Showing posts with label Makanan. Show all posts
Showing posts with label Makanan. Show all posts

Cara Membuat Bubur Sumsum



Cara Membuat Bubur Sumsum

 Cara membuat Bubur Sumsum sangat mudah dan bahan-bahan yg digunakan untuk membuatnya pun sangat mudah, biasanya sudah tersedia dirumah. selain itu membuat bubur yg satu ini juga tidak membutuhkan waktu banyak, sehingga anda tidak perlu lama-lama menyiapkan menu buka puasa dgn menu yg lezat ini. Beberapa waktu yg lalu saya sempat menikmati kembali nikmatnya bubur sumsum setelah lama tidak melihatnya. Hampir 2 piring segera habis. Untuk menambah warna agar lebih menarik bisa menggunakan sedikit pewarna makanan atau bisa juga menggunakan yg alami seperti larutan daun pandan sekaligus sebagai pengharum aroma. Hal ini disesuaikan selera.
Bahan-bahan :
  • 100 gr Tepung beras
  • 3 lembar daun pandan (bersihkan dan sobek lalu buatlah simpul)
  • 650 santan kental (hasil parutan 1 butir kelapa tua)
  • 1/2 sendok teh garam

Bahan-bahan kuah :
  • 100 ml air bersih
  • 200 gr gula merah (disisir halus)
  • 2 lembar daun pandan (bersihkan dan buat simpul)

Cara Membuat Bubur Sumsum Istimewa Praktis Lembut dan Nikmat :
  1. Bagilah santan ke dlm dua wadah yg berbeda, panaskan santan pd wadah pertama bersama dgn simpulan daun pandan menggunakan api kecil sambil terus diaduk, jgn sampai santan pecah.
  2. Santan pd wadah kedua dicampur dgn tepung beras dan garam, aduk-aduk hingga semua bahan tercampur rata. Kmdn tuangkan pd wadah kedua kedlm campuran santan pd wadah pertama yg sedang dipanaskan, aduk-aduk terus kedua campuran hingga menjadi bubur yg kental. Setelah dirasa cukup matang segera angkat da biarkan dingin.

Cara membuat kuah bubur sumsum :
  1. Campurkanlah air bersama gula serta daun pandan dan aduk-aduk hingga menyatu dan rata.
  2. Kmdn rebuslah campuran gula dgn menggunakan api sedang hingga mengental, jk dirasa cukup segera angkat dan sisihkan hingga dingin.

Cara Penyajian :
  • Ambil beberapa sendok kedlm piring saji, lalu tuangkan kuah gula merah diatas bubur sumsum.

Nah sangat praktis dan mudah diikuti kan? Bubur ini cocok disajkn saat hangat atau dingin. Selamat mencoba dan berkreasi.

Cara Membuat Bakwan

Bakwan sayuran yang dijual di kaki lima seringkali kurang sehat karena menggunakan minyak bekas pakai berkali-kali dan belum tentu menggunakan bahan-bahan yang bersih. Walaupun agak repot, tidak ada salahnya bagi Anda untuk membuat bakwan sayuran sendiri untuk keluarga di rumah. Selain lebih sehat, bakwan sayuran buatan sendiri tentu lebih nikmat karena Anda bisa menakar sendiri bumbunya.

Penasaran bagaimana cara membuat bakwan sayuran dan tauge yang sehat? Berikut adalah tipsnya:
1.    Cuci bersih tauge
2.    Cuci sayuran lainnya seperti wortel, bunci, dan kol, lalu potong-potong halus.
3.    Campurkan telur ke dalam irisan sayuran dan tauge, lalu aduk hingga rata. Masukkan tepung terigu dan tepung tapioka, lalu aduk rata hingga membentuk adonan kental.
4.    Campurkan bumbu halus seperti bawang merah, bawang putih, cabai, ketumbar, merica, dan garam ke dalam adonan bakwan. Aduk-aduk terus hingga rata. Agar makin nikmat, tambahkan sedikt bumbu Royco rasa sapi atau ayam.
5.    Panaskan wajan dengan minyak goreng. Masukkan 3 sendok makan adonan bakwan ke dalam wajan. Bentuk adonan hingga pipih seperti bakwan. Agar bakwan tidak saling menempel, hindari memasukkan terlalu banyak adonan ke dalam wajan sekaligus.
6.    Goreng bakwan sampai berwarna kecokelatan dan jangan sampai bakwan gosong. Agar matang merata, bolak-balik kedua sisi bakwan dan masak hingga kurang lebih 2 menit.

Angkat dan sajikan bakwan sayuran dan tauge ini dengan cabai rawit, saus sambal, ataupun saus tomat. Selamat mencoba.

Sumber:
http://www.indochinekitchen.com/recipes/vegetable-fritter/
http://www.sbs.com.au/food/recipe/4451/Indonesian_vegetable_fritters/search/true

Cara Membuat YAM Tomat

YAM TOMAT
  1. PENDAHULUAN Yam tomat adalah sejenis saos dengan konsistensi lebih kental. Yam ini dibuat tanpa penambahan bumbu kecuali gula dan asam. Cara pembuatannya sama dengan pembuatan saos tomat yang lain.

Cara Menanam Daun Mint

Daun mint yang memiliki nama latin Mentha cordifolia ini dapat dengan mudah untuk anda budidayakan karena tanaman ini dapat dengan mudah sekali tumbuh subur. Saat menginginkan untuk menanam tanaman ini maka anda hanya perlu melakukan stek batang dan tanaman baru pun akan anda dapatkan. Namun untuk mendapatkan tanaman yang benar- benar anda harapkan dan memiliki kualitas yang sempurna maka anda harus memperhatikan beberapa hal yang mendukung perkembangan tanaman ini. Disini saya akan membahas tentang cara menanam daun mint yang benar untuk itu dengan membaca artikel berikut ini baik – baik maka anda pun akan dapat dengan mudah membudidayakan daun mint ini di rumah anda. Berikut ulasannya :



Cara Menanam dan Mengolah Cincau

cincau Tanaman cincau (Cylia barbata) merupakan tanaman yang tumbuh merambat berdiameter kecil dan kulit batang kasar. Panjang batang bisa sampai belasan meter, daun tanaman ini berbentuk prisai ada yang berbulu ada yang licin tergantung jenisnya.


