Showing posts with label budidaya. Show all posts
Showing posts with label budidaya. Show all posts

Cara Menanam Kelengkeng

Cara Menanam Kelengkeng

Lengkeng adalah jenis tanaman keras dengan sistem perakaran cukup luas, batang kayu kuat, serta akar tunggang sangat dalam. Untuk karakter fisiknya sendiri, lengkeng memiliki pohon cukup besar dan cabangnya banyak. Sedangkan untuk daun buahnya merupakan jenis daun majemuk, dimana tiap tangkal mempunyai tiga hingga enam pasang daun. Bagian bunga lengkeng bentuknya berupa malai berwarna kuning muda dengan letak pada ujung-ujung ranting, serta berukuran cukup kecil. Untuk buahnya sendiri memiliki ukuran kecil, kira-kira sebesar kelereng dengan warna kulit cokelat cerah, tidak berbulu, mempunyai daging buah berwarna bening, rasanya manis, dan aromanya khas. Biji buah lengkeng  warnanya hitam kecokelatan.

Lengkeng bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 300-900 m dpl. Lahan yang dibutuhkan untuk Menanam lengkeng cukup yang memiliki tekstur tanah halus dengan tingkat pH 5,5 – 5,6. Sedangkan iklim yang cocok untuk menanam lengkeng yakni tipe iklim B atau basah, iklim D atau sedang, dan. tipe C atau agak basah. Tanaman lengkeng bisa tumbuh dengan baik di area yang terbuka.

Bibit lengkeng
Bibit lengkeng bisa diperoleh secara vegetatif dan generatif. Namun, biasanya lebih disarankan untuk menggunakan bibit yang berasal dari pembiakan vegetatif. Untuk pembiakan vegetatif bisa ditempuh melalui bermacam cara, diantaranya:
- Penyambungan. Pada intinya, sistem penyambungan dilakukan dengan cara menempelkan bagian tertentu tanaman yang sudah ditentukan pada bagian tertentu tanaman lainnya yang berfungsi sebagai induknya, untuk selanjutnya menjadi satu tanaman.
- Pencangkokan. Berupa pengusahaan sistem perakaran cabang tanaman dengan tidak memotong cabang dari induknya.
- Penyusunan. Metode pembiakan vegetatif melalui penyusunan dianggap lebih baik dibandingkan sistem okulasi dan cangkok, karena batang atas dan batang bawah tak harus memiliki umur sama.
Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari sistem pembiakan vegetatif diatas, diantaranya adalah:
- Menghasilkan tanaman dengan sifat menyerupai sifat induknya.
- Tanaman tidak terlalu tinggi, sehingga mempermudah tata laksana pemeliharaan dan pemanenan.
- Tanaman jadi cepat berbuah.



Tahapan penanaman
1) Persiapan lahan
Untuk persiapan lahan, pertama siapkan lubang tanaman yang berukuran 60 x 60 cm dengan jarak tiap-tiap lubang tanamnya 10 x 10 m, serta kedalaman 60 cm. Selanjutnya, isi lubang tanaman tersebut dengan tanah yang telah dicampur dengan kompos atau pupuk kandang. Perbandingan tanah dan kompos yang diisikan adalah 3 : 1.
2) Penanaman lengkeng
Penanaman bibit tanaman lengkeng yang asalnya dari pembiakan vegetatif sebenarnya sama seperti penanaman bibit lengkeng dari biji. Namun, lubang tanam harus dibuat lebih dalam supaya sistem perakarannya menjadi lebih luas dan tanaman tak mudah roboh.

Pemeliharaan
1) Pemupukan
Tahap pemupukan tanaman lengkeng bisa dilakukan sebanyak dua kali tiap satu tahunnya, yaitu di awal musim penghujan serta memasuki musim kemarau. Untuk pemupukannya sendiri dengan cara membenamkan pupuk pada tanah di sekeliling tanaman yang berjarak kira-kira sama lebar dengan lingkar luar bagian tajuk daun (dari batang utama). 
2) Pemangkasan
Pemangkasan merupakan kegiatan pemotongan sebagian ranting dan cabang tanaman yang bertujuan sebagai berikut:
- Untuk memperbanyak ranting atau cabang.
- Untuk memperpendek tinggi pohon, sehingga mempermudah proses pemanenan.
- Untuk meremajakan tanaman.
- Agar tamanan lekas berbuah
- Sebagai langkah pengendalian atas hama serta penyakit.

Hama dan penyakit
Biasanya tanaman lengkeng cukup tahan dari berbagai serangan hama serta penyakit. Jenis-jenis hama serta penyakit yang sering menyerang tanaman lengkeng di antaranya adalah kutu daun, akar hitam, uret, busuk buah, dan bercak daun. Langkah pengendalian hama dan penyakit selain melalui pemangkasan, bisa juga dilakukan dengan cara membungkus atau membrongsong buah dengan menggunakan pestisida dan kreneng.

Panen
Ciri-ciri buang lengkeng siap petik diantaranya adalah sebagai berikut:
- Aroma buah lengkeng sudah tercium harum
- Buahnya sudah padat dan kulitnya berwarna lebih cerah
Bila buah lengkeng sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, maka lengkeng bisa segera dipanen dengan memetik dari tangkainya. Untuk penanganan lengkeng paska panen sendiri cukup mudah, yakni hanya dengan mengumpulkan beberapa tangkai lengkeng terpisah menjadi satu, kemudian diikat dan lengkeng siap dipasarkan.


BACA JUGA :
TIPS SUPAYA LENGKENG LEBAT BERBUAH

Cara Menanam Karet

Tanaman yang memiliki nama latin Hevea braziliensis ini menjadi salah satu tanaman jangka panjang yang digandrungi oleh masyarakat khususnya kalangan menengah keatas. Tanaman yang berasal dari negeri Brasil ini dipandang sebagai investasi yang sangat menjanjikan. Selain itu juga, Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu Sebagai salah satu komoditi penghasil devisa negara serta sebagai tempat persediaanya lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.

Melihat dari latar belakang tersebut, CaraMenanam.com sedikit berbagi informasi seputar Budidaya Tanaman Karet Yang Baik Dan Benar diantaranya senagai berikut;

1. Persiapan Lahan Tanam.
Untuk lahan tanam pada tanaman karet ini memiliki syarat atau kriteria tanah yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu ;
  • Tanah harus gembur.
  • Kedalaman antara 1-2 meter.
  • Tidak bercadas.
  • PH tanah 3,5 – 7,0.
  • Ketinggian tempat antara 0 – 400 meter paling baik pada ketinggian 0 – 200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sedap terlambat 6 bulan.
Selain dari kriteria tanah, iklim juga mempengaruhi tumbuh kembang tanaman karet itu sendiri. Iklim yang cocok adalah Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150 hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.

2. Penanaman.
Untuk penanaman diperlukan tahap-tahapan sebagai berikut ;
  • Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.
  • Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60 X 40 Cm.
  • Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
  • Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens, penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens.
  • Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.

3. Pemeliharaan.
Setelah penanaman tanaman karet selanjutnya ke tahap pemeliharaan, baik secara rutin maupun secara berkala. Untuk pemeliharaan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu;

A. Penyulaman.
  • Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati terus menerus.
  • Tanaman yang mati segera diganti.
  • Klon tanaman  untuk penyulaman harus sama.
  • Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
  • Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.

B. Pemotongan Tunas Palsu.
Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter.

C. Merangsang Percabangan.
Bila tanaman sudah berumur 2 – 3 tahun dengan tinggi berkisar 3,5 meter belum mempunyai cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :
  • Pengeringan batang (ring out)
  • Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
  • Penanggalan (tapping)

D. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.

