tahun @ Rp. 1.500.000,- Rp. 15.000.000,-
  2. Bibit 121 batang @ Rp.10.000,- Rp. 1.210.000,-
  3. Pupuk
    • Pupuk kandang 3 ton/tahun @ Rp. 60.000,- Rp. 1.800.000,-
    • Urea 28 kg @ Rp. 1.115
      • Tahun ke 1 dan 2 @ Rp. 31.220,- Rp. 62.440,-
      • Tahun ke-3 Rp. 49.060,-
      • Tahun ke-4 Rp. 61.325,-
      • Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 92.545,- Rp. 555.270,-
    • TSP 11 kg @ Rp. 1.600,-
      • Tahun ke-1 Rp. 17.600,-
      • Tahun ke-2 Rp. 26.400,-
      • Tahun ke-3 Rp. 52.800,-
      • Tahun ke-4 Rp. 61.600,-
      • Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 88.000,- Rp. 528.000,-
    • KCl 11 kg @ Rp. 1.650,-
      • Tahun ke-1 Rp. 18.150,-
      • Tahun ke-2 Rp. 27.225,-
      • Tahun ke-3 Rp. 36.300,-
      • Tahun ke-4 Rp. 45.305,-
      • Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 72.600,- Rp. 435.600,-
  4. Pestisida
    • Furadan 3 kg @ Rp. 12.500,- Rp. 370.500,-
  5. Peralatan
    • Cangkul 2 buah @ Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
    • Koret 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
    • Parang 1 buah @ Rp. 7.000,- Rp. 7.000,-
    • Sprayer 0,1 buah @ Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
  6. Tenaga kerja
    • Pembersihan lahan 30 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 225.000,-
    • Pembuatan drainase 25 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 187.500,-
    • Pengajiran 4 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 30.000,-
    • Pembuatan teras piringan 20 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 150.000,-
    • Pembuatan lubang tanam 15 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 112.500,-
    • Pemupukan dasar 5 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 37.500,-
    • Penanaman 7 HOK @ RP. 7.500,- Rp. 52.500,-
    • Penyulaman 6 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 45.000,-
    • Penyiangan 20 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 1.500.000,-
    • Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (ke 2 -10) Rp. 675.000,-
    • Perlindungan tanaman 4HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 300.000,-
    • Perbaikan drainase 12 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (2-9) Rp. 810.000,-
    • Pemangkasan 10 HOK/th @ Rp. 7.500,- (ke-5 - 10) Rp. 450.000,-
  7. Panen dan pasca panen
    • Pemanenan
      • Tahun ke-5, 22 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 165.000,-
      • Tahun ke-6, 35 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 264.000,-
      • Tahun ke-7, 48 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 363.000,-
      • Tahun ke-8, 62 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 462.000,-
      • Tahun ke-9, 75 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 561.000,-
      • Tahun ke-10, 84 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 627.000,-
    • Kemasan dan pemasaran
      • Tahun ke-5 Rp. 330.000,-
      • Tahun ke-6 Rp. 528.000,-
      • Tahun ke-7 Rp. 686.000,-
      • Tahun ke-8 Rp. 892.000,-
      • Tahun ke-9 Rp. 1.160.000,-
      • Tahun ke-10 Rp. 1.508.000,-
    • Jumlah biaya produksi dalam 10 tahun Rp. 32.479.675,-2)
    • Pendapatan
      • Tahun ke-5: 5.500 buah @ Rp. 500,- Rp. 2.750.000,-
      • Tahun ke-6: 8.800 buah @ Rp. 500,- Rp. 4.400.000,-
      • Tahun ke-7: 12.100 buah @ Rp. 500,- Rp. 6.050.000,-
      • Tahun ke-8: 15.400 buah @ Rp. 500,- Rp. 7.700.000,-
      • Tahun ke-9: 18.700 buah @ Rp. 500,- Rp. 9.350.000,-
      • Tahun ke-10: 20.900 buah @ Rp. 500,- Rp. 10.450.000,-
    • Jumlah Pendapatan Rp. 40.700.000,-
