Showing posts with label karet. Show all posts
Showing posts with label karet. Show all posts

Cara Mengolah Karet

Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering.

Pengenceran
Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah dibekukan dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum).

Pembekuan
Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks.
Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum dalam lembaran yang seragam.

Pasokan Bahan Baku
Sistem pasokan bahan baku dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh para petani yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari.

Sumber Bahan Baku Industri Karet
Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.

Kondisi Bahan Baku (Kuantitas, Kualitas dan Kontinuitas)
Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat bervariasi kualitasnya.
Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan pengawasan pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan.
  1. Bobot atau isi lateks : Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember pengumpul ke dalam ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar dengan ukuran lubang 2 mm, maksudnya untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi.
  2. Kadar Karet Kering (KKK) : Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat penting dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, sebagai berikut.
  1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain).
  2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks tidak stabil).
  3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat).
  4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).
  5. Kualitas air dalam pengolahan.
  6. Bahan-bahan kimia yang digunakan.
  7. Komposisi lateks.
Untuk mengetahui susunan bahan-bahan yang terkandung dalam lateks dapat dilihat pada tabel Dari bahan-bahan yang terkandung dalam lateks segar masih terdapat fraksi kuning latoid (2-10 ppm), enzim peroksidase dan tyrozinase. Fraksi kuning dianggap normal bila mencapai 0,1-1,0 mg tiap 100 gram lateks kering.
Kandungan Bahan-Bahan dalam Lateks Segar dan Lateks yang Dikeringkan
Bahan Lateks Segar (%) Lateks yang Dikeringkan (%)
Kandungan karet 35,62 88,28
Resin 1,65 4,10
Protein 2,03 5,04
Abu 0,70 0,84
Zat gula 0,34 0,84
Air 59,62 1,00
Sumber: Setyamidjaja (1993)

Cara Menyadap Karet

Menyadap berdasarkan kamus bahasa bapak saya artinya adalah mengambil, sedangkan arti menyadap karet adalah mengambil ketah karet atau lateks dengan cara melukai atau menggores kulit dari pohon karet. Teknik menyadap yang terdapat pada masyarakat sangatlah banyak, kali ini saya akan membahasnya sebagian pada posting kali ini. Kewajiban saya disini hanya menyampaikan ilmu yang saya peroleh kehalayak umum jadi mohon untuk dikoreksi kembali ilmu yang saya dapat ini. Untuk mengyadap perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya akan saya bahas dibawah ini :
A. Penentuan Matang Sadap
Matang sadapTanaman karet akan siap apabila sudah matang sadap pohon, artinya tanaman karet telah sanggup disadap untuk dapat diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan yang berarti terhadap pertumbuhan dan kesehatannya. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan lilit batang pada umur tanaman .
1. Umur Tanaman.
 