4. Masa Panen Dan Pasca Panen.
Ini merupakan tahap terakhir menanam karet. Karet ini cara memanennya yaitu dengan cara di sadap. untuk tanda-tanda tanaman karet siap untuk disadap yaitu Umur tanaman rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah lingkar batang. Hasil karet dari sadapan disebut juga sebagai lateks. Nah untuk penglahan lateks tersebut sebagai berikut ;
  • Standar karet kebun diturunkan dari rata-rata 32% menjadi 16% dengan jalan memberi air yang bening atau yang bersih.
  • Kemudian dicampur dengancuka/setiap 1 Kg karet kering 350 s/d 375 Cc larutan 1% cuka.
  • Dibiarkan sampai beku.
  • Kemudian digiling dalam gilingan polos dan kembang, kemudian direndam rata-rata 60 menit.
  • Disadap selama 1 minggu.

Cara Menanam Kentang

BUDIDAYA KENTANG:.
Budidaya, kentang, cara menanam, tanaman kentang

Sebelum Melaksanakan Penanaman Ada beberapa faktor yang harus diketahui karena faktor-faktor ini akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang. Faktor-faktor tersebut diantaranya:. 

Cara Menanam Kedelai


budidaya kedelai, cara menanam kedelai

Seperti Biasa, sebelum proses penanaman diharuskan untuk memperisapkan lahannya dahulu atau mengolah tanah lahan pertanian sehingga siap pakai. Pengolahan tanah untuk budidaya kedelai sangat penting, karena kedelai harus berkecambah dengan semppurna supaya dpat berkembang dengan maksimal, selain itu benih juga memerlukan kelembapan dan oksigen yang cukup.
Ada beberapa tujuan pengolahan tanah adalah supaya tanah menjadi gembur, pembenaman sisa-sisa tanaman, memecah bongkahan-bongkahan tanah, perataan tanah,  dan pemberantasan rumput.

Kondisi lahan yang akan ditanami:

1.    Tanah tegalan
Pengolahan tanah pada tegalan dilakukan dengan cara dibajak, digaru dan diratakan. Sisa-sisa gulma dibuang, dan pelaksanaannya dilakukan pada akhir musim kemarau karena pada awal musim hujan benih ahrus segera ditanam.
Untuk penanaman kedua tanah tidak usah diolah lagi. Dan jangan lupa membuat bedengan atau kalenan-kalenan seperlunya.

2.    Permukaan lereng
Pengolahan dilakukan dengan cara terasering agar erosi pada permukaan tanah dapat diperkecil.

3.    Lahan sawah
Tanah diolah dengan cukup untuk membuat jerami padi sampai kepermukaan tanah, kemudian jerami disingkirkan. Buat lubang dengan tugal pada petakan dengan lebar 3 m – 10 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
Diantara  petakan dibuat saluran drainase selebar 25-30 cm, dengan kedalaman 30 cm, diamkan selama 7-10 hari untuk menutupi bibit yang telah ditebar atau dimasukan ke dalam tanah yang ditugal.

Pemilihan Bibit

Benih yang baik untuk budidaya kedelai ialah benih yang sudah cukup tua, utuh, dan warnanya mengkilat. Bibit dibutuhkan sebanyak 50-75 kg untuk 1 ha, bibit bisa didapat dari took-toko yang menyediakan bibit ataupun denga bibit hasil pertanian sendiri.

Untuk mendapatkan  hasil budidaya yang maksimal maka pemilihan bibit pun harus  yang berkualitas. Syarat-syarat bibit unggul:

1.    Benih dipanen setelah buah matang
2.    Diambil dari tanaman yang sehat
3.    Produksi tinggi
4.    Pertumbuhan tanam seragam
5.    Bersih dari kotoran, hama, penyakit dan gulma
6.    Tidak keriput, tidak luka, dan mengkilat
7.    Harus kering benar
8.    Sudah harus ditanam paling lambat 8 bulan sejak dipanen
9.    Disimpan dalam kelembapan < 60%

Ada dua cara untuk mengadakan pembibitan yaitu, bibit disimpan dalam bentuk biji dan bibit disimpan dalam bentuk buah.

Bibit yang disimppan dalam bentuk biji, caranya tanaman yang sudah kelihatan tua yang buahnya banyak, batangnya besar, buahnya tidak mudah pecah dan bebas penyakit lalu kita petik.
Kemudian ditampi. Pilih biji yang besar, mulus dan tidak keriput, kemudian dijemur lagi hingga kering. Campurkan debu sedikit minyak tanah. Masukan ke dalam kaleng dan tutup rapt-rapat.

Bibit yang disimpan dalam bentuk buah caranya, tanaman di cabut dan dijemur sampai benar-benar kering. Ikat dan gantungkan di atas tungku api. Menjelang tanam, yaitu 3-4 hari sebelum tanam ikatan dipukul-pukul agar biji lepas kemudian dipilih biji yang baik dan dijemur.

Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan alat tugal, lubang dibuat sedalam 3-4 cm. jarak tanam tergantung dari kesuburan tanah, dan ketersedian air maupun varietas yang ditanam. Dapat menggunakan ukuran 20 x 40 cm, 25 x25 cm, 30 x 15 cm atau 30 x 30 cm.

Cara Penanaman

Cara penanaman kedelai ada dua cara, dengan cara ditebar dan dengan cara ditugalkan. Penanaman dengan cara ditebarkan akan memperoleh tumbuhan yang tumbuh tidak merata, bibit yang dibutuhkan lebih banyak, namun waktu dan tenaga yang digunakan lebih singkat.
Penanaman dengan cara ditugal memerlukan 3 orang, 1 oorang untuk membuat lubang, 1 orang memasukan benih, dan 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang.

Apabila penanaman dilakukan pada lahan yang tidak pernah ditanami kedelai, maka benih dicampur dengan bakteri rhizobium. Caranya sama seperti yang dijelaskan pada pembahasan budidaya kacang hijau, yaitu dicampur dengan legin.

Setiap 5-10 gram dibatasi sedikit air, kemudian dicampur dengan benih 1 kg. jika legin tidak ada, benih bisa diberi tanah yang sudah sering ditanami kedelai (kacang-kacangan). Setiap 1 kg benih dicampur dengan 100-250 gram tanah. Kemudian diangin-anginkan, lalu ditanam tiap lubang 2-3 butir benih.
Tahap Pemeliharaan Tanaman

1.    Pengairan

Pengairan dapat dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15-30 menit. Tanah jangan terlalu becek ataupun kekeringan. Saat perkecambahan umur 0-5 hari, 15-20 hari, masa pembungaan dan pembentukan biji (35-65 hari), sangat memerlukan air. Sedangkan saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

2.    Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2 kali, yaitu, sebelum dilakukan penanaman atau saat tanam, dan pupuk susulan.
Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman kedelai yaitu, TSP 75 kg – 200 kg/ha, KCl 50 – 100 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha. Sedangkan untuk pupuk susulan yaitu urea 50 kg/h, pupuk susulan diberikan ketika tanaman berumur 20-30 hari setelah tanam. Pupuk diberikan didalam larikan  di antara barisan tanaman kedelai kemudian ditutup tanah.

3.    Penyulaman dan penyiangan

Penyulaman dilakukan seminggu setelah benih ditanam, hal ini dilakukan untuk mengganti apabila ada tanaman yang mati.

Kegiatan penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berbunga. Penyiangan dilakukan untuk untuk membersihkan gulma dan penggemburan tanah dapat dilakukan pada saat penyiangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman kedelai antara lain:

Kembang daun, ciri-cirinya, warna hitam, dibagian pinggir terdapat garis-garis kuning, dan bertelur dan menetas pada daun.
Cara pengendaliannya, semprot dengan Azondrin 15 WSC, Kharpos, dan 0,1% Tacophene dalam bentuk cair.
Kepik polong, ciri-cirinya, bentuk tubuh dan warna mirip walang sangit, dan bergaris putih dan kuning disepanjang tepi sisi badannya.
Cara pengendaliannya, semprot dengan Bayrusil dengan dosis 1-2 cc/liter, dan semprot dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC setiap 1-2 minggu setelah tanaman 50 hari.