3) Keuntungan :
1. Dalam 10 tahun Rp. 8.220.325,-
4) Parameter kelayakan usaha 1. B/C rasio = 1,25
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Di dalam negeri mangga tetap menjadi buah favorit pada saat musimnya. Buah yang berkualitas tetap memiliki harga yang jauh lebih baik dan dapat menembus pasar untuk kalangan menengah atas. Di luar negeri mangga adalah buah eksotik yang banyak penggemarnya dan termasuk buah impor yang mahal. Potensi Indonesia untuk mengekspor mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal. Untuk mensuplai kebutuhan mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard mutu tidak berubah, diperlukan pengembangan agribisnis mangga yang mencakup areal tanam luas dengan kultur teknis dan pasca panen yang terkendali.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.
11.2. Diskripsi
Standar mutu mangga tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-3164- 1992.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Mangga digolongkan dalam 4 ukuran menurut kultifarnya yaitu besar sedang kecil dan sangat kecil yang masing-masing digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu mutu I dan mutu II
  1. Arum manis: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat kecil 250-299 gram
  2. Golek: besar>500 gram, sedang 450-500 gram, kecil 400-449 gram, sangat kecil 350-399 gram
  3. Gedog: besar>250 gram, sedang 200-250 gram, kecil 150-199 gram, sangat kecil 100-149 gram
  4. Manalagi: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat kecil 250-299 gram
Syarat mutu yang diterapkan untuk keempat golongan tersebut:
  1. Karakteristik keasaman sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragam
  2. Karakteristik tingkat ketuaan: mutu I tua tapi tidak terlalu matang; mutu II tua tapi tidak terlalu matang
  3. Karakteristik kekerasan: mutu I=keras; mutu II=cukup keras
  4. Karakteristik ukuran: mutu I=seragam; mutu II=kurang seragam
  5. Karakteristik kotoran: mutu I=bebas; mutu II=bebas
  6. Karakteristik kerusakan: mutu I=5%; mutu II=10 %
  7. Karakteristik busuk : mutu I=1%; mutu II=1%
11.4. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot mangga terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 partai/lot seperti terlihat dibawah ini:
  1. Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot sampai dengan 100 : contoh yang diambil 5.
  2. Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 101 – 300: contoh yang diambil 7.
  3. Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 301 – 500: contoh yang diambil 9.
  4. Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 501 – 1000: contoh yang diambil 10.
11.5. Pengemasan
Pengemasan buah manga dalam peti kayu, berat bersih setiap peti kayu maksimum 25 kg, susunan buah dalam peti kayu kompak dengan setiap buah yang diberi pembungkus/ penyekat, atau kotak kotoran diberi penyekat dan lobang udara, susunan buah dalam kotak karton satu lapis dengan berat bersih kotak karton maksimum 10 kg. Untuk pemberian merek di bagian luar kotak kayu di beri label yang dituliskan antara lain :
  1. Nama barang.
  2. Jenis mutu.
  3. Nama/kode perusahaan/eksportir.
  4. Berat bersih.
  5. Produksi Indonesia.
  6. Tempat/negara tujuan.
12. DAFTAR PUSTAKA
  1. Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola. Surabaya.
  2. Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih
  3. Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta
  4. Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru Bandung
  5. Trubus No. 345. 1998. Memperbanyak Mangga di Pohon.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