PEMBIBITAN
I. Dengan Biji
  1. Pilih biji-biji yang tua, ditandai dengan warna merah/ hitam. Kemudian kering anginkan biji tersebut
  2. Siapkan tempat pesemaian dengan nyiru/ polibag yang diisi dengan tanah yang dicampur dengan pupuk kandang
  3. Tanam biji pada media pesemaian
  4. Tempatkan pesemaian pada tempat yang teduh dan terhindar dari hama
  5. Pesemaian siap tanam setelah berumur 6 minggu
II. Dengan Stek
  1. Pilih stek yang agak tua (batang berwarna kecoklatan dan agak keras)
  2. Sisakan sedikit daun pada stek tersebut
  3. Rendam stek tersebut dalam tempat yang berisi air kurang lebih 1 minggu sehingga keluar rambut-rambut akar pada buku batang
  4. Pindahkan stek dalam polybag dengan hati-hati agar rambut tidak putus
  5. Jaga kelembabat polybag sampai beberapa hari
  6. Stek siap dipindah kelapangan setelah tumbuh daun-daun baru
III. Dengan Cara Merunduk
  1. Siapkan beberapa polybag yang berisi tanah yang subur (tanah + pupuk kandang)
  2. Pilih beberapa cabang yang tua
  3. Tanam cabang yang ada buku-bukunya pada polybag tersebut
  4. Ulangi pada ruas cabang yang lain dengan menggunakan polybag berikutnya sehingga satu batang bisa mendapatkan 4-5 bibit
  5. Setelah 1-2 bulan potong bibit tersebut dan siap ditanam dilahan
PENANAMAN
  1. Sediakan lubang tanam yang berisi tanah dan campuran pupuk kandang
  2. Siapkan tiang panjatan, bisa dari bambu atau pagar
  3. Tiang panjatan bisa juga dari tanaman hidup yang tidak rajin berbuah
  4. Tiang panjatan juga bisa dibuat dari ijuk yang digantung dibambu yang dibikin kerekan sehingga ketika panen bisa diturunkan dengan mudah dan dinaikkan kembali setelah panen
PEMELIHARAAN
  1. Yang terpenting dalam pemeliharaan adalah melakukan penyiraman saat kering karena cincau akan menghasilkan daun-daun yang kecil jika kekurangan air
  2. Pada batang yang tua dan mengering perlu dilakukan pemangkasan supaya dapat tumbuh tunas-tunas yang baru.
MENGOLAH CINCAU
Cincau hijau memiliki beberapa khasiat. Tanaman yang bernama latin Cyclea barbata telah diteliti mengandung karbohidrat, polifenol, saponin, flavonoida dan lemak. Kalsium, fosfor, vitamin A dan B juga ditemukan dalam daun cincau hijau. Beberapa khasiat daun cincau hijau adalah untuk menghilangkan panas perut, menurunkan tekanan darah tinggi, disentri dan sariawan.

Cara membuat cincau dari daun cincau:

  1. Alat dan Bahan:
  2. 20 lembar daun cincau hijau
  3. 600 ml air (sekitar 3 gelas)
  4. saringan
  5. 2 wadah yang cukup untuk menampung 600 ml air
Langkah Pengerjaan:
  1. Cuci bersih daun cincau hijau
  2. Masukkan 300 ml air ke dalam wadah pertama
  3. Masukkan daun 10 lembar, remas-remas di dalam air sampai daun layu dan beserpih. Air akan berubah warna menjadi hijau tua dan sedikit kental
  4. Masukkan sisa air dan10 lembar sisa daun lalu remas-remas kembali
  5. Segera saring dengan saringan ke wadah kedua
  6. Biarkan selama 3 jam, atau masukkan ke dalam kulkas.

 Cincau hijau bisa dijadikan topping untuk jus maupun dikonsumsi dengan menambahkan susu kental manis, santan, dan gula merah.
 