Lalat kacang, ciri-cirinya, lalat kecil dengan warna hitam, warna 1,5 mm, bertelur pada keping biji yang sedang tumbuh, bertelur pada pagi hari, dan berkepong-pong pada bagian kulit pangkal daun.
Cara pengendaliannya, dicegah dengan cara menanam ketika tanah masih dalam keadaan lembab dan subur, sebelum benih ditanam campur dengan insektisida Marshall 200 EC, dan lakuakn penyemprotan dengan Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC, dan Lonnate 25 WP.

Ulat penggerek polong, ciri-cirinya, bertelur dibawah daun buah.
Cara pengendaliannya, semprot tanaman pada waktu pembentukan polong dengan insektisida surecid, Agrothion 50 EC, dan Dursban 20 EC.

Ulat prodenia, ciri-cirinya, larva berikuran panjang ± 3 cm berwarna hitam, ada garis-garis kuning di punggung dan samping, bertelur di permukaan daun, dan berkepompong di dalam tanah.
Cara pengendaliannya, semprot pada permukaan daun bagian atas dengan insektisida Azodrin 15 WSC dan Thiodon 35 EC dua kali seminggu setelah ditemukan telur.

Ulat jengkal, ciri-cirinya, berwarna hitam dan berjalan seperti jengkal.
Cara pengendaliannya, semprot dengan insedktisida Agrothion 50 EC, basudin 60 EC, dan Azodin  15 WSC.

Penyakit yang menyerang tanaman kedelai antara lain:

Bercak daun, penyebabnya bakteri Xanthomonas phaseoli. Gejalanya, pada permukaan bawah daun terdapat bintik berwarna kuning dan warna coklat di tengash bercakan, kemudian bercak-bercak bergabung menjadi lebih besar, dan tanaman menjadi layu dan mati. Cara menanggulanginya, penanaman varitas harus yang tahan penyakit, mermbersihkan gulma, dan semprot dengan Bentate 50 WP, Bayleron 250 EC

Penyakit karat, penyebabnya, Cendawan Phakospora pachyrhizi. Gejalanya, muncul saat tanaman selesai berbunga, di permukaan daun bagian bawah terdapat bintik-bintik coklat, spora berwarna coklat bertaburan apabila disentuh, dan polong banyak yang tidak berisi. Cara menanggulanginya, penanaman varietas harus yang tahan penyakit, tanam serempak, pergiliran tanaman, membersihkan gulma, dan semprot dengan Benlate dosis 2 gram/liter, Baycor 300 EC, Bayleron 250 EC.

Mozaik, penyebabnya virus, gejalanya tanaman jadi kerdil, daun menggulung dan agak keriput, dan jarak antara cabang pendek.

Penanggulangannya, menanam parietas yang tahan penyakit, pergiliran tanaman, tanaman yang terserang cabut dan bakar, membersihkan gulma, kemudian semprot dengan Basudin 60 EC.

CARA MENANAM KACANG TANAH

CARA MENANAM KACANG TANAH 
CARA BUDIDAYA KACANG TANAH YANG BAIK DAN BENAR

1. SEJARAH SINGKAT
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah “peanut” atau “groundnut”.
2. JENIS TANAMAN
Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth. Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
a) Daya hasil tinggi.
b) Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
c) Hasilnya stabil.
d) Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
e) Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.

Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:
a) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
b) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
c) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang “Waspada” karena memang berbeda varietas.
 3. MANFAAT TANAMAN
Di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.
4. SENTRA PENANAMAN
Di tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
a) Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b) Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 oC. Bila suhunya di bawah 10 oC menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
c) Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman.
d) Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

5.2. Media Tanam
a) Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan subur.
b) Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5.
c) Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a) Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b) Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c) Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d) Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e) Kadar air benih berkisar 9-12 %.

2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Benih dilakukan secara generatif (biji).
b) Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c) Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
d) Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
e) Perkiraan kebutuhan benih dapat mengikuti rumus sebagai berikut:
    B = a x b x c kg
          100 x p x q
    B = bobot benih (kg)
    a = Jumlah benih/lubang;
    b = Bibit per-1000 biji (g)
    c = Lokasi yang akan ditanam (hektar)
    p = Jarak antar barisan (m)
    q = Jarak dalam barisan (m)
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang dibutuhkan. Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan dengan persyaratan tanaman kacang tanah.
2) Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30–40 meter. Sedangkan untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10 – 20 meter atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 20–30 cm.
4) Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
5) Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3hari sebelum tanam).
Berikan pupuk hayati MiG-6PLUS pada permukaan lahan dengan cara di semprot/disiramkan secara merata, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya pada sore hari.
6) Pemupukan
Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3) Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi rhizobium (benih dicampur dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung ditanam paling lambat 6 jam.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.
3) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaitu Urea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan kiri lubang tunggal.
5) Pemberian pupuk MiG-6PLUS pada saat pemeliharaan pada usia 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam, apabila menggunakan benih berumur menengah atau panjang (90-120hari), diperlukan tambahan pupuk MiG-6PLUS pada usia 9 minggu. Pemberian masing-masing 2 liter per hektar.
Pemberian larutan MiG-6PLUS di tanah disekitar perakaran.
6) Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknya dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuai dengan jenis hama yang menyerang tanaman tersebut.
8) Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkan tidak memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
7. HAMA DAN PENYAKIT


7.1. Hama
a) Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
b) Ulat berwarna
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat grapyak Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
c) Ulat jengkal
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
d) Sikada
Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.
e) Kumbang daun

Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
7.2. Penyakit
a) Penyakit layu
Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
b) Penyakit sapu setan
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
c) Penyakit bercak daun
Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 % atau Dithane M 45, atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali.
d) Penyakit mozaik
Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari sekali sejak tanaman itu baru tumbuh.
e) Penyakit gapong
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya, kemudian baru diberi DD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha per aplikasi.
f) Penyakit Sclertium
Pengendalian: membakar tanaman yang terserang cendawan.
g) Penyakit karat
Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut dan dibakar serta semua vektor penularan harus dibasmi.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
8.2. Cara Panen
Pencabutan tanaman, lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan dijemur matahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan.
8.3. Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluas satu hektar produksi normal berkisar antara 1,5-2,5 ton polong kering.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Kumpulkan brangkasan tanaman kacang tanah ditempat strategis.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk dipisahkan berdasarkan derajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang.
9.3. Penyimpanan
a) Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
b) Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
c) Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukan ke dalam wadah.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam bungkus plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudah dimasak seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk pengangkutan pada prinsipnya yang pentuing kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau tidak berubah dari kualitas yang sudah disiapkan.
10. STANDAR PRODUKSI
10.1.Ruang Lingkup
Standar produksi kacang tanam meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, pengemasan dan rekomondasi.
10.2.Diskripsi
Standar mutu kacang tanah di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3921-1995.
10.3.Klasifikasi dan Syarat Mutu
Kacang tanah digolongkan dalam 3 jenis mutu: mutu I, mutu II dan mutu III
a) Syarat umum
1. Bebas hama penyakit.
2. Bebas bau busuk, asam, apek dan bau asing lainnya.
3. Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida.
4. Memiliki suhu normal.
b) Syarat khusus mutu kacang tanah biji (wose)
1. Kadar air maksimum (%): mutu I=6; mutu II=7; mutu III=8.
2. Butir rusak maksimum (%): mutu I=0; mutu II=1; mutu III=2.
3. Butir belah maksimum (%): mutu I=1; mutu II=5; mutu III=10.
4. Butir warna lain maksimum (%): mutu I=0; mutu II=2; mutu III=3.
5. Butir keriput maksimum (%): mutu I=0; mutu II=2; mutu III=4.
6. Kotoran maksimum (%): mutu I=0; mutu II=0,5; mutu III=3.
7. Diameter : mutu I minimum 8 mm; mutu II minimum 7 mm; mutu III maksimum 6mm.
c) Syarat khusus mutu kacang tanah polong (gelondong)
1. Kadar air maksimum (%): mutu I=8; mutu=9; mutu=9.
2. Kotoran maksimum (%): mutu I=1; mutu II=2; mutu III=3.
3. Polong keriput maksimum (%): mutu I=2; mutu II=3; mutu III=4.
4. Polong rusak maksimum (%): mutu I=0,5; mutu II=1; mutu III=2.
5. Polong biji satu maksimum (%): mutu I=3; mutu II=4; mutu III=5.
6. Rendemen minimum (%): mutu I=65; mutu II=62,5; mutu III=60.
Untuk mendapatkan hasil kacang tanah yang sesuai dengan syarat, maka harus dilakukan beberapa pengujian, yaitu:
a) Penentuan adanya hama dan penyakit, bau dilakukan dengan cara organoleptik kecuali adanya bahan kimia dengan menggunakan indera penglihatan dan penciuman serta dibantu dengan peralatan dan cara yang diperoleh.
b) Penentuan adanya butir rusak, butir warna lain, kotoran dan butir belah dilakukan dengan cara manual dengan pinset. Presentase butir warna lain, butir rusak, butir belah, butir keriput, dan kotoran ditetapkan berdasarkan berat masing-masing komponen dibandingkan dengan berat 100 %.
c) Penentuan diameter dengan menggunakan alat pengukur dial caliper.
d) Penentuan kadar air biji harus ditentukan dengan alat mouture tester electronic yang telah dikalibrasi atau dengan distilasi dengan toulen (AOAC 9254). Untuk mengukur kadar air, kacang tanah polong harus dikupas dahulu kulitnya, selanjutnya biji kacang tanahnya diukur kadar airnya.
e) Penentuan suhu dengan alat termometer.
f) Penentuan kadar aflatoksin.
10.4.Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung, dengan maksimum 30 karung dari tiap partai barang. Kemudian dari tiap-tiap karung diambil contoh maksimum 500 gram. Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur sehingga merata, kemudian dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal, cara ini dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh seberat 500 gram. Contoh ini disegel dan diberi label untuk dianalisa, berat contoh analisa untuk kacang wose 100 gram dan kacang tanah gelondong 200 gram. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu, dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum dan mempunyai sertifikat yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
10.5.Pengemasan
Kacang tanah dikemas dalam karung goni atau dari bahan lain yang sesuai kuat dan bersih dan mulutnyadijahit, berat netton setiap karung maksimum 75 kg, dan tahan mengalami handing baik pada pemuatan maupun pembongkaran. Di bagian luar karung (kecuali dalam bentuk curah) ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur dengan jelas terbaca antara lain:
a) Produksi Indonesia.
b) Daerah asal produksi.
c) Nama dan mutu barang.
d) Nama perusahaan/pengekspor.
e) Berat bruto.
f) Berat netto.
g) Nomor karung.
h) Tujuan.

Cara Menanam Kangkung Darat

Kangkung (Ipomoea Spp.) adalah sayuran yang sangat populer, karena selain harganya paling murah, juga memiliki cukup banyak peminat. Sayuran yang konon berasal dari India ini, bisa ditanam di hampir seluruh wilayah di Indonesia, karena kangkung memang dapat hidup dengan baik di mana saja, baik di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Kelebihan lain dari kangkung adalah cara pembudidayaannya yang relatif mudah, bersiklus panen cepat yakni 4-6 minggu sejak dari benih dan tahan terhadap hama.

Cara Menanam Jintan Hitam


Budi Daya Tanaman Jintan Hitam

Pengolahan tanah
Sebelum di tanami ,sebaiknya tanah diolah secara sempurna. Tanah bagian atas (top soil) dicangkul hinga kedalaman 20-30cm dan dibalikkan hingga bagian bawah berada di permukaan. Setelah itu diamkan tanah selama seminggu agar proses aerasi berjalan dengan baik Setelah dibiarkan selama seminggu,tanah diberi pupuk organik(berupa kotoran ayam atau kambing) sebanyak 6-8 ton/ha.
Tahap selanjutnya membuat bedengan yang disesuaikan kontur tanah agar tak terjadi penggenangan air. Dianjurkan lebar 1-1,5 m,tinggi 25-30cm dan panjang disesuaikan kontur tanah. Jarak ideal antar bedengan 25-30 cm.

Menanam Jeruk Nipis


Jeruk nipis (citrusaurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.

Nama Lokal : Lime (Inggris), Lima (Spanyol), Limah (Arab); Jeruk Nipis (Indonesia), Jeruk pecel (Jawa); Limau asam (Sunda);

Cara Menanam Gaharu

Pohon penghasil Gaharu cocok ditanam di antara daerah dataran rendah hingga ke perbukitan pada ketinggian 0 – 750 meter dari permukaan air laut dengan curah hujan kurang dari 2000 cm, suhu yang sesuai adalah antara 27°C hingga 32°C dengan kadar cahaya matahari sebanyak 70%, jenis tanah yang sesuai adalah jenis lembut/ gembur dan liat berpasir dengan pH tanah antara 4.0 hingga 6.0.

Cara Tanam Aquilaria.sp (Malacensis, Microcarpa, Beccariana dan sejenisnya)
Langkah-langkah sebagai berikut :

Cara menanam Gandum

EKNIK BUDIDAYA GANDUM

Pendahuluan

Di Indonesia tanaman gandum hanya terbatas ditanam di dataran tinggi dan pegunungan, pada areal yang tidak begitu luas. Bercocok tanam tanaman gandum masih dilakukan dengan cara yang sederhana seperti untuk padi gogo.
Di daerah iklim sedang, gandum ditanam pada musim dingin (winter) dan musim semi (spring). Gandum yang ditanam di Indonesia adalah dari jenis gandum musim semi yang diintroduksi dari Jepang. Filipina dan Meksiko.

Gandum musim dingin umumnya termasuk golongan tanaman berhari panjang (long day plant), yang tidak mungkin dapat berproduksi di daerah tropis.


Tahapan Budidaya Gandum

1. Benih

2. Pengolahan Tanah

3. Pemupukan

4. Penyiangan

5. Perlindungan HPT

6. Suplai Air

7. Panen

8. Perlakuan Pascapanen




1. Benih GandumBenih gandum yang baik :

(1) berasal dari malai yang matang pada batang utama,

(2) mempunyai bentuk dan warna yang seragam,

(3) bebas dari hama dan penyakit, dan

(4) mempunyai bobot yang tinggi dan seragam.


• Benih gandum mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0 - 4 bulan.

• Sebelum ditebar seyogyanya benih direndam beberapa menit dalam air.

• Kotoran atau biji yang telah rusak, karena beratnya lebih ringan akan terapung. Benih yang telah bersih itu kemudian diuji daya tumbuhnya.



Syarat benih gandum bersertifikat :

(1) kemurnian benih mini-mal 98 %,

(2) campuran benih varietas lain maksimal 0,2 %,

(3) biji gulma maksimal 0,1 %,

(4) kotoran maksimal 2 %,

(5) daya tumbuh minimal 80 %

(6) kadar air mak-simal 13 %




Sebelum benih ditanam, sebaiknya diberi perlakuan benih terlebih dahulu, untuk mencegah kerusakan dan serangan hama-penyakit, baik yang berasal dari dalam tanah atau dari benih itu sendiri.

Fungisida yang dapat digunakan antara lain Ceresan.