Cara Menanam Labu siam

Labu siam (Sechium edule) adalah tanaman yang masuk dalam famili Cucurbitaceae. Tanaman ini memiliki ciri batang penunjang menjalar, lunak dan mengandung air. Warna buah labu siam sangat beragam, dari mulai kuning, hijau muda juga hijau tua. Di Indonesia, labu ini memiliki banyak sebutan, ada yang menamakannya waluh siem, labu Jepang, ada juga yang menyebutnya labu Jipang.
Tanaman labu siam tumbuh dengan merambat ke para-para. Besar buahnya dua kali kepalan tangan dengan bentuk membulat ke bawah. Pada kulit luarnya ada alur yang mirip dengan pembagian ruang di dalam buah. Kulitnya yang tipis penuh tonjolan yang tidak beraturan. dan jika dikupas mengeluarkan getah. Karena itu, sebelum dimasak harus direndam terlebih dahulu. Labu siam pada umumnya diolah sebagai bahan sayuran ataupun lalapan.
Cara Menanam Labu Siam Yang Baik Dan Benar
Labu siam
Labu siam tergolong tanaman yang mudah ditanam. Itu sebabnya, tanaman ini tersebar di berbagai belahan dunia, mulai dari daerah yang beriklim tropis sampai daerah subtropis, mulai di daerah dataran tinggi dengan hawa dingin sampai dataran rendah berhawa panas, semua cocok untuk ditanami labu siam. Hal ini disebabkan karena adaptasi tanaman ini terhadap perilaku cuaca sangat baik.
Labu siam tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengantisipasi kurangnya air pada musim kemarau, tapi juga mampu mengantisipasi kelebihan air di musim hujan. Labu siam dapat tumbuh dengan optimal pada tanah kering, bertanah gembur yang kaya bahan organik, dengan drainase dan aerasi yang baik.
Untuk membudidayakan labu siam, berikut ini tahapan-tahapan cara menanam labu siam yang benar yang perlu dilakukan:
1. Pengolahan Tanah
Membudidayakan labu siam terhitung tidak sulit. Seperti halnya budidaya tanaman yang lain, awalnya dengan terlebih dahulu mengolah tanah dengan cara yang umum, yakni dengan membalik tanah dan menyeimbangkan unsur haranya. Setelah itu, dibuat parit-parit di atas lahan guna memudahkan dalam pengairan tanaman. Pola tanam dan parit-parit sebaiknya dibuat berjajar dan melintang.
Karena dalam pertumbuhan tanaman labu siam membutuhkan para-para, maka terlebih dahulu harus kita buat para– para setinggi +/- 220 cm dengan tiang pancang 3 m x 5 m. Untuk bagian atasnya dapat menggunakan anyaman bambu. Sementara panjang dan lebar para-para disesuaikan dengan kondisi lahan serta jumlah tanamannya.
Penanaman labu siam dilakukan dengan terlebih dahulu membuat lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm berkedalaman 20 cm. Jarak antara lubang tanam yang satu dengan yang lain sejauh 3 m dan antar baris 5 m. Untuk kerapatan tanaman antara 1200-1500 tanaman per hektar.
2. Pembibitan Labu Siam
Labu siam diperbanyak melalui biji-biji yang terdapat pada buah labu siam yang umurnya sudah sangat tua. Biji-biji labu siam tersebut disemaikan di tempat yang lembab sampai berubah menjadi kecambah atau mengeluarkan tunas baru. Jika tunas yang tumbuh sudah lebih dari 30 cm, maka benih sudah siap untuk ditanam.
3. Penanaman dan Pemeliharaan
Dalam tahap penanaman terdapat beberapa proses dan tahap seperti:
- Memasukan benih bertunas tersebut ke dalam lubang-lubang tanam yang sudah kita buat di atas lahan.
- Benih yang sudah dimasukkan ke dalam lubang tanam selanjutnya ditutup dengan lapisan tanah, dan harus selalu kita jaga dari serangan berbagai macam hama, termasuk gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitarnya.