Dalam keadaan pertumbuhan normal, tanaman karet akan siap disadap pada umur 5 – 6 tahun. Namun demikian seringkali dijumpai tanaman belum siap disadap walau umurnya sudah lebih dari 6 tahun. Hal ini terjadi akibat kondisi lingkungan dan pemeliharaan yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Sebenarnya Penyadapan karet dapat dilakukan pada usia kurang dari 5 tahun dengan syarat kondisi lingkungan dan pemeliharaan dilakukan dengan sangat baik sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih cepat. Artinya umur tanaman karet tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan matang sadap dan hanya dapat digunakan sebagai pedoman untuk pengukuran lilit batang .
2 Pengukuran lilit batang
Lilit batang telah disepakati sebagai pedoman untuk mengetahui pertumbuhan tanaman karet, karena hasil tanaman karet berupa lateks diperoleh dari batangnya (kulit batang). Tanaman karet dikatakan matang sadap apabila lilit batang sudah mencapai 45 cm atau lebih. Pengukuran lilit batang untuk menentukan matang sadap mulai dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 tahun. Lilit batang diukur pada ketinggian batang 100 cm dari pertautan mata okulasi.
3. Matang Sadap Kebun
Penyadapan dapat dimulai setelah kebun karet memenuhi kriteria matang sadap kebun. Kebun dikatakan matang sadap kebun apabila jumlah tanaman yang sudah matang sadap pohon sudah mencapi 60% atau lebih. Pada kebun yang terpelihara dengan baik, jumlah tanaman yang matang sadap pohon biasanya telah mencapai 60-70% pada umur 4-5 tahun.
B. Persiapan Pembukaan Bidang Sadap
Sebelum melakukan pembukaan bidang sadap dilakukan Penggambaran bidang sadap pada kebun yang sudah mencapai matang sadap. Kriteria yang ditetapkan dalam penggambaran bidang sadap terdiri dari tinggi bukaan sadap, arah dan sudut kemiringan irisan sadap, panjang irisan sadap, dan letak bidang sadap . 1. Tinggi bukaan sadap adalah 130 cm diatas pertautan okulasi. Ketinggian ini berbeda dengan ketinggian pengukuran lilit batang untuk penentuan matang sadap. 2. Arah dan sudut kemiringan irisan sadap diharapkan dapat memotong pembuluh lateks sebanyak mungkin agar lateks yang keluar maksimal. Posisi pembuluh lateks pada umumnya tidak sejajar dengan batang tanaman tetapi agak miring dari kanan atas kekiri bawah membentuk sudut 3,7 derajat dengan bidang tegak. Agar pembuluh yang terpotong maksimal jumlahnya, arah irisan sadap harus dari kiri atas kekanan bawah tegak lurus terhadap pembulu lateks. Sudut kemiringan irisan sadap berpengaruh terhadap produksi. Sudut kemiringan yang paling baik berkisar antar 30 – 40 derajat terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah dan 45 derajat pada bidang sadap atas. Sudut kemiringan sadap juga berpengarug pada aliran lateks kearah mangkuk sadap. Sudut kemiringan yang terlalu datar dapat menyimpang dari alur aliran lateks, selain itu dapat menyebabkan aliran lateks menjadi lambat dan sering membeku sebelum sampai kemangkuk. 3. Panjang irisan sadap sangat berpengaruh terhadap produksi dan pertumbuhan tanaman. Panjang irisan sadap yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah ½ S ( irisan miring sepanjang ½ spiral ) 4. Penentuan letak bidang sadap perlu dilakukan agar pelaksanaan penyadapn cepat dan mudah dikontrol. Oleh karena itu bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama dengan arah pergerakan penyadap waktu menyadap. Jadi bidang sadap diletakkan pada arah timur-barat ( pada jarak antar tanaman yang pendek ) 5. Pemasangan talang sadap dilakukan bertujuan supaya tidak mengganggu pelaksanaan penyadapan sehingga lateks dapt mengalir dengan baik dan tidak terlalu banyak meninggalkan getah bekuan pada batang,. Talang sadap baiknya dibuat dari seng dengan lebar 2,5 cm dan panjang +/- 8 cm dipasang pada jarak 5-10cm dari ujung irisan bagian bawah.. Pemasangan mangkuk sadap dilakukan pada jarak 15 cm – 20 cm dibawah talang sadap hal ini dilakukan agar lateks dapat mengalir sampai ke mangkuk dengan baik, mangkuk pada umumnya terbuat dari tanah liat, plastik, alumunium, atau batok kelapa yang diikat dengan menggunakan kawat