Cara Menanam dan Budidaya Manggis


M A N G G I S
( Garcinia mangostana L. )
1. SEJARAH SINGKAT
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat).
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani pohon manggis adalah sebagai berikut:
  • Divisi : Spermatophyta
    • Sub divisi : Angiospermae
      • Kelas : Dicotyledonae
        • Keluarga : Guttiferae
          • Genus : Garcinia
            • Spesies : Garcinia mangostana L
Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok merekomendasikan tiga klon manggis, yaitu:
  1. Kelompok besar: panjang daun>20 cm; lebar>10 cm; ketebalan kulit buah>9 mm; diameter buah>6,5 cm; berat buah>140 gram; buah tiap tandan 1 butir.
  2. Kelompok sedang: panjang daun 17-20 cm; lebar 8,5-10 cm; ketebalan kulit buah 6-9 mm; diameter buah 5,5-6,5 cm; berat buah 70-140 gram; buah tiap tandan 1-2 butir.
  3. Kelompok kecil: panjang daun<17 cm; lebar<8,5 cm; ketebalan kulit buah<6 mm; diameter buah<5,5, cm; berat buah<70 gram; buah tiap tandan>2 butir. Klon yang dikembangkan adalah MBS1, MBS2, MBS3, MBS4, MBS5, MBS6 dan MBS 7.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
4. SENTRA PENANAMAN
Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
  1. Dalam budidaya manggis, angin berperan dalam penyerbukan bunga untuk tumbuhnya buah. Angin yang baik tidak terlalu kencang.
  2. Daerah yang cocok untuk budidaya manggis adalah daerah yang memiliki curah hujan tahunan 1.500–2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
  3. Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32°C.
5.2. Media Tanam
  1. Tanah yang paling baik untuk budidaya manggis adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik.
  2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk budidaya manggis adalah 5–7.
  3. Untuk pertumbuhan tanaman manggis memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50–200 m
5.3. Ketinggian Tempat
Pohon manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji/bibit hasil penyambungan pucuk dan susuan. Pohon yang ditanam dari biji baru berbunga pada umur 10-15 tahun sedangkan yang ditanam dari bibit hasil sambungan dapat berbunga pada umur 5-7 tahun.
  1. 1) Persyaratan Benih
    1. Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah Biji yang akan dijadikan benih diambil dari buah tua yang berisi 5-6 segmen daging buah dengan 1-2 segmen yang berbiji, tidak rusak, beratnya minimal satu gram dan daya kecambah sedikitnya 75%. Buah diambil dari pohon yang berumur sedikitnya 10 tahun.
    2. Untuk pembuatan bibit dengan cara sambungan diperlukan batang bawah dan pucuk (entres) yang sehat. Batang bawah adalah bibit dari biji berumur lebih dari dua tahun dengan diameter batang 0.5 cm dan kulitnya berwarna hijau kecoklatan.
  2. 2) Penyiapan Benih
    1. Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah Untuk menghilangkan daging buah, rendam buah dalam air bersih selama 1 minggu (dua hari sekali air diganti) sehingga lendir dan jamur terbuang. Biji akan mengelupas dengan sendirinya dan biji dicuci sampai bersih. Celupkan biji kedalam fungisida Benlate dengan konsentrasi 3 g/L selama 2-5 menit. Keringanginkan biji di tempat teduh selama beberapa hari sampai kadar airnya 12-14%.
    2. Pucuk untuk sambungan berupa pucuk (satu buku) yang masih berdaun muda berasal dari pohon induk yang unggul dan sehat. Dua minggu sebelum penyambungan bagian bidang sayatan batang bawah dan pucuk diolesi zat pengatur tumbuh Adenin/Kinetin dengan konsentrasi 500 ppm untuk lebih memacu pertumbuhan.
  3. 3) Teknik Penyemaian Benih
    1. Perbanyakan dengan biji dalam bedengan Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah kedalam 30 cm, kemudian campurkan pasir, tanah dan bahan organik halus (3:2:1) dengan merata. Persemaian diberi atap jerami/daun kelapa dengan ketinggian sisi Timur 150-175 cm dan sisi Barat 10-125 cm. Benih ditanam di dalam lubang tanam berukuran 10 x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm dan jarak antar baris 5 cm pada kedalaman 0,5-1,0 cm. Tutup benih dengan tanah dan selanjutnya bedengan ditutup dengan karung goni basah atau jerami setebal 3 cm. Persemaian disiram 1-2 kali sehari, diberi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 2 g/tanaman setiap bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke dalam polybag ukuran 20 x 30 cm berisi campuran tanah dan kompos/pupuk kandang (1:1). Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam dilapangan/dijadikan batang bawah pada penyambungan.
    2. Penyemaian dan pembibitan di dalam polybag berukuran 20 x 30 cm. Satu/dua benih disemai di dalam polybag 20 x 30 cm yang dasarnya dilubangi kecil-kecil pada kedalaman 0.5-1.0 cm. Media tanam berupa campuran tanah halus, kompos/pupuk kandang halus dan pasir (1:1:1). Simpan polybag di bedengan yang sisinya dilingkari papan/bilah bambu agar polybag tidak roboh. Persemaian disiram 1-2 hari sekali dan diberi urea dan SP-36 sebanyak 2-3 g/tanaman setiap bulan. Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam di lapangan atau dijadikan batang bawah pada penyambungan.
    3. Perbanyakan dengan penyambungan pucuk : Adapun cara penyambungan pucuk adalah sebagai berikut:
      1. Potong bahan bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher lalu buat celah di ujung batang sepanjang 3-5 cm.
      2. Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.
      3. Selipkan bagian runcing batang atas (pucuk) ke dalam celah batang bawah.
      4. Balut bidang pertautan batang bawah dan atas dengan tali rafia. Pembalutan dimulai dari atas, lalu ikat ujung balutan dengan kuat.
      5. Tutupi hasil sambungan dengan kantung plastik transparan dan simpan di tempat teduh. Setelah 2-3 minggu penutup dibuka dan bibit dibiarkan tumbuh selama 3-4 minggu. Balutan dapat dilepas setelah berumur 3 bulan yaitu pada saat bibit telah bertunas. Setelah berumur 6 bulan bibit siap dipindahtanamkan ke kebun.
      6. Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi gulma.
    4. Perbanyakan dengan penyambungan susuan Adapun cara penyambungan susuan adalah sebagai berikut:
      1. Pilih pohon induk yang produktif sebagai batang atas.
      2. Siapkan batang bawah di dalam polibag dan letakan di atas tempat yang lebih tinggi daripada pohon induk.