- Pastikan bahwa para-para yang telah kita pasang sebelumnya sudah berdiri dengan kokoh dan siap untuk dijadikan sebagai media rambat tanaman.
- Jika dalam proses pertumbuhannya kita jumpai tanaman yang tumbuh tidak sehat, lakukan penyulaman sesegera mungkin dengan bibit baru yang umurnya diperkirakan sama, penyulaman ini dapat dilakukan sejak satu minggu setelah tanam.
- Ketika tanaman labu mulai tumbuh merambat atau menjalar, periksa kondisi sekitar lahan. Jika banyak dijumpai gulma atau rumput liar, lakukan penyiangan guna mengurangi bahaya hama dan penyakit tanaman, serta persaingan dalam memperebutkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah .
- Para-para mulai difungsikan begitu tanaman mengeluarkan sulur. Rambatkan sulur tanaman pada bambu yang ditancapkan di dekat batang tanaman, dan pastikan sulur tersebut merambat dengan benar, agar ketika mulai berbuah, bambu yang menjadi para-para tersebut ikut membantu batang dalam menyanggah beban buah.
- Pada saat tanaman berumur 3-6 minggu, lakukanlah pemangkasan pada cabang, agar tunas dapat menyebar dengan baik. Jika tunas dapat menyebar dengan baik, maka buah akan tumbuh dengan merata dan pertumbuhannya juga akan berlangsung sempurna. Potonglah ujung cabang yang tua dan tidak dapat lagi tumbuh memanjang, agar tunas-tunas baru dapat tumbuh. Potong juga daun-daun yang sudah tua.
4. Hama dan Penyakit
Terdapat beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang Labu Siam, beberapa diantaranya adalah:
- Ulat Grayak
Hama yang paling sering menyerang labu siam adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat ini menghabiskan daun labu dan hanya meninggalkan tulang daun saja. Ulat grayak melakukan serangannya pada malam hari, dan pada waktu siang ulat tersebut bersembunyi di dalam tanah. Untuk mencegah hama ini, tanaman harus dibersihkan dari berbagai jenis gulma, serta menyemprotkan sedini mungkin Azodrin dengan dosis 2 cc/l.
- Kepik
Hama tanaman labu yang lain adalah Kepik Leptoglossus australis. Kepik ini menyerang dengan membuat tusukan pada buah labu, sehingga ketika buah tersebut terkena air hujan, akan mudah dimasuki cendawan. Akibat yang ditimbulkan, buah menjadi lembek dan busuk. Untuk mengatasinya dapat dengan menyemprotkan Azodrin dengan dosis yang sama seperti di atas.
- Penyakit Layu
Sedang untuk penyakit yang sering menyerang tanaman labu adalah penyakit layu yang disebabkan cendawan Fusarium sp. Penyakit ini menyerang bibit yang baru tumbuh atau tanaman yang masih muda. Gejalanya, ujung daun perlahan-lahan layu lalu mengerut, sebelum akhirnya kering.
Cabut dan musnahkan segera tanaman yang terserang penyakit ini, agar tidak menular pada tanaman lain yang masih belum terjangkiti. Selain itu, semprotkan Benlate 2 g/l air ke seluruh batang dan daun tanaman serta ke bekas tanah tempat tanaman yang terkena penyakit agar tidak menyerang tanaman lain.
5. Panen dan Pasca Panen
Pada umur 3 – 5 bulan, tanaman labu siam siap untuk dipanen untuk yang pertama kalinya. Cara memanennya adalah dengan memotong labu siam pada tangkainya menggunakan pisau. Usahakan agar tidak sampai terjatuh, karena kulit buahnya yang halus mudah sekali lecet sehingga dapat mengurangi mutu.
Setelah panen pertama, panen berikutnya dilakukan satu minggu sekali. Tanaman ini memiliki produktifitas selama 3–4 tahun. Setelah melewati masa itu, lakukanlah peremajaan dengan menanam tanaman baru. Satu tanaman labu siam rata-rata dapat menghasilkan sebanyak +/- 500 buah. Sedang produksi labu siam dapat mencapai 8–10 ton/ha per tahun.