Banyaknya benih per lubang tergantung dari daya tumbuh benih. Benih yang berdaya tumbuh 95 % cukup dua butir per lubang.

Untuk jarak tanam 20 x 10 cm diperlukan 30 kg benih/ha.

Benih yang berdaya tumbuh kurang dari 95 persen sebaiknya lebih dari dua butir per lubang atau 35 kg benih/ha.

Kelembaban tanah selama perkecambahan dipertahankan pada RH tanah mendekati kapasitas lapang.


2. Pengolahan Tanah

• Pengolahan tanah untuk tanaman gandum hampir sama dengan pengolahan tanah untuk padi gogo dan palawija lainnya (jagung, sorgum, kedele), yaitu antara lain agar tanah mempunyai aerasi yang baik.

• Jika tanah itu sebelumnya bera, pengolahan tanah dilakukan dua kali.

• Pencangkulan/pembajakan pertama yaitu untuk menggemburkan tanah dan membasmi gulma.

• Pengolahan kedua dilakukan seminggu kemudian, untuk lebih menggemburkan tanah, meratakan dan memberantas gulma yang tumbuh kemudian.

• Di samping itu dapat sekaligus membenamkan pupuk organik bagi tanah yang memerlukannya.

• Biarkan tanah garapan selama 7 - 10 hari, untuk memberikan kesempatan agar bahan organik yang dibenamkan mulai melapuk.

• Jika tidak turun hujan, perlu ada suplai air untuk mempermudah benih berkecambah.

• Jika sebelumnya ada tanaman lain, maka dapat dipertimbangkan pengolahan tanah secara minim (minimum tillage).

• Jarak tanam bermacam-macam, ukurannya tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan varietas (varietas yang kanopinya lebar, memerlukan jarak tanam lebih besar daripada yang kanopinya lebih kecil).

• Jarak tanam pada tanah yang subur bisa lebih dipersempit, demikian pula jarak tanam pada musim kemarau lebih sempit dari pada musim hujan.

• Ukurannya 20 x 10 cm, 25 x 10 cm, 25 x 5 cm atau 30 x 10 cm.

• Jarak tanam sedang diteliti : jarak tanam larikan, dengan jarak antar larikan 30 cm.



3. Pemupukan

• Pemberian pupuk dasar dan pupuk pertama dapat dilakukan sebelum tanam atau pada waktu tanam.

• Biasanya yang dipakai sebagai pupuk pertama adalah pupuk anorganik : P2O5 dan K2O dan sebagian pupuk N.

• Pemupukan N sebaiknya dilakukan dalam 2 - 3 kali.
• Pemupukan yang efektif ditentukan oleh dosis, waktu,cara dan jenis pupuk (N, P dan K dapat diberikan dalam bentuk pupuk tunggal atau pupuk majemuk).

• Cara pemupukan dibenamkan ke dalam tanah atau diaduk merata dengan tanah.

• Dosis pemupukan ditentukan oleh jumlah hara tersebut yang tersedia dalam tanah. Biasanya digunakan 20 ton pupuk organik/ha (apabila sebelumnya tidak dilakukan pemupukan pupuk organik untuk penanaman sayuran gunung), 120 kg N/ha, 45-90 kg/ha, P2O5 dan 30-60 kg K2O /ha.

• Pemupukan P dan K diberikan pada larikan di antara barisan benih atau dalam lubang di samping kiri dan kanan benih.

• Sepertiga bagian N diberikan bersama dengan P dan K (dalam bentuk pupuk majemuk NPK), pada waktu tanam di mana kecambah muncul di atas tanah 4-5 hari setelah tanam.

• N yang dipergunakan saat ini adalah untuk merangsang perakaran dan pertumbuhan vegetatif. Sepertiga bagian lagi N diberikan pada saat bertunas, sekitar 25-30 hari setelah tanam, untuk merangsang pertunasan yang dapat menjadi tunas produktif.

• Dengan pengaturan jarak tanam, jumlah tunas per rumpun diusahakan jangan terlalu banyak, sekira 10-20 tunas produktif.

• Sepertiga bagian dosis N sisanya diberikan ketika tanaman membentuk primordia bunga, untuk mendorong pembentukan malai, butir gandum dan peningkatan kadar protein gandum yang dapat membentuk gluten (diperlukan untuk membuat roti yangbaik).

• Pemupukan N susulan diberikan dengan cara digarit  dalam larikan atau pada lubang di antara tanaman.


4. Penyiangan

• Gulma merupakan masalah yang penting bagi tanaman gandum dan tanaman mesofit lainnya, bersaing dengan tanaman gandum dalam hal penyerapan air, cahaya dan unsur hara, dapat juga merupakan tumbuh-tumbuhan inang bagi berkembangnya hama dan penyakit.

• Jenis gulma yang banyak terdapat di pertanaman gandum di Lembang dan Pacet (Pangalengan) : Oxalis coinculata, Centela asiatica, Imperata cylindrica, Mimosa invisa, Paspalum notatum, Sida rhombifolia, Ricinus communis, Ageratum conyzoides, Euphorbia esula, Agropyron repens, Amaranthus retroflexus, dan Polygonum convolvulus.
• Gulma jenis berdaun lebar dapat diberantas dengan herbisida 2,4 D dan MEPA, jenis berdaun sempit dengan Dalapon, Diallate dan Barban.

• Pemberantasan secara kultur teknik dapat dilakukan dengan sistem tanaman sela, menanam jenis leguminosa di antara barisan tanaman gandum.

• Penyiangan dapat dilakukan 2-3 kali tergantung banyaknya populasi gulma.

• Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman gandum berumur satu bulan. Pada saat ini, perakaran gandum sudak cukup kuat apabila terjadi kerusakan akar pada saat penyiangan dan populasi gulma sudah cukup tinggi.
• Penyiangan kedua dilakukan sekira tiga minggu kemudian, penyiangan selanjutnya tergantung banyaknya dan tingginya populasi gulma.

• Sampai sekarang, petani penghasil tanaman pangan di Indonesia, masih belum menggunakan herbisida untuk memberantas gulma, umumnya penyiangan dilakukan dengan tangan saja (handweeding).


5. Perlindungan Hama/penyakit

• Pencegahan hama dan penyakit di lapangan paling baikdengan menanam varietas gandum yang mempunyaiketahanan (resistensi) horizontal, jika terjadi seranganhama atau penyakit.

• Penyemprotan dengan insektisida/fungisida merupakancara yang paling praktis. Insektisida dapat bersifat racunperut, kontak, sistemik dan fumigan (gas).
• Racun perut efektif untuk membe-rantas serangga atauulat pemakan organ tanaman di bagian atas, misalnyaulat batang, ulat daun dan walangsangit.

• Contoh insektisida tersebut ialah Phosvel danAgrothion.
• Pestisida kontak sangat baik untuk serangga yangkurang lincah, misalnya tungau, kepik hijau, kumbang,kutu daun dan batang. Contoh insektisidanya yaituSevin, Meptox dan lainnya.

• Pestisida sistemik adalah racun yang dapat masuk kedalam jaringan tanaman. sangat baik untuk seranggapengisap cairan tanaman, misalnya hama penggerek,wereng, kepinding tanah.
• Contohnya antara lain Diazinon, Phosphamidon,Fenitrothion, Gama BHC 6G, Agrocida, Sandoz 5G, Sevidal 8-8G.
• Konsentrasi yang berupa cairan dosis umum adalah 2cc/L, dengan pemakaian cairan tidak lebih dari 1000L/ha dalam sekali pemakaian, sedangkan yang berupagranula tidak melebibi 50 kg/ha.

• Fumigan misalnya Nogos meracuni pernafasanserangga.

• Pemberantasan hama dan penyakit dengan cara kulturteknis sering dilakukan petani secara tidak sengaja, yaitudengan mengolah tanah, sistem rotasi tanaman danpenyiangan gulma, serta menanam varietas yang tahanterhadap hama dan penyakit utama.