      3. Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk untuk bahan cabang atas. Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan batang bawah.
      4. Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter batang sepanjang 5-8 cm.
      5. Sayat pula cabang entres dengan cara yang sama.
      6. Satukan bidang sayatan kedua batang dan balut dengan tali rafia.
      7. Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan.
      8. Pelihara pohon induk dan batang bawah di dalam polibag dengan intensif.
      9. Susuan berhasil jika tumbuh tunas muda pada pucuk batang atas (entres) dan ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan tali.
      10. Bibit susuan yang baru dipotong segera disimpan di tempat teduh dengan penyinaran 30% selama 3-6 bulan sampai tumbuh tunas baru. Pada saat ini bibit siap dipindahtanamkan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
  1. Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
  2. Pembukaan Lahan
    1. Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
    2. Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
  3. Pengaturan Jarak Tanam : Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara:
    1. segi tiga sama kaki.
    2. diagonal.
    3. bujur sangkar (segi empat).
  4. Pemupukan : Bibit ditanam di musim hujan kecuali di daerah yang beririgasi sepanjang tahun. Sebelum tanam taburkan campuran 500 gram ZA, 250 gram SP-36 dan 200 gram KCl ke dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah.
6.3. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm dan tempatkan tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam sampai 50 cm dan tempatkan tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam. Kemudian masukkan tanah bagian dalam (galian ke dua) dan masukkan kembali lapisan tanah atas yang telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang. Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. Untuk lahan berlereng perlu dibuat teras, tanggul dan saluran drainase untuk mencegah erosi.
2) Cara Penanaman
Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per hektar. Cara menanam bibit yang benar adalah sebagai berikut:
  1. Siram bibit di dalam polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan dengan mudah.
  2. Buang sebagian akar yang terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.
  3. Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan tanah sampai batas akar dan padatkan tanah perlahan-lahan.
  4. Siram sampai tanah cukup lembab.
  5. Beri naungan yang terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini bisa berfungsi sebagai pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan mengubah iklim mikro, misalnya tanaman Albisia dan Lamtoro.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan dan penggemburanyaitu dua kali dalam setahun.
2) Perempalan/Pemangkasan
Ranting-ranting yang tumbuh kembar dan sudah tidak berbuah perlu dipangkas untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Gunakan gunting pangkas yang bersih dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas pangkasan dengan ter.
3) Pemupukan
Jenis dan dosis pemupukan anjuran adalah:
  1. Pohon berumur 6 bulan dipupuk campuran urea, SP-36 dan KCl (3:2:1) sebanyak 200-250 gram/pohon.
  2. Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk campuran 400-500 gram Urea, 650-700 gram SP-36 dan 900-1000 gram KCl (3:1:2) yang diberikan dalam dua sampai tiga kali.
  3. Pohon berumur 4 tahun dan seterusnya dipupuk campuran urea, SP-36 dan KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk kandang. Pupuk ditaburkan di dalam larikan/di dalam lubang-lubang di sekeliling batang dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. Dalam larikan dan lubang sekitar 10-20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm.
4) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman yang berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yang cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu sampai dua hari sekali. Sedangkan pada pohon manggis yang berumur lebih dari lima tahun, frekuensi penyiraman berangsur-angsur dapat dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari dengan cara menggenangi saluran irigasi atau disiram.
5) Pemberian Mulsa
Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling batang yang masih kecil untuk menekan gulma, menjaga kelembaban dan aerasi dan mengurangi penguapan air.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
  • Ulat bulu
    • Hama ini melubangi daun.
    • Pengendalian: (1) menjaga sanitasi lingkungan dan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) penyemprotan insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
7.2. Penyakit
  1. Bercak daun
    • Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan Helminthosporium sp.
    • Gejala: bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan bawah daun (Gloesporium sp.).
    • Pengendalian: mengurangi kelembaban yang berasal dari tanaman pelindung, memotong bagian yang terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250 EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
  2. Jamur upas
    • Penyebab: Corticium salmonicolor Berk.et Br.
    • Gejala: cabang/ranting mati karena jaringan kulit mengering.
    • Pengendalian: memotong cabang/ranting, mengerok kulit dan kayu yang terserang parah dan mengolesi bagian yang dipotong dengan cat, atau disemprot dengan Derosal 60 WP 0.1-0.2 %.
  3. Hawar benang
    • Penyebab: jamur Marasmius scandens Mass Dennis et Reid.
    • Gejala: miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang dan ranting membentuk benang putih yang dapat meluas sampai menutupi permukaan bawah daun.
    • Pengendalian: menjaga kebersihan dan memangkas daun yang terserang.
  4. Kanker batang
    • Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis.
    • Gejala: warna kulit batang dan cabang berubah dan mengeluarkan getah.
    • Pengendalian:
      1. perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yang sakit;
      2. penyemprotan fungisida Benlate untuk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi penyakit lainnya.
  5. Hawar rambut
    • Penyebab: jamur Marasmius equicrinis Mull.
    • Gejala: permukaan tanaman manggis ditutupi bentuk serupa benang berwarna coklat tua kehitaman mirip ekor kuda.