sumber : http://obatpertanian.com/

Cara Menanam Kencur

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris) kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur
sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum) maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan rempah pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.), namun mudah dibedakan dari daunnya.
Nama kencur dipinjam dari bahasa Sanskerta, kachora, कचोर, yang berarti temu putih (Curcuma zedoaria).
Syarat Tumbuh
Untuk pertumbuhan kencur yang optimal diperlukan lahan dengan agroklimat yang sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya kencur adalah iklim tipe A, B dan C (Schmidt&Ferguson), ketinggian tempat 50-600 mdpl, temperatur rata-rata tahunan 25-30°C, jumlah bulan basah 5-9 bulan per tahun dan bulan kering 5-6 bulan, curah hujan per tahun 2.500-4.000 mm, intensitas cahaya matahari penuh (100%) atau ternaungi sampai 25-30% hingga tanaman berumur 6 bulan, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir,
Pemilihan Bibit
Berasal dari pohon yang sudah tua, cara memperoleh bibit ada 2 cara :
a). Lansung tanam
Rimpang segar setelah dipotong-potong sepanjang 4 Cm lansung ditanam dilapangan tanpa disimpan dulu.
b). Ditunaskan dulu
Rimpang setelah dipotong-potong 4 Cm disimpsn dalam gudang 1-2 minggu (sampai tunas bermunculan), ruang tempat penyimpanan harus kering, tidak panas dan tidak terlindung. Rimpang dihamparkan (tidak bertumpuk) di atas rak kayu atau bambu. Bibit yang baik mempunyai 2-3 buah mata tunas. Keperluan bibit sekitar 1-2 ton/hektar dengan jarak tanam sekitar 20x15 Cm.
Penyiapan Lahan
Tanah dibersihkan dari rerumputan lalu dicangkul 2 (dua) kali.
Dibuat bedengan sambil diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/hektar.
Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan.
Jarak tanam 20x5 Cm, kecuali untuk tumpang sari 60x40 Cm.
Cara penanaman dengan meletakan bibit dicelup/dipping pada larutan anti biotik agrimyoin, sterptomyoin.
Pemeliharaan
Penyiangan pada minggu ke II-IV setelah tanam atau tergantung keadaan.
Mulching penutupan tanah bisa denngan jerami atau ampas perasan tebu.
Pemupukan pada saat tanaman sudah membentuk daun sempurna (akhir minggu ke 4) dipupuk dengan pupuk Urea 75 Kg, TSP 200 Kg dan KCl 100 Kg dan pada saat tanaman berumur 3 bulan dipupuk dengan Urea sebanyak 75 Kg.
Penggemburan tanah dilakukan disekitar rumput pada umur 3 bulan bersamaan dengan pemupukan ke II.
Hama dan Penyakit hama pada tanaman kencur tidak banyak yang penting adalah penyakit busuk umbi oleh bakteri Pseudomonas sp.
Panen 
Umur
Mulai dapat dipanen umur 6-8 bulan, dan dapat ditunda sampai musim berikutnya karena tidak akan ada efek buruk terhadap rimpang namun jika ditunda sampai musim berikutnya lagi kemungkinan rimpang akan membusuk dan kadar patinya menurun.
Panen sebaiknya dilakukan dalam waktu yang singkat.
Biasanya bila setelah cukup panen ditandai dengan daun menguning dan akhirnya gugur.
Cara Panen
Membongkar seluruh rimpang dengan cangkul, garpu atau alat lainnya.
Mematahkan atau memotong rimpang bagian pinggir, sisa yang tertinggal dibiarkan tumbuh untuk musim tanam berikutnya

Cara Menanam Kentang

BUDIDAYA KENTANG:.
Budidaya, kentang, cara menanam, tanaman kentang

Sebelum Melaksanakan Penanaman Ada beberapa faktor yang harus diketahui karena faktor-faktor ini akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang. Faktor-faktor tersebut diantaranya:. 

Cara Menanam Kedelai


budidaya kedelai, cara menanam kedelai

Seperti Biasa, sebelum proses penanaman diharuskan untuk memperisapkan lahannya dahulu atau mengolah tanah lahan pertanian sehingga siap pakai. Pengolahan tanah untuk budidaya kedelai sangat penting, karena kedelai harus berkecambah dengan semppurna supaya dpat berkembang dengan maksimal, selain itu benih juga memerlukan kelembapan dan oksigen yang cukup.
Ada beberapa tujuan pengolahan tanah adalah supaya tanah menjadi gembur, pembenaman sisa-sisa tanaman, memecah bongkahan-bongkahan tanah, perataan tanah,  dan pemberantasan rumput.

Kondisi lahan yang akan ditanami:

1.    Tanah tegalan
Pengolahan tanah pada tegalan dilakukan dengan cara dibajak, digaru dan diratakan. Sisa-sisa gulma dibuang, dan pelaksanaannya dilakukan pada akhir musim kemarau karena pada awal musim hujan benih ahrus segera ditanam.
Untuk penanaman kedua tanah tidak usah diolah lagi. Dan jangan lupa membuat bedengan atau kalenan-kalenan seperlunya.

2.    Permukaan lereng
Pengolahan dilakukan dengan cara terasering agar erosi pada permukaan tanah dapat diperkecil.

3.    Lahan sawah
Tanah diolah dengan cukup untuk membuat jerami padi sampai kepermukaan tanah, kemudian jerami disingkirkan. Buat lubang dengan tugal pada petakan dengan lebar 3 m – 10 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
Diantara  petakan dibuat saluran drainase selebar 25-30 cm, dengan kedalaman 30 cm, diamkan selama 7-10 hari untuk menutupi bibit yang telah ditebar atau dimasukan ke dalam tanah yang ditugal.