C. Pelaksanaan Penyadapan
1. Kedalaman Irisan Sadap
Pembuluh lateks dalam kulit batang tersusun berupa barisan dan terdapat pada bagian luar sampai bagian dalam kulit, semakin kedalam jumlah pembuluh kateks semakin banyak. Penyadapan diharapkan dapat dilakukan selama 25 – 30 tahun karena itu diusahakan pulit pulihan dapat terbentuk dengan baik oleh karena itu kerusakan saat penyadapan harus dihindari. Kedalaman irisan sadap yang dianjurkan adalah 1 mm – 1,5 mm agar pohon dapat disadap 25 – 30 tahun.
2. Ketebalan irisan sadap
Lateks akan mengalir dengan cepat pada awalnya, dan semakin lama akhirnya akan semakin lambat hingga akhirnya terhenti sama sekali. Hal ini disebabkan tersumbatnya ujung pembuluh lateks dengan gumpalan lateks. Sumbatan berupa lapisan yang sangat tipis. Lateks akan mengalir bila sumbatan dibuang dengan cara mengiris kulit pada hari sadap berikutnya dengan ketebalan 1,5 mm – 2 mm setiap penyadapan . 3. Frekuensi penyadapan adalah jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Penentuan frekuensi penyadapan sangat erat kaitannya dengan panjang irisan dan intensitas penyadapan. Dengan panjang irisan ½ spiral (1/2 S) , frekuensi penyadapan yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah satu kali dalam 3 hari (d/3) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah menjadi satu kali dalam dalam 2 hari (d/2) untuk tahun selanjutnya. Menjelang peremajaan tanaman, panjang irisan dan frekuensi penyadapan dapat dilakukan secara bebas . 4. Waktu penyadapan Jumlah lateks yang keluar kecepatan alirannya dipengaruhi oleh tekanan turgor sel. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, dan akan menurun bila hari semakin siang. Oleh karena itu penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin setelah penyadap dapat melihat tanaman dengan jelas, yaitu jam 05.00 – 07.00 .
D. Sistem Eksploitasi
Kemampuan tanaman dalam menghasilkan lateks berubah yang dipengaruhi oleh umur tanaman. Oleh karena itu aturan penyadapannya juga harus disesuaikan dalam suatu sistem sadap yakni aturan-aturan yang dilakukan pada suatu periode. Beberapa sistem sadap yang dirangkai dan dilakukan secara berurutan sepanjang siklus produksi tanaman dinamakan sistem eksploitasi. Sistem ekploitasi yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah sistem eksploitasi konvensiona

Cara Menanam Karet

Tanaman yang memiliki nama latin Hevea braziliensis ini menjadi salah satu tanaman jangka panjang yang digandrungi oleh masyarakat khususnya kalangan menengah keatas. Tanaman yang berasal dari negeri Brasil ini dipandang sebagai investasi yang sangat menjanjikan. Selain itu juga, Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu Sebagai salah satu komoditi penghasil devisa negara serta sebagai tempat persediaanya lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.

Melihat dari latar belakang tersebut, CaraMenanam.com sedikit berbagi informasi seputar Budidaya Tanaman Karet Yang Baik Dan Benar diantaranya senagai berikut;

1. Persiapan Lahan Tanam.
Untuk lahan tanam pada tanaman karet ini memiliki syarat atau kriteria tanah yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu ;
  • Tanah harus gembur.
  • Kedalaman antara 1-2 meter.
  • Tidak bercadas.
  • PH tanah 3,5 – 7,0.
  • Ketinggian tempat antara 0 – 400 meter paling baik pada ketinggian 0 – 200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sedap terlambat 6 bulan.
Selain dari kriteria tanah, iklim juga mempengaruhi tumbuh kembang tanaman karet itu sendiri. Iklim yang cocok adalah Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150 hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.

2. Penanaman.
Untuk penanaman diperlukan tahap-tahapan sebagai berikut ;
  • Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.
  • Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60 X 40 Cm.
  • Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
  • Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens, penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens.
  • Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.

3. Pemeliharaan.
Setelah penanaman tanaman karet selanjutnya ke tahap pemeliharaan, baik secara rutin maupun secara berkala. Untuk pemeliharaan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu;

A. Penyulaman.
  • Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati terus menerus.
  • Tanaman yang mati segera diganti.
  • Klon tanaman  untuk penyulaman harus sama.
  • Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
  • Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.

B. Pemotongan Tunas Palsu.
Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter.

C. Merangsang Percabangan.
Bila tanaman sudah berumur 2 – 3 tahun dengan tinggi berkisar 3,5 meter belum mempunyai cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :
  • Pengeringan batang (ring out)
  • Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
  • Penanggalan (tapping)

D. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.

4. Masa Panen Dan Pasca Panen.
Ini merupakan tahap terakhir menanam karet. Karet ini cara memanennya yaitu dengan cara di sadap. untuk tanda-tanda tanaman karet siap untuk disadap yaitu Umur tanaman rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah lingkar batang. Hasil karet dari sadapan disebut juga sebagai lateks. Nah untuk penglahan lateks tersebut sebagai berikut ;
  • Standar karet kebun diturunkan dari rata-rata 32% menjadi 16% dengan jalan memberi air yang bening atau yang bersih.
  • Kemudian dicampur dengancuka/setiap 1 Kg karet kering 350 s/d 375 Cc larutan 1% cuka.
  • Dibiarkan sampai beku.
  • Kemudian digiling dalam gilingan polos dan kembang, kemudian direndam rata-rata 60 menit.
  • Disadap selama 1 minggu.