• Pemakaian pestisida yang efektif harus memperhatikanharga pestisida yang relatif mahal dan kondisi cuacapada waktu pemakaian.
• Fungisida yang banyak digunakan yaitu Dithane M45. Bakterisida belum banyak dikenal oleh petani diIndonesia.

• Pencegahan hama dan penyakit dilakukan denganpenyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekalidengan pemakaian yang bergiliran.
• Untuk mencegah serangan nematoda yang terdapatdalam tanah (terutama pada waktu musim hujan),terlebih dahulu tanah diberi perlakuan dengan Furadan3G, dengan dosis 25-30 kg/ha.

• Pada tanah yang populasinya tinggi pemberian Furadandapat diberikan 2-3 kali selama masa pertumbuhangandum, yaitu pada waktu tanam, masa bertunas danmasa reproduktif.

• Cara pemberiannya dengan disebar di atas permukaantanah atau dicampur bersama pupuk.


6. Suplai Air

• Air diperlukan dari sejak fase perkecambahan sampaifase matang susu, dengan jumlah dan distribusi yangmerata.
• Pada fase masak kuning sampai panen, tidak diperlukantambahan air, bahkan cuaca cerah dan panas dapamempercepat pematangan.
• Kebutuhan air nyata (actual water requirement) untukgandum berada di atas kebutuhan untuk jagung dansorgum, tetapi di bawah kebutuhan untuk padi.
• Menurut hasil percobaan selama tiga tahun di AkronColorado (Bear, 1959), kebutuhan air nyata untukjagung, 0,2576 m3 untuk setiap produksi bahan kering.
• Apabila ini dijadikan standar, maka kebutuhan untukgandum 140 persen, padi 190 persen dan sorgum 90persen.
• Kebutuhan air bagi tanaman adalah petunjuk untukmenentukan jumlah air yang diperlukan selamapertumbuhan, yaitu untuk pembentukan jaringantanaman selama fase vegetatif, transpirasi dan evaporasi.
• Jumlah air yang diperlukan oleh tanaman yang sebenar-nya (nyata) diketahui dari hasil percobaan.

• Jumlah air yang diperlukan tanaman dengan perkiraan/perhitungan dari teori dan data yang ada bervariasitergantung jenis tanaman, tanah dan iklim.
• Menurut Schlehuber dan Tucker (1967), percobaan diKansas menyatakan bahwa kebutuhan air relatif untukgandum sekitar 330-392 mm, barley 333-366 mm,jagung 602-691 mm, alfalfa 732-927 mm dan padi 700-900 mm.

• Ternyata gandum dan barley merupakan tanaman yangpaling sedikit memerlukan air secara relatif.


7. Panen


• Apabila 80 % dari rumpun telah bermalai, jerami,batang dan daun mengering dan menguning.
• Jika 20 % dari bagian malai telah matang penuh, dimana butir gandum telah cukup keras apabila dipijittangan, maka gandum sudah waktunya untuk dipanen.

• Saat panen sangat ditentukan oleh tingkat pematangandan cuaca. Gandum yang terlalu matang cenderunguntuk rebah dan rontok.

• Curah hujan, kelembaban dan suhu udara terlalu dinginatau panas sering menghambat dan menurunkan hasilpanen.

• Tingkat pematangan menentukan hasil gandum.

• Dalam periode 14 tahun, di Nebraska menurutSchlehuber dan Tucker (1967) : gandum yang dipanenpada kadar air 50,1 % (matang susu) hasilnya sekitar976,5 kg/ha, pada kadar air 43,1 % (matang kuning)1242 kg/ha dan pada kadar air 25,2 % (matang penuh)sebanyak 1381,5 kg/ha, dengan kadar protein gandummasing-masing 12,4 %, 12,8 % dan 13,1 %.
• Panen gandum yang ditangguhkan melebihi dari satuminggu akan menurunkan bobot butir gandum. Untukmenguji tingkat kekeringan malai, di lapangandilakukan dengan jari tangan. Apabila butir-butirgandum lepas ketika digosok dengan tangan dan porosmalainya mudah patah, maka kadar air gandum cukupuntuk dipanen.

• Komponen produksi gandum sama dengan padi yaitujumlah malai per satuan luas tanah, jumlah butir isi permalai dan bobot rata-rata butir gandum.
• Panen di Amerika dan negara lainnya dilakukan denganmempergunakan mesin ”combine", di Indonesia padaumumnya dilakukan dengan ani-ani atau sabit.

• Batang gandum dipotong sekira 30 cm dari ujung malai,agar malai gandum mudah diikat dan dirontokkandengan diirik, atau diinjak-injak dengan kaki, ataudipukulkan pada kisi-kisi kawat.

• Malai gandum yang baru dipanen, perlu dikeringkandahulu, dijemur di bawah panas matahari sampai malaimudah dirontokkan (dijemur 1-2 hari berturut-turut).


• Butir gandum yang telah dirontokkan perlu dikeringkanlagi, sampai kadar air paling besar 14 %, tergantung darikeperluannya.
• Gandum yang disimpan di tempat lembab dan dalamruangan yang panas, kwalitasnya akan cepat menurun.



8. Perlakuan pascapanen

• Butir gandum yang digiling di pabrik harus memenuhipengujian mutu gandum yang meliputi beberapakarateristik.
• Pengujian-pengujian :

• Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

(1) uji berat merupakan pengukuran berat per unitvolume butir gandum. Hasil uji berat yang rendahmenyebabkan kualitas butir dan tepung yang rendah,syarat minimum adalah 73 kg per hektoliter.

(2) Uji kotoran, yaitu pemisahan butir-butir gandum daribenda-benda asing, biji gandum yang berkerut danyang pecah (broken wheatng pecah (broken wheat). Benda tersebut terbawasewaktu proses panen, perontokkan danpenyimpanan. Syarat maksimum adalah 0,1-0,5 %
(3) Uji kadar air butir gandum syarat maksimum 12,5%, baik untuk gandum keras maupun gandum lunak.Gandum yang disimpan pada kadar air yang tinggi akancepat berkecambah dan mudah terserang jamur,menyebabkan naiknya kadar maltose dalam bijigandum, yang menjadikan rendahnya tepung.
Kadar maltose yang terlalu tinggi (lebih dari satupersen) akan menyebabkan sifat gluten yanglembek.

Sebaliknya kadar air yang terlalu rendah memberikankerusakan fisik butir gandum yang tinggi padawaktu digiling sehingga mengurangi berat.

(4) Uji kemurnian butir dari campuran tanaman lainminimal 99,6 %.
(5) Uji (bobot) dari 1000 butir. Dikehendaki bobot 1000butir sekitar 28-40 gram.
(6) Uji keseragaman ukuran dan bentuk biji gandum.
(7) Uji kadar serat dan kadar abu. Persyaratannya adalahserat 2-2,7 %, dan abu 1,4-2 %.
(8) Uji Rendemen tepung sekira 85 %.
(9) Uji kadar protein butir gandum syaratnya adalah 6-20 %.

(10) Menghasilkan tepung dengan daya isap terhadap air52-60 %, merupakan karateristik yang sangatpenting bagi para konsumen tepung terigu.

• Penyakit dan hama gudang yang menyerang padaumumnya adalah cendawan dan insekta.

• Serangan cendawan selama pertumbuhan di lapangan(Alternaria, Fusarium dan Helminthosporium) yangberasal atau terbawa biji, tidak akan terbawa digudang penyimpanan yang suhu udaranya sangatrendah.