Pemilihan Bibit

Benih yang baik untuk budidaya kedelai ialah benih yang sudah cukup tua, utuh, dan warnanya mengkilat. Bibit dibutuhkan sebanyak 50-75 kg untuk 1 ha, bibit bisa didapat dari took-toko yang menyediakan bibit ataupun denga bibit hasil pertanian sendiri.

Untuk mendapatkan  hasil budidaya yang maksimal maka pemilihan bibit pun harus  yang berkualitas. Syarat-syarat bibit unggul:

1.    Benih dipanen setelah buah matang
2.    Diambil dari tanaman yang sehat
3.    Produksi tinggi
4.    Pertumbuhan tanam seragam
5.    Bersih dari kotoran, hama, penyakit dan gulma
6.    Tidak keriput, tidak luka, dan mengkilat
7.    Harus kering benar
8.    Sudah harus ditanam paling lambat 8 bulan sejak dipanen
9.    Disimpan dalam kelembapan < 60%

Ada dua cara untuk mengadakan pembibitan yaitu, bibit disimpan dalam bentuk biji dan bibit disimpan dalam bentuk buah.

Bibit yang disimppan dalam bentuk biji, caranya tanaman yang sudah kelihatan tua yang buahnya banyak, batangnya besar, buahnya tidak mudah pecah dan bebas penyakit lalu kita petik.
Kemudian ditampi. Pilih biji yang besar, mulus dan tidak keriput, kemudian dijemur lagi hingga kering. Campurkan debu sedikit minyak tanah. Masukan ke dalam kaleng dan tutup rapt-rapat.

Bibit yang disimpan dalam bentuk buah caranya, tanaman di cabut dan dijemur sampai benar-benar kering. Ikat dan gantungkan di atas tungku api. Menjelang tanam, yaitu 3-4 hari sebelum tanam ikatan dipukul-pukul agar biji lepas kemudian dipilih biji yang baik dan dijemur.

Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan alat tugal, lubang dibuat sedalam 3-4 cm. jarak tanam tergantung dari kesuburan tanah, dan ketersedian air maupun varietas yang ditanam. Dapat menggunakan ukuran 20 x 40 cm, 25 x25 cm, 30 x 15 cm atau 30 x 30 cm.

Cara Penanaman

Cara penanaman kedelai ada dua cara, dengan cara ditebar dan dengan cara ditugalkan. Penanaman dengan cara ditebarkan akan memperoleh tumbuhan yang tumbuh tidak merata, bibit yang dibutuhkan lebih banyak, namun waktu dan tenaga yang digunakan lebih singkat.
Penanaman dengan cara ditugal memerlukan 3 orang, 1 oorang untuk membuat lubang, 1 orang memasukan benih, dan 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang.

Apabila penanaman dilakukan pada lahan yang tidak pernah ditanami kedelai, maka benih dicampur dengan bakteri rhizobium. Caranya sama seperti yang dijelaskan pada pembahasan budidaya kacang hijau, yaitu dicampur dengan legin.

Setiap 5-10 gram dibatasi sedikit air, kemudian dicampur dengan benih 1 kg. jika legin tidak ada, benih bisa diberi tanah yang sudah sering ditanami kedelai (kacang-kacangan). Setiap 1 kg benih dicampur dengan 100-250 gram tanah. Kemudian diangin-anginkan, lalu ditanam tiap lubang 2-3 butir benih.
Tahap Pemeliharaan Tanaman

1.    Pengairan

Pengairan dapat dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15-30 menit. Tanah jangan terlalu becek ataupun kekeringan. Saat perkecambahan umur 0-5 hari, 15-20 hari, masa pembungaan dan pembentukan biji (35-65 hari), sangat memerlukan air. Sedangkan saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

2.    Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2 kali, yaitu, sebelum dilakukan penanaman atau saat tanam, dan pupuk susulan.
Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman kedelai yaitu, TSP 75 kg – 200 kg/ha, KCl 50 – 100 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha. Sedangkan untuk pupuk susulan yaitu urea 50 kg/h, pupuk susulan diberikan ketika tanaman berumur 20-30 hari setelah tanam. Pupuk diberikan didalam larikan  di antara barisan tanaman kedelai kemudian ditutup tanah.