    • Pengendalian: sama dengan kanker batang.
  6. Busuk buah
    • Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz.
    • Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah dan meluas ke seluruh bagian buah sehingga kulit buah menjadi suram.
    • Pengendalian: sama dengan kanker batang.
  7. Busuk akar
    • Penyebab: jamur Fomes noxious Corner.
    • Gejala: akar busuk dan berwarna coklat.
    • Pengendalian: sama dengan kanker batang
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan manggis. Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar (SBM). Umur panen dan ciri fisik manggis siap panen dapat dilihat berikut ini :
  1. Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
  2. Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
  3. Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
  4. Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
  5. Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-65 mm.
Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan untuk ekspor pada umur 104-108 SBM.
8.2. Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yang tinggi dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yang dilengkapi pisau dan keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena manggis adalah pohon hutan yang umurnya dapat lebih dari 25 tahun.
8.3. Periode Panen
Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai Maret tahun berikutnya.
8.4. Perkiraan Produksi
Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30 buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada puncak produksi, tanaman yang dipelihara intensif dapat menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100 tanaman) dapat mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah
9. PASCAPANEN
  1. Pengumpulan : Buah dikumpulkan di dalam wadah dan ditempatkan di lokasi yang teduh dan nyaman.
  2. Penyortiran dan Penggolongan : Tempatkan buah yang baik dengan yang rusak dan yang busuk dalam wadah yang berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan ukuran buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok yaitu besar, sedang dan kecil.
  3. Penyimpanan : Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai 33 hari.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya manggis seluas 1 hektar pada populasi 100-125 tanaman untuk inventasi selama 20 tahun. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di Jawa Barat.
  1. Biaya produksi tahun ke-0
    1. Bibit stek sambung 125 batang Rp. 1.875.000,-
    2. Pupuk
      • Pupuk kandang 3 ton @ Rp 150.000,- Rp. 450.000,-
      • Urea 50 kg @ Rp 1.500,- Rp. 75.000,-
      • SP-36 25 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 45.000,-
      • KCl 20 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 33.000,-
    3. Tanam
      • Pembuatan lubang tanam 10 HKP @ Rp. 7000,- Rp. 70.000,-
      • Penanaman 5 HKP @ Rp. 7000,- Rp. 35.000,-
  2. Biaya produksi tahun ke-1 s.d. ke-6
    1. Sewa lahan 6 tahun Rp. 12.000.000,-
    2. Pupuk
      • Urea 375 kg @ Rp 1.500,- Rp. 562.500,-
      • SP-36 300 kg @ Rp 1.800,- Rp. 540.000,-
      • KCl 240 kg @ Rp. 1 650,- Rp. 396.000,-
    3. Pestisida
      • Insektisida 120 kg @ Rp. 50.000,- Rp. 6.000.000,-
      • Fungisida 120 liter @ Rp. 65.000,- Rp. 7.800.000,-
    4. Alat
      • Keranjang 50 buah Rp. 150.000,-
      • Cangkul 10 buah Rp. 100.000,-
      • Hand sprayer 2 buah @ Rp 350.000,- Rp. 700.000,-
    5. Tenaga kerja
      • Penyiangan 60 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 420.000,-
      • Pemupukan 90 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 630.000,-
      • Penyemprotan 480 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 3.360.000,-
      • Panen/pasca panen pertama 50 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 350.000,-
    6. Biaya tak terduga 10% Rp. 3.559.150,-
  3. Biaya produksi tahun ke-7 s.d. ke-20
    1. Sewa lahan selama 14 tahun Rp. 28.000.000,-
    2. Pupuk
      • Urea 875 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 1.312.500,-
      • TSP 700 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 2.450.000,-
      • KCl 560 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 924.000,-
      • NPK 350 kg @ Rp 2.400,- Rp. 840.000,-
      • Pupuk kandang 42 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 6.300.000,-
    3. Pestisida
      • Insektisida 140 kg @ Rp. 50.000,- Rp 7.000.000,-
      • Fungisida 140 liter @ Rp. 65.000,- Rp. 9.100.000,-
    4. Alat
      • Keranjang 200 buah Rp. 600.000,-
    5. Tenaga kerja
      • Penyiangan 140 HKP @ Rp 7.000,- Rp. 980.000,-
      • Pemupukan 210 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 1.470.000,-
      • Penyemprotan 1.120 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 7.840.000,-
      • Panen dan pasca panen 10.000 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 70.000.000,-
    6. Biaya tak terduga 10% Rp. 13.436.650,-
    • Jumlah biaya produksi 20 tahun Rp. 186.953.800,-Rata-rata biaya produksi/tahun Rp. 9.347.690,-
  4. Pendapatan:
    1. Panen perdana tahun ke 6, Hasil rata-rata 30 buah/pohon Rp. 562.500,-
    2. Panen tahun ke 7 Hasil rata-rata 200 buah/pohon Rp. 3.750.000,-
    3. Panen tahun ke 8 Hasil rata-rata 800 buah/pohon Rp. 15.000.000,-
    4. Panen tahun ke 9 Hasil rata-rata 900 buah/pohon Rp. 16.875.000,-
    5. Panen tahun ke 10 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon Rp. 28.125.000,-
    6. Panen tahun ke 11 Hasil rata-rata1.750 buah/pohon Rp 32.812.000,-
    7. Panen tahun ke 12 – 18 Hasil rata-rata 2.000 buah/pohon Rp. 37.500.000 -
    8. Panen tahun ke 19 Hasil rata-rata 1.750 buah/pohon Rp. 10.500.000 -
    9. Panen tahun ke 20 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon Rp. 32.812.000,-
    10. Produksi selama 20 th hasil dari 100 ph 2.243.000 buah Rp. 336.450.000 -
  5. Keuntungan
    1. Keuntungan selama 20 tahun Rp. 149.496.200 -
    2. Keuntungan per tahun Rp. 7.474.810,-
  6. Parameter kelayakan usaha 1. Output/Input rasio = 1,8
Keterangan: HKP hari kerja pria, Keuntungan baru diraih tahun ke 11. Perkiraan tanaman produktif adalah 100 pohon/tahun, Harga jual rata-rata Rp. 60/buah. (tingkat petani, tahun 1999).