• Faktor suhu udara, kelembaban dan lamanyapenyimpanan sangat menentukan serangan cendawandi gudang.
• Kadar air gandum 13 % (maksimal) menentukanberapa lama gandum tahan disimpan dengan aman,karena semakin lama gandum disimpan kadar airnyaakan bertambah.
• Pada suhu 5 – 10 °C pertumbuhan cendawan sangatlambat, sedangkan pada suhu 26,7 - 32,2 °Cpertumbuhannya sangat cepat.
• Gandum yang disimpan hanya beberapa minggusebelum digiling dapat disimpan pada kadar air yangagak tinggi (lebih dari 13 %), dengan suhupenyimpanan yang agak tinggi pula daripada suhupenyimpanan untuk berbulan-bulan lamanya.
• Serangan hama gudang pada umumnya menentukantingkat kualitas dan nilai gizi gandum yang disimpan.

Beberapa hama utama yang sangat merugikan yaitu:
• Sithopilus oryzae, S. granarium,

• Rhizopertha,

• Orizaphylus surinaemensis,

• Tenebroides mau-ritanicus,

• Tribolium confusum, T. castaneum,

• Cryptolestes pusillus C. perrugineus,

• Trogoderma granarium,

• Sitotroga cerealella.

• Udara gudang yang sejuk, biji gandum yang keringdan bebas dari tepung gandum atau biji yang rusakmerupakan kondisi yang tidak cocok untukberkembangnya hama gudang.

• Kelembaban gudang di bawah 15 % dapat menekanpenyerangan hama (kutu-kutu biji gandum).

• Pencegahan butir gandum yang disebabkan oleh hamaatau kerusakan fisik di gudang, dapat diatasi apabiladiperhitungkan pengelolaan, kebersihan danpencegahan secara kimiawi.




Daftar Pustaka

Anonimous. 1976. Potensi Daerah Produksi Gandum di Jawa (LaporanSurvai). Direktorat Bina Produksi Dirjen. Pertanian dengan Fak. PertanianUnpad.

Balasubramaniyam, P and SP Palamiappan. 2002. Principles and Practices ofAgronomy. Agrobios. Jodhpur.

Bear, F.E. 1959. Soils and Fertilizers. John Willey & Sons Inc. New York.

Briggle, L.W. 1967. Morphology of The Wheat Plant. Wheat and Wheat

Improvement. Edited by Quisenberry and L.P Reitz. American Society ofAgronomy, Inc Publisher, Ma-dison, Wisconsin USA.

Bulog dan Bogasari. 1976. Peranan Pengolahan dan Pemasaran Tepung

Terigu dalam Menunjang Pengembangan Gandum di Indonesia.

Proceeding Seminar Gandum. Dept. Pertanian Tan Pangan Jakarta.

De Geus. 1967. Fertilizer Guides for Tropical and Subtropical Farming.Centre d'Etude de L'Azote Zurich.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan Direktorat Serealia. 2004.Petunjuk Praktis Bertanam Gandum.Evans, E.F and R.L. Donahue. 1957. Exploring Agriculture. Pren-tice Hall.

Engliwood Cliffs, New Jersey.

Finney, K.F and W.T. Yamazaki. 1967. Quality of Hard, Soft and Durum

Wheats. Wheat and Wheat Improvement. Edited bv Quisenberry & L.P.

Reitz. American Society of Ag-ronomy, Inc. Publisher, Madison,Wisconsin, USA.

Gilles, K.A and L.D. Sibbit. 1974. Quality. Wheat Production and Utilization.

Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.

Haas, H.J, J.F. Power and G.A. Reichman. 1976. Effect of Crop', and

Fertilizer on Soil Nitrogen, Carbon and Water Content and on

Succeeding Wheat Yields and Quality. Agricultural Research ServiceUSDA. March 1.

Heyne, K. 1950. De Nutige Planten van Indonesia. N.V. Uit-geverrij van

Hoeve s'Gravenhage Bandung.

Inglett, G.E. 1974. Wheat in Perspective. Wheat Production and Utilization.

Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Co. Inc.

Kik M.C cit D.H Grist, 1959. Rice Longmans, Green and Co Ltd London.

Lamb, C.A. 1967. Physiology. Wheat and Wheat Improvement. Edited by

Quisenberry & L.P. Reitz. American Society of Agronomy, Inc,

Publisher, Madison, Wisconsin, U.S.A.

Miller, D.L. 1974. Industrial Uses of Wheat and Flour. Wheat Production and

Utilization Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.

Nurmala, Tati. 1974. Pengamatan Beberapa Sifat Agronomi dan 29 Varietas

Gandum (Triticum spp) ditanam di Kebun Percobaan Mar-gahayu-

Lembang (Tesis). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Nurmala, Tati. 1978. Pengujian Sembilan Varietas Gandum (Triticum spp)

pada Musim Kemarau di Tanah Andosol Lembang. Kerjasama Fakultas

Pertanian Universitas Padjadjaran dengan Lembaga Pusat Penelitian

Pertanian (LP3) Bogor.

Nurmala, Tati. 1980. Budidaya Tanaman Gandum. PT. Karya Nusantara.

Jakarta.

Nurmala, Tati. 2006. Paket Teknologi Budidaya Gandum (Triticum spp)

Berdasarkan Agroekologis dan Pengembangannya. Makalah pada

pertemuan Evaluasi Kegiatan 2005 dan Rencana Produksi Serealia 2006.

Direktorat Serealia.

Pearson, L.C. 1966. Principle of Agronomy. Reinhold Publish-ing

Corporation, New York.

Reitz, L.P. 1967. World Distribution and Importance of Wheat. Wheat and

Wheat Improvement. Edited by Quisenberry & L.P. Reitz. Am. Soc. of

Agron, Inc. Publisher, Madison, Wisconsin U.S.A.

Rusli Hakim. 1974. Preliminary Observation on 23 Wheat Varie-ties from the

Philippines. Ministry of Agriculture, Central Res nst-for Agric. Bogor.

Satari, G. Sjamsudin dan T. Nurmala. 1976. Prospek Tanaman Gandum di

Indonesia. Penelaahan dari Aspek Agronomi. Proceeding Seminar

Gandum Dept. Pertanian Tan. Pangan Jakarta.

Schmidt, J.W. 1974. Breeding and Genetics. Wheat Production and

Utilization. Edited by G.E. Inglett. The AVI Publishing Company, Inc.

Schlehuber and B.B. Tucker. 1967. Culture of Wheat. Wheat and Wheat

Improvement. Edited by Quisenberry & L.P. Reitz. American Society of

Agronomy, Inc. Publisher, Ma-dison, Wisconsin, U.S.A.

Saunders, R.M, H.G. Walker Jr, G.O. Kohler. 1974. Feed Uses of Wheat and

Its Product. Wheat Production and Util-ization. Edited by G.E. Inglett.

The AVI Publishing Com-pany, Inc.















































































Cara Menanam Delima




Buah delima adalah buah yang memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal pengobatan penyakit. Sehingga buah ini juga memiliki itngkat permintaan yang cukup tinggi. Nah jika anda ingin menanm buah delima. Tak usah bingung-bingun dalam memikirkan caranya. Berikut adalah cara menanam buah delima yang baik

Cara Menanam Edamame

Edamame merupakan kedelai asal Jepang, secara umum bentuknya lebih besar dibandingkan kedelai biasa.  Berat  Edamame bisa mencapai 30 gram per seratus bijinya.  Edamame bisa dikonsumsi muda sebagai sayur saat polong masih berwarna hijau.  Edamame bisa juga dikonsumsi sebagai penganan kecil dalam bentuk edamame rebus.  Saat ini edamame juga banyak diolah menjadi susu bubuk, jus, pastry edamame, keripik edamame dan lainya. 
Edamame mempunyai kandungan protein yang lengkap dengan kualitas yang setara dengan kandungan protein pada susu, telur maupun daging.  Selain itu edamame juga mengandung zat anti kolesterol sehingga sangat baik untuk dikonsumsi.