3.    Penyulaman dan penyiangan

Penyulaman dilakukan seminggu setelah benih ditanam, hal ini dilakukan untuk mengganti apabila ada tanaman yang mati.

Kegiatan penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berbunga. Penyiangan dilakukan untuk untuk membersihkan gulma dan penggemburan tanah dapat dilakukan pada saat penyiangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman kedelai antara lain:

Kembang daun, ciri-cirinya, warna hitam, dibagian pinggir terdapat garis-garis kuning, dan bertelur dan menetas pada daun.
Cara pengendaliannya, semprot dengan Azondrin 15 WSC, Kharpos, dan 0,1% Tacophene dalam bentuk cair.
Kepik polong, ciri-cirinya, bentuk tubuh dan warna mirip walang sangit, dan bergaris putih dan kuning disepanjang tepi sisi badannya.
Cara pengendaliannya, semprot dengan Bayrusil dengan dosis 1-2 cc/liter, dan semprot dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC setiap 1-2 minggu setelah tanaman 50 hari.

Lalat kacang, ciri-cirinya, lalat kecil dengan warna hitam, warna 1,5 mm, bertelur pada keping biji yang sedang tumbuh, bertelur pada pagi hari, dan berkepong-pong pada bagian kulit pangkal daun.
Cara pengendaliannya, dicegah dengan cara menanam ketika tanah masih dalam keadaan lembab dan subur, sebelum benih ditanam campur dengan insektisida Marshall 200 EC, dan lakuakn penyemprotan dengan Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC, dan Lonnate 25 WP.

Ulat penggerek polong, ciri-cirinya, bertelur dibawah daun buah.
Cara pengendaliannya, semprot tanaman pada waktu pembentukan polong dengan insektisida surecid, Agrothion 50 EC, dan Dursban 20 EC.

Ulat prodenia, ciri-cirinya, larva berikuran panjang ± 3 cm berwarna hitam, ada garis-garis kuning di punggung dan samping, bertelur di permukaan daun, dan berkepompong di dalam tanah.
Cara pengendaliannya, semprot pada permukaan daun bagian atas dengan insektisida Azodrin 15 WSC dan Thiodon 35 EC dua kali seminggu setelah ditemukan telur.

Ulat jengkal, ciri-cirinya, berwarna hitam dan berjalan seperti jengkal.
Cara pengendaliannya, semprot dengan insedktisida Agrothion 50 EC, basudin 60 EC, dan Azodin  15 WSC.

Penyakit yang menyerang tanaman kedelai antara lain:

Bercak daun, penyebabnya bakteri Xanthomonas phaseoli. Gejalanya, pada permukaan bawah daun terdapat bintik berwarna kuning dan warna coklat di tengash bercakan, kemudian bercak-bercak bergabung menjadi lebih besar, dan tanaman menjadi layu dan mati. Cara menanggulanginya, penanaman varitas harus yang tahan penyakit, mermbersihkan gulma, dan semprot dengan Bentate 50 WP, Bayleron 250 EC

Penyakit karat, penyebabnya, Cendawan Phakospora pachyrhizi. Gejalanya, muncul saat tanaman selesai berbunga, di permukaan daun bagian bawah terdapat bintik-bintik coklat, spora berwarna coklat bertaburan apabila disentuh, dan polong banyak yang tidak berisi. Cara menanggulanginya, penanaman varietas harus yang tahan penyakit, tanam serempak, pergiliran tanaman, membersihkan gulma, dan semprot dengan Benlate dosis 2 gram/liter, Baycor 300 EC, Bayleron 250 EC.

Mozaik, penyebabnya virus, gejalanya tanaman jadi kerdil, daun menggulung dan agak keriput, dan jarak antara cabang pendek.

Penanggulangannya, menanam parietas yang tahan penyakit, pergiliran tanaman, tanaman yang terserang cabut dan bakar, membersihkan gulma, kemudian semprot dengan Basudin 60 EC.