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Masyarakat dunia mengenal manggis sebagai Queen of fruits karena rasanya yang exotic yaitu manis, asam berpadu dengan sedikit sepat. Prospek pengembangan agribisnis manggis sangat cerah meningkat perminat buah ini di luar negeri banyak dan harganya relatif mahal. Taiwan adalah pasar terbesar manggis Indonesia, selama tahun 1994, Taiwan mengimpor manggis Indonesia sebanyak 2.235.177 kg atau 83% dari total ekspor buah Indonesia. Negara lain yang mengimpor manggis adalah a.l. Jepang, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Belanda, Perancis, Swis, Amerika Serikat. Peluang pasar luar negeri diperkirakan terus meningkat dengan penambahan volume 10,7% per tahun. Harga manggis di pasar tradisional relatif murah karena manggis yang dipasarkan di dalam negeri adalah sisa ekspor, jadi mutunya sudah tidak baik. Jika produsen dapat menghasilkan buah manggis dengan mutu yang merata dan konstan, sudah pasti harga tersebut akan jauh meningkat. Kendala agribisnis manggis adalah umur panen tanaman yang bisa mencapai 6 tahun, sehingga pengembalian modal tidak dapat berlangsung cepat. Karena itu diperlukan para pemodal kuat yang tetap dapat bertahan sampai modal agribisnis manggisnya kembali setelah menunggu 11 tahun sejak tanam.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi diskripsi,klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan.
11.2. Diskripsi
Standar mutu buah manggis tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01–3211-1992.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Terdiri dari 3 jenis mutu, yaitu mutu super, mutu I, mutu II.
  1. Keseragaman: mutu super=seragam; mutu I=seragam; mutu II=seragam.
  2. Diameter: mutu super>65 mm; mutu I=55–56 mm; mutu II<55 mm.
  3. Tingkat keseragaman: mutu super=segar; mutu I=segar; mutu=II segar.
  4. Warna kulit: mutu super hijau; mutu I=kemerahan s/d merah; mutu II=muda mengkilat
  5. Buah cacat atau busuk (jumlah/jumlah): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu II=0%
  6. Tangkai dan atau kelopak: mutu super utuh, mutu I utuh, mutu II utuh
  7. kadar kotoran (b/b): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu II=0%
  8. Serangga hidup dan atau mati :mutu super=tidak ada; mutu I=tidak ada; mutu=II tidak ada.
  9. Warna daging buah: mutu super=putih bersih; mutu I=khas manggis putih; mutu II=bersih khas manggis
Untuk pengklasifikasian dilakukan pengujian diantaranya adalah:
a) Penentuan ukur diameter
Ukur setiap panjang garis tengah yang tegak lurus pada tinggi buah manggis segar dari seluruh contoh uji dengan menggunakan alat pengukur diameter yang sesuai. Pisahkan sesuai dengan ketentuan penggolongan yang dinyatakan dalam standar yaitu>65 mm; 55–65 mm; <55 mm.
b) Penentuan buah cacat dan atau busuk pada buah manggis segar.
Hitung jumlah seluruh contoh uji buah segar, amati satu persatu dari buah yang bersangkutan dari secara visual dan organoleptik serta pisahkan buah yang cacat/busuk sesuai dengan jenis cacat dan batasan busuk sebagai berikut:
  1. Buah cacat cuaca dan mekanis yang rusak memar, luka pada kulit dan daging buah akibat tekanan, benturan dan getaran.
  2. Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya sudah berlanjut.
  3. Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya sudah berlanjut
  4. Buah cacat karena hama dan penyakit yaitu buah yang sudah tercemar oleh serangga dan pathogen perusak.
  5. Buah dinyatakan busuk apabila daging/kulit buah telah terlihat pembusukan yang dapat diidentifikasikan secara visual.
c) Penentuan kadar kotoran Timbang seluruh contoh uji buah manggis segar, amati secara visual adanya kotoran yaitu semua bahan bukan buah manggis segar seperti tanah, bahan tanaman yang nampak menempel pada buah manggis segar/berada pada kemasan yang tampak secara visual. Pisahkan kotoran yang terdapat pada buah manggis segar dan kemasan, seperti tanah, potongan daun/benda lain yang termasuk kotoran yang menempel pada buah manggis segar dan timbanglah.
d) Penentuan kesegaran
Hitung jumlah seluruh contoh uji buah manggis segar, amati satu persatu buah segar secara visual dan pisahkan buah yang dinyatakan tidak segar yaitu dengan memperhatikan kondisi kulit buah. Hitung jumlah satuan buah yang dinilai kurang segar dan hitung pula presentase jumlah satuan buah yang dinilai kurang segar terhadap jumlah seluruh contoh uji.
e) Penentuan adanya serangga hidup atau mati
Amati secara visual adanya serangga hidup dan mati pada buah dan kemasan.
11.4. Pengambilan Contoh
Suatu partai/lot buah manggis segar terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti pada data dibawah ini :
  1. Jumlah kemasan dalam partai/lot 1–5: contoh yang diambil 5.
  2. Jumlah kemasan dalam partai/lot 6–100: contoh yang diambil 7.
  3. Jumlah kemasan dalam partai/lot 101–300: contoh yang diambil 9.
  4. Jumlah kemasan dalam partai/lot 301–500: contoh yang diambil 10.
  5. Jumlah kemasan dalam partai/lot 501–1000 : contoh yang diambil semua.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya 3 kg kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan berat kurang dari 3 bungkus harus diambil contoh sekurang-kurangnya dari dua kemasan. Dari jumlah buah yang terkumpul kemudian secara acak contoh sekurang-kurangnya 3 kg untuk diuji. Petugas pengambil contoh harus yang memenuhi persyarat, yaitu orang yang telah berpengalaman/telah dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
11.5. Pengemasan
Buah manggis segar dikemas dengan kotak karton baru/keranjang plastik yang kokoh, baik, bersih dan kering, berventilasi, dengan berat bersih setiap kemasan sebesar 2 kg untuk kemasan karton dan 10 kg untuk kemasan keranjang plastik. Dan juga digunakan kemasan yang berat berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli.
12. DAFTAR PUSTAKA
  1. Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Budidaya Manggis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
  2. Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung
  3. Suyanti Satuhu. 1997. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya. Jakarta.
  4. Reza Tirtawinata, Ir. 1997. Memilih Biji Manggis untuk Bibit. Trubus No. 335.
  5. Reza Tirtawinata, Ir. 1998. Pohon Pelindung untuk Tanaman Manggis Muda. Trubus no. 342.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