Cara Menanam Coklat / kakao

Kakao sebagai bahan dasar pembuatan coklat mempunyai prospek bisnis yang bagus. Banyak orang yang berniat membudidayakan kakao karena keuntungan yang didapatkan lumayan besar. Namun dalam proses budidaya kakao tersebut prosesnya tidak sesederhana tanaman-tanaman lain. Kakao membutuhkan perhatian khusus supaya hasil panennya maksimal dan berkualitas. Selain persiapan lahan yang harus dilakukan dengan matang dan juga pembibitan yang memerlukan proses panjang. Penanaman Kakao juga memiliki beberapa langkah yang hars diperhatikan bagi para calon pembudidaya coklat mentah ini. Berikut adalah langkah-langkah dalam penanaman kakao:

Cara Menanam Pepaya



SEJARAH TANAMAN PEPAYA
Tanaman bernama latin Carica papaya L atau dikenal juga dengan nama betik ini adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, namun tanaman dengan rasa yang manis ini sekarang  menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Carica papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Sedangkan di Indonesia nama pepaya dalam diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Nama lain di Indonesia untuk daerah Jawa pepaya disebut "katès" dan untuk daerah Sunda "gedang".

SYARAT TUMBUH TANAMAN PEPAYA
Tiap tanaman mempunyai tempat tumbuh yang optimal, pada Tanaman pepaya tumbuh optimal pada daerah dgn ketinggian antara 200-500 mdpl. Tanaman dengan buah bertekstur lembut ini  membutuhkan sinar matahari penuh tanpa naungan, dgn suhu udara berkisar 22-26°C, pH tanah 6-7.
Tanaman berakar serabut ini termasuk tanaman yg sensitif terhadap kekurangan dan kelebihan air. Jika terjadi kekurangan air, pertumbuhannya akan terhambat dan buah yg terbentuk tidak sempurna. Sedangkan jika kelebihan air (terutama ada genangan air) akar tanaman tidak dpt bernafas dgn baik, sehingga mudah terserang penyakit penyebab layu  

PELAKSANAAN BUDIDAYA PEPAYA

Persiapan Lahan
Langkah pertama dalam menanam pepaya baik dalam sekala kecil atau besar adalah Persiapan lahan dimana kegiatan ini meliputi Membuat bedengan kemudian pembuatan lubang tanam (pembolongan mulsa) tepat di tengah bedengan dgn  jarak tanam ideal 2,75m zigzag.
Sistem tanam zigzag bertujuan utk menjaga kelembaban antar bedengan, terutama saat musim hujan. Lubangi mulsa dgn panjang 40cm dan lebar 40cm atau bisa juga berbentuk bulat berdiameter 50 cm, kemudian dilakukan pembuatan lubang tanam dgn panjang 25cm, lebar 25cm, dan kedalaman 25cm.

Pemberian pupuk kandang yg sudah difermentasi, pemberian pupuk dilakukan 2 minggu sebelum tanam sebanyak 0,5kg/lubang tanam ditambah dengan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 200 g/lubang tanam.

Persiapan Pembibitan Tanaman Pepaya dan Penanamannya
Sewaktu kegiatan mempersiapkan lahan berjalan, kita juga melakukan kegiatan persiapan pembibit tanaman pepaya. Pada kegiatan ini dibutuhkan sungkup/naungan pembibitan utk melindungi bibit yg masih muda.
Kemudian menyediakan media semai dgn komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus.
Setelah media dicampur merata kemudian dimasukkan ke dalam polibag semai derukuran berukuran 8cmx10cm. Benih disemaikan ke dalam media sebanyak 1 butir/media. utk mempercepat perkecambahan benih taruh di dalam ruangan gelap, bisa dengan cara sungkup diberi penutup sehingga cahaya matahari tdk bisa masuk bisa juga dengan cara permukaan media ditutup dgn kain goni/sarlon/paranet atau bisa juga menggunakan mulsa PHP kemudian yang utama dijaga kelembabannya.
(sebenarnya tampa menggelapkan ruangan juga benih akan tumbuh tetapi waktunya akan lebih lama dibanding dengan ditutup)

Jika bibit sudah berkecambah maka Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan kemudian lakukan penyungkupan dengan plastik transparan.
Untuk sirkulasi udara yang cukup lakukan pembukaan sungkup secara periodik pada jam 07.00 - 09.00, dan jam 15.00-17.00.
Setelah semai berumur 14 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh ini bertujuan untuk penguatan tanaman supaya tidak mengalami stress saat ditanam di lapangan.
Untuk Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi.  
Penberian obat-obatan dilakukan dengan peyemprotan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid dilakukan pada umur 30 hss (hari setelah semai) dgn dosis ½ dari dosis terendah.
Jika bibit yg sudah memiliki 4 helai daun sejati siap utk pindah tanam ke lahan.

Cara PENANAMAN Pepaya
Bukalah polybag semai
Masukan kedalam lobang yang telah disiapkan 2 minggu yang lalu (perlu sedikit menggali soalnya telah terkena hujan)
Padatkan tanah sehingga padat, ini dimaksudkan supaya tanah yang tadinya dalam polybag dan tanah di bedengan cepat menyatu dan akan lebih lecap merayapnya. Lagi pula akan akan lebih cepat tumbuh pada kegelapan.
Setelah itu lakukan penyiraman, sampai jenuh sehingga rongga-rongga tanah diharapkan tertutup dengan penyiraman ini.


PEMELIHARAAN TANAMAN PADA BUDIDAYA PEPAYA

Penyulaman,Walaupun penanaman dilakukan hati-hati namun tetap ada saja tanaman yang mati apalagi jika kita menanam pepeya dalam jumlah yang banyak, oleh sebab itu perlu dilakukan Penyulaman. Namun penyulaman hanya  dilakukan sampai dgn umur tanaman 1,5 bulan. Kenapa hanya dilakukan pada umur tanaman 1,5 bulan? Karena Tanaman yg sudah terlalu tua apabila masih terus disulam nantinya akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

Pemangkasan, Tujuan pemangkasan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga tanaman pepaya yang dihasilkan mempunyai batang yang kekar. Pemangkasan dilakukan pada tunas yg keluar di ketiak daun. Selain itu mamfaat pemangkasan akan terasa dalam menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa.
Sampai kapan Pemangkasan  dilakukan? Pemangkasan dilakukan sampai dgn munculnya bunga pertama.

Sanitasi Lahan dan Pengairan,Sanitasi lahan dan pengairan sangat penting dalam budidaya pepaya, hal ini mengingat pepaya adalah tanaman yang sangat sensitiv akan keberadaan air.
Kegiatannya meliputi : pengendalian gulma/rumput dan pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan dan jika tidak turun hujan dilakukan Pengairan  degan penggenangan atau pengeleban 2 minggu sekali.
Pada saat Penggenangan air yang digunakan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya30% dari tinggi bedengan

Pemupukan, pada usia perkembangan vegetativ yang optimal yaitu sekitar usia 1-2 bulan. lakukan pemupukan daun sedangkan pada saat perkembangan generatif (saat mau berbuah) lakukan pemupukan dengan memakai NPK 15-15-15


Penyemprotan
Penyemprotan dilakukan jika terdapat hama dan penyakit pada tanaman pepaya
Obat penyemprotan biasanya memakai 2 golongan yaitu fungisida yang berfungsi untuk obat jamur (biasanya menyerang akar yang lama terendam air) dan insektisida untuk hama seranggga.
selain kedua hal tersebut ada juga yang disebabkan oleh bakteri, yang biasanya disemprot dengan obat-obatan yang type bakterisida
Supaya kita bisa memahami obat apa yang di semprotkan sebaiknya mengenal dulu ciri ciri ketiga golongan itu
Ciri yang terserang Bakteri