Cara Menanam Melon


M E L O N
( Cucumis melo L.)
1. SEJARAH SINGKAT
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.
2. JENIS TANAMAN
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage (1881–1890); melon Honey Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado dan Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman dan pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:
1) Tipe Netted-Melon
  1. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet dan tahan lama untuk disimpan.
  2. Varietas:
    1. Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala dan harum;
    2. Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan harum.
2) Tipe Winter-Melon
  1. Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak antara 90–120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias.
  2. Varietas:
    1. Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,5–7,5 cm;
    2. Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm;
    3. Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias;
    4. Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi.
4. SENTRA PENANAMAN
Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis yang mencoba menanam melon untuk dibudidayakan daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda dan Jerman. Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar dan Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
  1. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon, dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan batang tanaman.
  2. Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.
  3. Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya.
  4. Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25–30 derajat C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 derajat C.
  5. Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit.
5.2. Media Tanam
  1. Tanah yang baik untuk budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah.
  2. Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8–7,2.
  3. Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam dan Atonik selama 2 (dua) jam. Benih yang baik berada di dasar air, dan benih yang kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan merupakan kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.
2) Penyiapan Benih
a) Pengadaan benih secara generatif
Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada fase ini tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar dan membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila tanaman dalam kondisi sehat maka jaring-jaring pada buah diharapkan muncul secara merata. Untuk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dengan pupuk daun Complesal super tonic (merah) dengan konsentrasi 2 gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium dan boron maka tanaman disemprot dengan pupuk daun Ferti-cal dengan konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.
b) Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam dan sumber eksplan yang digunakan haruslah tepat agar memberikan hasil yang maksimal. Media dasar yang dipakai tersusun dari garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan thiamin 0,04 mg/liter, myo-inositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon tanaman yang ditambahkan sesuai dengan perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan agar bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C selama 30 menit.Tanaman yang didapat dari kultur jaringan membentuk bunga jantan dan bunga betina separti halnya tanaman yang didapat dari biji.
c) Sumber benih
Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).
d) Cara penyimpanan benih
Benih harus disimpan ditempat yang kering dan tempat untuk menyimpan benih dapat dibuatkan rumah pembibitan yang sederhana karena mengingat umur benih hanya selama 10–14 hari, karena untuk melindungi benih tanaman yang masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, dan serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit tidak menembus ke dalam tanah.
e) Kebutuhan benih
Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.
f) Perlakuan benih
Benih melon memerlukan perlakuan yang lebih sederhana dibandingkan dengan benih semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis sehingga tidak memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan untuk benih melon adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Cara dan Waktu Penyemaian
Benih melon yang akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di dalam air selama 2–4 jam. Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, yang telah diisi tanah dan pupuk kandang yang dicampur dengan perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan benih dengan menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka.
b) Pembuatan Media Semai
Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut media semai yang khusus untuk pembibitannya. Medianya dapat dibuat dengan berbagai variasi, contohnya dengan mencampurkan tanah, pasir dan pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya sesuai misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkan hasil bibit melon yang kekar dan sehat maka komposisi media semai yang tepat terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah dengan insektisida karbofuran.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon bibit, dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik agar menjadi bibit melon yang sehat dan kekar.
a) Cara dan Waktu Penyiraman
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media dan melemparkan benih atau kecambah keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan tidak dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering dan layu.
b) Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yang mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit yang pertumbuhannya merana disingkirkan dan tidak ditanam.
c) Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7–9 HSS dengan konsentrasi 1,0–1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk organik tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media
semai telah mencukupi
d) Pemberian Pestisida Pada Masa Pembibitan
Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apabila dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida yang digunakan adalah Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter dan fungisida Previcur N 1,0 ml/liter.
5) Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau tanaman melon telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
a) Pengukuran pH Tanah
Pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat pH meter. Tanah yang akan di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik yang berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.
b) Analisis Tanah
Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon dapat ditanam pada berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.
c) Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen suatu varietas melon yang ditanam dan waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret adalah varietas ten me, April varietas aroma, Mei varietas new century (hamiqua) dan seterusnya sehingga petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon yang dikehendaki pelanggan.
d) Penetapan Luas Areal Penanaman
Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan modal, luas lahan yang tersedia, musim dan permintaan pasar. Tanaman melon yang diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena terguyur hujan terus-menerus. Maka penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan dengan sistem hidroponik
e) Pengaturan Volume Produksi
Pengaturan volume produksi berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan permintaan pasar. Cara penanaman melon dilakukan secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di lokasi A, kedua 40% di lokasi B, dan ketiga 40% di lokasi C. Interval penanaman berkisar 2 minggu. Pengaturan ini lazim dilakukan pada agribisnis melon dengan sistem hidroponik. Untuk menjaga kontinuitas produksi, biasanya interval tanamnya berselang 1-2 minggu.
2) Pembukaan Lahan
a) Pembajakan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm.
b) Penggarukan dan Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap Tanam
Untuk pencangkulan dan penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yang semula berbongkah-bongkah dan cukup liat, tanah yang beremah-remah dan cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:
  1. Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.
  2. Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan, dengan kedalaman ± 30–50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
  3. Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah dan kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lain.
3) Pembentukan Bedengan
a) Cara Pembuatan
Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket dan berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses pengeringan matahari dan penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia yang beracun dan merugikan tanaman dan akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia untuk membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum 12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm; dan lebar parit 55–65 cm.
b) Bentuk Bedengan
Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah yang remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu bedengan kasar/setengah jadi bedengan tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun ada hingga menghilang tuntas.
c. Ukuran dan Jarak Bedengan
Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan perawatan tanaman dan mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan deras. Dan pada musim kemarau tinggi bedengan cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar 55–65 cm adalah untuk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian.
4) Pengapuran
Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dapat dilakukan dengan menggunakan data berikut ini :
  1. < 4,0 (paling asam): jumlah kapur >10,24 ton/ha
  2. 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
  3. 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
  4. 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
  5. 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
  6. 6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha
5) Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Mulsa PHP yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas dan warna hitam dibagian bawah dengan berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, dan mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti Thirps dan Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih gulma tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak pisang). Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada bedengan menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung yang satunya. Setelah kedua ujung mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa dan bedengan dengan pasak penjepit tadi sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan, bedengan-bedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuan agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia sehingga dapat diserap tanaman.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman melon merupakan tanaman semusim yang biasa ditanam dengan pola monokultur.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi
empat ati dia baros berhadap-hadapan membentuk segi tiga.
3) Cara Penanaman
Bibit yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman dan penjarangan biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.
2) Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematoda yang merugikan.
3) Pembubunan
Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal dan mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah dan dipupuk, tanah akan menjadi subur dan akan terbebas dari hama dan penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.
4) Perempalan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
5) Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
  1. Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20 ton/ha.
  2. Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
  3. TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.
  4. KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha. Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I : umur ± 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.
6) Pengairan dan Penyiraman
a) Pengairan
Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.
b) Penyiraman
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yang berasal dari percikan tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
  1. Tindakan preventif, benih direndam dalam larutan bakterisida Agrimycin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter dan penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST.
  2. Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride) dengan konsentrasi 2–3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang ekonomi.
  3. Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter. Pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.
8) Pemeliharaan Lain
a) Pemasangan Ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan dapat di pasang setelah selesai membuat pembubunan dan selesai mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir harus terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b) Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
  1. Kutu aphids (Aphis gossypii Glover )
    • Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon yang ada di lahan penanaman. Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman.
    • Gejala: daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yang dihisap hama.
    • Pengendalian:
      1. gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama;
      2. tanaman yang terserang parah harus disemprot secara serempak dengan insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,0–2,0 ml/liter;
      3. tanaman yang telah terjangkit virus harus dicabut dan dibakar (dimusnahkan).
  2. Thirps (Thirps parvispinus Karny)
    • Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan dan thirps dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
    • Gejala: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting, dan bercaknya kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thirps.
    • Pengendalian: menyemprot dengan racun kontak, 3–4 hari sekali.
7.2. Penyakit
  1. Layu bakteri
    • Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky).
    • Gejala: daun dan cabang layu dan terjadi pengkerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.
    • Pengendalian:
      1. sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m 2 ;
      2. benih di rendam dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter ;
      3. penyemprotan bakterisida ini pada umur 20 HST
  2. Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
    • Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker.
    • Gejala: pangkal batang yang terserang mula-mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun tanaman yang terserang akan mengering apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.
    • Pengendalian:
      • penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan;
      • daun-daun tanaman yang terserang dibersihkan lalu disemprot dengan fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter;
      • pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.
7.3. Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
  1. Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
    1. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
    2. Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
    3. Warna kulit hijau kekuningan.
  2. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
  3. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.
8.2. Cara Panen
  1. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
  2. Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya.
  3. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.
  4. Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.
8.3. Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap panen. Seandainya dalam jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif untuk rotasi tanaman yang dapat menggunakan lahan bekas menanam melon adalah cabai. Karena lahan yang tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa PHP dibuka dan dosis pemupukan ditambahkan 50%. Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu untuk satu musim tanam. Alasannya adalah dari segi kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus hidup hama dan penyakit sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena hama dan penyakit yang mengisap oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yang terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yang ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama dan penyakit yang lebih rendah.
8.4. Prakiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi yang akan dihasilkan bagian pemasaran harus melakukan penelitian pasar. Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon 10–15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu I menanam seluas 2.000 m 2 , minggu II menanam seluas 2.000 m 2 , dan seterusnya. Hal ini untuk tingkat kontinuitas produksi akan tercapai dan resiko tidak terjualnya buah melon akan terhindar.
9. PASCAPANEN
Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan mempengaruhi kwalitas/penampilan buah melon.
9.1. Pengumpulan
Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat terbentur atau cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat kemudian di sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun cacat karena serangan hama dan penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.
  1. Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk sempurna.
  2. Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg jaringnya terbentuk hanya 70% saja.
  3. Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau tidak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan hama.
9.3. Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama lain, dan buah yang belum terangkut dapat disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas dari hama seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masak jangan disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Bila ada buah yang mulai busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering yang cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan benang yang mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional). Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan dibawa ke pasar tergantung jarak yang ditempuh. Buah yang akan di ekspor biasanya dipak
secara khusus dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Contoh analisis pasar pada penanaman melon dilahan terbuka dengan menggunakan mulsa PHP. Luas lahan 1 ha, populasi 3.000 tanaman di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
  1. Biaya produksi
    1. Penyiapan lahan/pembentukan bedengan
      • Sewa tanah 1 musim tanam (4 bulan) Rp. 850.000,-
      • Pembukaan/pembersihan lahan 50 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 350.000,-
      • Pembentukan bedengan kasar 100 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 700.000,-
      • Tenaga pengapuran 20 HKP @ Rp.7.000,- Rp. 140.000,-
      • Penebaran pupuk kandang 45 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 315.000,-
      • Penebaran pupuk kimia,pasang. mulsa 65 HKP @ Rp. 5.000,- Rp. 455.000,-
    2. Benih dan mulsa PHP
      • Benih melon 500 g Rp. 2.301.350,-
      • Mulsa PHP 10 rol (200 kg) @ Rp. 5.725,- Rp. 1.145.000,-
    3. Pupuk dan kapur pertanian
      • Pupuk kandang 27 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 4.050.000,-
      • ZA 630 kg @ Rp. 1.250,-,- Rp. 787.500,-
      • Urea 450 kg @ Rp. 1.500,-,- Rp. 675.000,-
      • TSP/SP-36 900 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 1.620.000,-
      • KCl 720 kg @ Rp. 1.650,-,- Rp. 1.188.000,-
      • Borate/Fertibor 18 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 90.000,-
      • Kapur pertanian 1.800 kg @ Rp. 300,- Rp. 540.000,-
    4. Penyiapan bibit dan penanaman
      • Plastik semai polibag 5 kg @ Rp. 10.000,- Rp. 50.000,-
      • Plastik transparan 50 m @ Rp. 1.800,- Rp. 90.000,-
      • Tenaga kerja semai 75 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 375.000,-
      • Penanaman 50 HKW @ Rp. 5.000,- + 30 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 460.000,-
    5. Pestisida dan pupuk daun
      • Karbofuran 36 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 180.000,-
      • Insektisida semprot 15 liter @ Rp. 80.000,- Rp. 1.200.000,-
      • Fungisida 25 kg @ Rp. 50.000,- Rp. 1.250.000,-
      • Pupuk daun 10 kg @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
      • Perekat-perata 10 liter @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
    6. Pemeliharaan tanaman
      • Tenaga semprot 60 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 420.000,-
      • Pemupukan NPK/KNO3 80 kg @ Rp. 2.400,- Rp. 108.000,-
      • Tenaga pemupukan kocoran & penyiangan 25 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 96.250,-
      • Pemangkasan cabang 15 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 75.000,-
    7. Panen
      • Tenaga panen 20 HKP @ Rp. 7.000,- + 10 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 190.000,-
    8. Lain-lain
      • Belanja peralatan (3 sprayer, embrat, drum, dsb) Rp. 900.000,-
      • Gubuk tempat tinggal dan penyimpanan alat Rp. 375.100,-
      • Tenaga keamanan (1 bulan) Rp. 150.000,-
    9. Biaya tak terduga sebesar 5% Rp. 1.066.310,-
    10. Jumlah biaya produksi Rp. 22.392.510,-
  2. Penerimaan
    1. Misalnya rata-rata produksi tanaman 2,25 kg (rata-rata dipelihara 1 buah) maka produksi per 1.000 m 2 ditaksir mencapai 6.750 kg.
    2. Jika diperhitungkan tingkat kerusakan tanaman (loss) 5% maka hasil yang hilang sebesar 337.5 kg melon sehingga produksi bersih melon menjadi 6750 kg – 337.5 kg = 6412.5 kg.
    3. Sebagai contoh hasil yang diperoleh terdiri dari 65% kelas M1 ; 25% kelas M2 dan 10% kelas M3. Jika harga melon kelas M1. Rp. 4.000,-; kelas M2 Rp. 3.000,-; kelas M3 Rp. 2.500,- maka penerimaan penjualan melon.
      • Kelas M1 = 65% x 6412.5 kg x Rp. 5.000,- Rp. 20.840.625,-
      • Kelas M2 = 25% x 6412.5 kg x Rp. 4.000,- Rp. 6.412.500,-
      • Kelas M3 = 10% x 6412.5 kg x Rp. 3.000,- Rp. 1.923.750,-
    • Jumlah penerimaan Rp. 29.176.875,-
  3. Keuntungan Rp. 6.748.365,-
  4. Parameter kelayakan usaha 1. Rasio biaya dan Pendapatan (Benefit Cost Ratio/BCR) = 1,30
Catatan: HKP = hari kerja pria (8 jam sehari), HKW = hari kerja wanita (6 jam sehari).
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Agribisnis melon harus dilakukan secara cermat dan tetap selalu waspada. Walau berdasarkan analisis budidaya agribisnis melon menunjukkan prospek yang menjanjikan, tapi suatu ketika penyemprotan tertunda atau hal-hal sepele lainnya tidak diperhatikan maka keuntungan yang sudah dapat dibayangkan akan menjadi sirna seketika. Di era perdagangan menuju pasar bebas, persaingan semakin ketat. Perlu dicarikan pasar khusus untuk dapat mendongkrak harga jual. Buah yang berkualitas tinggi yang ditawarkan akan layak mendapatkan harga jual yang tinggi pula. Informasi harga pasar dicari sebanyak-banyaknya sebelum panen berlangsung. Rantai tata niaga dipelajari seteliti mungkin. Diusahakan rantai teRp.endek untuk mendapatkan harga jual tertinggi.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani melon, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:
  1. Mengutamakan jenis tanaman melon yang bernilai ekonomi tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani melon, baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri
  2. Mengutamakan jenis tanaman yang dapat memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
  3. Mengutamakan jenis tanaman melon yang mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik.
  4. Mengutamakan jenis tanaman melon yang dapat mempertinggi nilai gizi masyarkat.
11.2. Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tanaman melon merupakan salah satu tanaman prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah melon mempunyai harga yang relatif lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha pertanian tanaman melon. Dan ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Untuk klasifikasi standar mutu dan syarat produk yang berlaku dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Melon yang diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah;
  2. Kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga;
  3. Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontinuitas (keberlanjutan) produksi melon harus dijaga;
  4. Buah melon yang berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan pelanggan.
11.4. Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan contoh untuk penanganan produksi selanjutnya, umur melon kurang lebih 56–65 HST, buah melon yang berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0–2,5 kg, dan ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.
11.5. Pengemasan
Untuk pengemasan yang standar dapat menggunakan kotak kayu atau dapat juga menggunakan rajutan benang yang mirip dengan jala. Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak kayu.
12. DAFTAR PUSTAKA
  1. Final, Prajnanta, Ir., Melon Pemeliharaan Secara Intensif Kiat Sukses Beragribisnis Cetakan ke-2, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1998).
  2. Setiadi, Bertanam Melon, Cetakan ke-4, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1998)
  3. Sudarsono dan Winata, Livy, Fakultas Pertanian IPB. Pemakaian Teknik Kultur Jaringan Sebagai Perbanyakan Melon (Cucumis melo L.)
  4. Tjahjadi, Nur, Ir.,Bertanam Melon, 24352, (Jakarta: Kanisius, 1987).
  5. Fakultas Pertanian IPB, Bogor, 1984. Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS