Showing posts with label Alat. Show all posts
Showing posts with label Alat. Show all posts

Cara Membuat Tungku Sekam


Keterangan: a = tempat pemasukan sekam, b = plat besi penampung sekam sekat, c = berupa tangga tempat pembakaran sekam, d = cerobong asap dan e = tempat pemasukan udara
1. PERANCANG : ---
2. PENGGUNA/FUNGSI : Agroindustri pengguna adalah industri pengolah tahu, tempe, minyak atsiri, dll.
3. SPESIFIKASI
1) Dimensi : ---
2) Konstruksi : ---
3) Rancangan Fungsional : Bahan bakar yang digunakan adalah sekam padi
4) Rancangan Struktural : ---
5) Bahan : ---
6) Kapasitas : ---
7) Umur Alat : ---
4. PRINSIP KERJA ALAT
Sekam kering dijatuhkan melalui sekat-sekat berupa tangga (c) dan akan terbakar selama menuruni sekat. Sekam yang habis terbakar menjadi abu dan digantikan oleh sekam baru yang jatuh oleh kombinasi tenaga gravitasi. Asap pembakaran dikeluarkan melalui cerobong asap (d).
5. HARGA/ANALISIS BIAYA
Perkiraan biaya 1 (satu) unit adalah Rp. 500.000,- (perkiraan penulis, tahun 2000).
6. KONTAK HUBUNGAN
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl.Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Tel. 0751 40040, Fax. 0751 40040 Jakarta, Maret 2001
Sumber : Teknologi Tepat Guna Untuk Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Padang, 2000.

Cara Membersihkan Tulang Ikan

1. PERANCANG
Rahmat Rosman Chaniag pada tahun 1992 (Jurusan Keteknikan Pertanian Fak. Teknologi Pertanian IPB, Bogor).
2. PENGGUNA/FUNGSI
  1. Agroindustri pengguna adalah perusahaan pengolahan abon dari ikan yang tidah berharga mahal.
  2. Jasa boga.
3. SPESIFIKASI
  1. Dimensi : Tinggi 60 cm, panjang 64 cm, lebar 59,5 cm.
  2. Konstruksi : ---
  3. Rancangan Fungsional : Tenaga penggerak adalah motor bahan bakar atau motor listrik.
  4. Rancangan Struktural : ---
  5. Bahan : ---
  6. Kapasitas : 60 (enam puluh) kg per jam.
  7. Umur Alat : 4 (empat) tahun (perkiraan penulis).
4. PRINSIP KERJA ALAT
Ikan dimasukkan ke dalam selinder berlobang-lobang. Di dalam selinder terdapat ulir yang berpurtar. Putaran ulir meremukkan ikan dan mendorongnya ke dinding selinder. Daging ikan yang hancur akan tertekan dan keluar melalui lobang-lobang pada selinder.
5. HARGA/ANALISIS BIAYA :
  1. Pekriraan harga 1 (satu) unit pada tahun 2000 adalah Rp. 1.275.000,- (tanpa motor).
  2. Biaya operasional Rp. 20, 19 per kg (tahun 1992).
6. KONTAK HUBUNGAN
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl.Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Tel. 0751 40040, Fax. 0751 40040 Jakarta, Maret 2001
Sumber : Teknologi Tepat Guna Untuk Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Padang, 2000.

Membuat Perontok Jagung Manual

1. PERANCANG : Tropical Products Institute, United Kingdom.
2. PENGGUNA/FUNGSI : Pada saat pasca panen jagung
3. SPESIFIKASI
  1. Dimensi : Tinggi 19 cm, lebar 7,5 cm.
  2. Konstruksi : ---
  3. Rancangan Fungsional : Memipil jagung kering bertongkol
  4. Rancangan Struktural : ---
  5. Bahan : ---
  6. Kapasitas : ---
  7. Umur Alat : 5 (lima) tahun.
4. PRINSIP KERJA ALAT : ---
5. HARGA/ANALISIS BIAYA : ---
6. KONTAK HUBUNGAN :
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl.Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Tel. 0751 40040, Fax. 0751 40040 Jakarta, Maret 2001
Sumber : Teknologi Tepat Guna Untuk Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Padang, 2000.

Membuat Pompa air dari Tali

  1. PENDAHULUAN
    Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
    Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
    Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah.
  2. URAIAN SINGKAT
    Pompa tali sangat menguntungkan untuk digunakan di daerah pedesaan. Cara pemakaianya tidak memerlukan tenaga yang besar. Wanita dan anak-anak dapat dengan mudah menggunakan pompa tali untuk memperoleh air. Air yang dapat diambil dengan pompa ini keadalamannya terbatas (.... 25 m).
  3. BAHAN
    1. Ban luar bekas mobil : 1 buah.
    2. Pipa pralon diameter ¾ inci : panjang tergantung dalamnya sumur.
    3. Sambungan pipa (sok) : tergantung dalamnya sumur
    4. Tali plastik diameter 8 0,5 cm : panjang tali 3 kali panjang pipa
    5. Besi beton diameter 8 mm sebanyak 4 batang @ 20 cm, 4 batang @ 40 cm, 4 batang @ 50 cm
    6. Pipa besi diameter ¾ inci sepanjang 50 cm
    7. Papan dan balok kayu
    8. Semen, paku, kawat secukupnya.
  4. PERALATAN
    1. Gergaji besi
    2. Gergaji kayu
    3. Palu
    4. Pisau pahat kayu
    5. Tang
  5. PEMBUATAN
    1. Roda pemutar
      1. Ban luar bekas disayat bagian sampingya sehingga menghasilkan 2 buah lingkaran
      2. Membuat 8 lubang segi empat, sisinya 1 cm. Letaknya kira-kira 2 cm dari lingkaran dalam
      3. Membengkokkan potongan besi beton yang panjangnya 40 cm menjadi bentuk U (bengkokkan ke empatnya)
      4. Ambil keempat besi beton ukuran 20 cm, dan bengkokkan sehingga membentuk huruf V
      5. Bengkokkan besi yang panjang 30 cm dibuat persegi pada kedua ujungnya
      6. Tangkupkan kedua lingkaran ban yang bagian dalamnya berada di sebelah luar. Pasang besi-besi yang berbentuk U dan V seluruhnya. Kemudian ujung-ujung besi U dipasang ke dalam pipa besi. Setelah itu pantek dengan paku supaya kuat, seperti Gambar 1

        Gambar 1. Pemasangan pipa besi U dan V pada ban
      7. Pasang keempat besi yang berbentuk z, satukan untuk batang pemutar, lalu pantek dengan paku hingga kuat. (Gambar 2).

        Gambar 2. Pemasangan pipa besi Z pada ban
      8. Pasang pipa pendek pada batang pemutar sebagi pegangan, kemudian ikat dengan kawat.
      9. Potong 2 buah papan dengan ukuran 15 x 30 cm, tebal 2 cm. Juga 2 buah papan dengan ukuran 6 x 30 x 3 cm. Pasang keempat papn tersebut, kemudian ikat dengan kawat, tetapi as pipa harus tetap dapat berputar denngan mudah. Pipa yang kelihatan harus dibungkus dengan ban dalam bekas supaya as pipa tidak bergeser (Gambar 3 dan 4).

        Gambar 3. Pemasangan papan ban pada batang pemutar

        Gambar 4. Pemasangan ban dalam bekas pada batang pemutar
    2. Dudukan bagian bawah
      1. Membuat keping papan seperti Gambar 5.

        Gambar 5. Bentuk keping papan
      2. Supaya ujung pipa melebar, panaskan diatas api. Tusuk kayu bulat yang runcing pada lubang pipa, agar waktu tali berputar dapat bergerak dengan lancar. Kemudian rakit pipa di antara 2 papan yang diikat dengan tali plastik (Gambar 6)

        Gambar 6. Pemasangan pipa dalam papan
    3. Simpul dan sambungan tali
      1. Untuk membuat simpul gunakan alat bantu berupa belahan bambu. Jarak antar simpul 25-35 cm. Jumlah simpul disesuaikan dengan panjang tali/kedalaman sumur. (Gambar 7 dan 8).

        Gambar 7. Cara membentuk simpul tali

        Gambar 8. Cara membentuk simpul tali
      2. Sambungan tali seperti Gambar 9

        Gambar 9. Cara penyambungan tali
    4. Dudukan pompa
      1. Dibuat dari pasangan bata dan semen (Gambar 10)

        Gambar 10. Bentuk dudukan pompa
    5. Cara pemasangan dan pemakaian :
      1. Ukur panjang pipa sesuai dengan kedalaman sumur. Masukkan tali yang telah bersimpul ke dalam lubang pipa.
      2. Pasang roda pemutar pada dudukannya
      3. Masukkan pipa berserta tali ke dalam sumur.
      4. Masukkan ujung pipa melalui lubang yang tersedia untuk saluran air.
      5. Pasang tali pada roda pemutar, dan sambung kedua ujungnya. Tali dipasang agak longgar agar waktu diputar simpul tidak menyangkut pada ujung pipa.
      6. Coba diputar, yang ada dalam pipa arahnya harus ke atas. Setelah diputar beberapa kali air akan menyembul keluar melalui ujung pipa. (Gambar 11 dan 12).

        Gambar 11. Cara kerja pompa tali

        Gambar 12. Pemakaian pompa tali
  6. KEUNTUNGAN
    1. Memudahkan pengambilan air dari dalam sumur, karena air dapat langsung disalurkan ke tempat-tempat penyimpanan melalui pipa yang disediakan.
    2. Pompa tali ini dapat menaikkan air dari kedalaman sekitar 25 m.
    3. Wanita dan anak-anak dapat memutar pompa tali ini.
  7. KERUGIAN
    Tidak dapat digunakan pada sumur yang mempunyai kedalaman lebih dari 25 m
  8. DAFTAR PUSTAKA
    1. Haryoto. Membuat Pompa Tali. Jakarta : PT. Penebar Swadaya, 1982. 23 hal.
    2. Pompa tali pernah dicoba dan banyak dipakai di daerah Wamena, Irian Jaya
  9. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
      250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

Cara Membuat Pompa Air dari Bambu

  1. PENDAHULUAN
    Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
    Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
    Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah.
  2. URAIAN SINGKAT
    Pembuatan pompa bambu ini mudah dan sederhana. Bahan dan alat juga dapat diperoleh dengan mudah. Pompa bambu ini menghisap air dari dalam sumur, dan menekan/mendorong air ke bak penampungan. Pompa bambu terdiri dari : bambu; tabung piston; pengungkit; bambu penghubung dengan
    klep dan dudukan pompa.
  3. BAHAN
    1. 2 (dua) batang bambu yang tua dan kering.
    2. Kayu keras ukuran 6 x 12 cm, panjang 1,5.
    3. Kayu keras ukuran 3 x 2 cm, panjang 2,5 m.
    4. Kayu keras bentuk silinder (diameter sama dengan bambu).
    5. Kayu ukuran panjang 1 m, lebar 4 cm dan tebal 4 cm.
    6. Kulit lunak yang telah dimasak, diameter 20 cm.
    7. Meni.
    8. Cat.
    9. Paku kecil (0,1 inci) ukuran 2 cm, 5 cm dan 15 cm.
    10. Tali ijuk.
    11. Kawat ban bekas mobil diameter 5 cm sebanyak 2 buah.
    12. Seng tipis.
    13. Baut dan mur ukuran 3/8 inci 1 buah, panjang 20 cm dan 1 cm.
    14. Bambu kecil diameter 5 cm, panjang 10 cm 3 buah.
  4. PERALATAN
    1. Gergaji
    2. Pisau raut
    3. Pahat
    4. Sugu
    5. Tali ijuk atau tali plastik
    6. Golok/parang
    7. Kikir kayu atau parut
    8. Catut/gegep
    9. Paku
    10. Palu
  5. PEMBUATAN
    1. Membuat sumur
      1. buat sumur dengan diameter 1 m dan kedalaman 7 m
      2. kedalaman air sumur 2 m
      3. tinggi bibir sumur 1 m
    2. Bentuk dasar pompa bambu (Gambar 1)
      1. bambu I : panjang sama dengan kedalaman sumur
      2. bambu II : untuk tabung piston, yang di dalamnya terdapat piston
      3. bambu III : untuk menyalurkan air ke bak penampungan
        Bambu I, II, dan III dihubungkan dengan bambu kecil yang mempunyai kelep karet. (Gambar 1.)
    3. Komponen pompa bambu
      1. Pompa bambu terdiri dari bambu, piston, pengungkit, bambu penghubung dengan kelep, dan dudukan pompa. Potong bambu 7,6 meter, kemudian buat lubang untuk menempelkan bambu penghubung dengan jarak 20 cm dari atas (Gambar 2).

        Gambar 1. Bentuk Dasar Pompa Bambu

        Gambar 2. Pembuatan Bambu I
      2. Ukuran untuk tabung piston (bambu II) (lihat Gambar 3a; 3b). Potong bambu untuk menyalurkan air ke bak penampungan (bambu III).
        Gambar 3a
        Gambar 3b

        Gambar 3a. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Satu Ruas
        Gambar 3b. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Dua Ruas
        Keterangan :
        Lubang I = menghubungkan dengan bambu I
        Lubang II = menghubungkan dengan bambu III
        Panjang bambu III (Gambar 4) tergantung pada tingginya bak penampung, sedang panjang dari bambu ke bak tergantung pada jarak sumur ke bak penampung.
        Gambar 4. Pembuatan bambu III
        Keterangan :
        Lubang 1 = menghubungkan dengan bambu II
        Lubang 2 = menghubungkan dengan bak penampungan
    4. Membuat bambu penghubung dan kelepnya:
      1. Bambu kecil diameter 4 cm, panjang 10 cm, harus pas betul dengan lubang-lubang yang ada di bambu I, II, III. (Gambar 5).

        Gambar 5. Cara Pembuatan Bambu Penghubung
      2. Cara membuat kelep seperti Gambar 6.

        Gambar 6. Cara Membuat dan Memasang Klep
    5. Membuat piston
      1. Piston terdiri dari : tangkai piston; kayu piston bagian atas dan bawah; dan kulit piston. Lihat Gambar 7.

        Gambar 7. Piston
      2. Tangkai piston, ukuran tangkai piston : lebar 6 cm; tebal 3 cm dan panjang 42 cm. Cara membuatnya lihat Gambar 8.

        Gambar 8. Tangkai Piston
      3. Kayu biston bagian atas dan bawah merupakan 2 silinder kayu dengan diameter 7,5 cm dan 7 cm, tebal 2 cm. Bagian tengah diberi lubang
        dengan diameter 1,5 cm. Lihat Gambar 9.

        Gambar 9. Kayu Piston
      4. Dibutuhkan 2 kulit piston (atas, bawah dang tengah). Kulit piston bagian atas dan bawah berdiameter 7,5 cm. Kulit piston bagian tengah berdiameter 12,5.
        Cara memasang piston lihat Gambar 10.

        Gambar 10. Cara Pemasangan Piston
        Keterangan :
        1. Kayu piston bagian atas 4. Kulit piston bagian bawah
        2. Kulit piston bagian atas 5. Kayu piston bagian bawah
        3. Kulit piston bagian tengah 6. Paku penguat
    6. Membuat pengukit pompa
      Kayu pengungkit pompa berukuran panjang 1 m (100 cm); lebar 6 cm dan tebal 4 cm.
      Cara buat lihat Gambar 11

      Gambar 11. Pengungkit Pompa.
    7. Membuat dudukan pompa
      Bahan kayu ukuran 6 x 12 cm, panjang 1 m, 35 cm dan 15 cm dudukan pompa terdiri dari kayu mendatar untuk menempel bambu-bambu I, II, III.
      Kayu tegak untuk pengungkit. (Gambar 12, 13)

      Gambar 12. Membuat Dudukan Pompa

      Gambar 13. Merangkai Dudukan Pompa
    8. Merangkai pompa bambu. (Gambar 14)

      Gambar 14. Merangkai Pompa Bambu
  6. PENGGUNAAN
    1. Pemompaan harus teratur dan hati-hati
    2. Pompa dipakai setiap hari
  7. KEUNTUNGAN
    1. Daya tahan pompa cukup lama
    2. Kapasitas air yang diperoleh cukup besar
    3. Air yang terhisap ke atas jernih
  8. KERUGIAN
    Apabila bahan yang digunakan (bambu) tidak cukup tua, kering dan tebal, akan mengakibatkan kerusakan pada rangkaian bambu. Kerusakan tersebut akan menyebabkan konstruksi dari bambu-bambu tersebut berubah dan tidak berfungsi lagoi.
  9. DAFTAR PUSTAKA
    1. Kismosudirdjo, Prijono. Pompa bambu. Bandung : Terate, 1982, 35 hal.
    2. Pompa bambu ini pernah dicoba dan banyak dipakai di Daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
  10. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
      250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

Membuat Instalasi Air Dengan Bambu


  1. PENDAHULUAN
    Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan
    perabotan rumah tangga.
    Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.
    Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.
    Ada 7 cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara tersebut yaitu :
    1. Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
    2. Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
    3. Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
    4. Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
    5. Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
    6. Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
    7. Bak penampungan sumber air/mata air
      Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum, genteng dan bambu semen. Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah tercemar.
  2. URAIAN SINGKAT
    Pipa bambu dapat digunakan untuk menyalurkan air di daerah pedesaan. Pipa bambu dapat digunakan sebagai pengganti pipa jenis lain yang sulit diperoleh
    di pedesaan.
  3. BAHAN DAN PERALATAN
    1. Bambu
    2. Pahat
    3. Palu
  4. PEMBUATAN
    1. Hilangkan sekat pada ruas bambu, dengan pemotongan bentuk huruf V
    2. Kemudian sekat dihilangkan dengan pahat
    3. Penyampungan pipa dilakukan dengan menumpangkan ujung pipa bagian hilir.
    4. Ujung-ujung tersebut dipotong miring agar mudah menumpangkannya (Gambar 1).

      Gambar 1. Pemasangan Pipa Bambu



  1. PENGGUNAAN
    Cara ini digunakan untuk penyambungan yang tidak seberapa jauh jaraknya yaitu jarak antara
    Gambar 2. Penyaluran Air Bersih

  2. PEMELIHARAAN
    Harus diperhatikan lubang pada pipa penyambungan, karena mudah mengalami kebocoran.
  3. KEUNTUNGAN
    1. Tekanan dalam pipa sama dengan di luar pipa.
    2. Bahan mudah didapat
    3. Pengerjaannya sangat mudah
  4. KERUGIAN
    1. Tidak dapat dipendam dalam tanah
    2. Hanya dapat dipasang di lembah dengan mengikuti bentuk permukaan tanah
    3. Air mudah dicuri di tengah jalan
    4. Air mudah tercemar udara sekitar
    5. Pipa mudah lapuk karena kena sinar matahari dan hujan
    6. Banyaknya air yang tumpah dari lubang-lubang pipa yang disebabkan oleh kemiringan pipa yang berubah.
    7. Pipa mudah pecah
  5. DAFTAR PUSTAKA
    1. Partono. Teknologi tepat guna dengan bahan dasar bambu. TEKNA 1 (2) September 1988, p. 7-10.
    2. Penyediaan dan pengelolaan air bersih dari sumber mata air. Warta air dan sanitasi, 2, 1989, p. 6-9.
  6. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPIbekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

Alat Membuat Popcorn (Berondong Jagung)

ALAT MEMBUAT POPCORN ( BERONDONG JAGUNG)

1. FUNGSI
Meledakkan jagung butiran (beras) pada tekanan tertentu yang hasilnya bisa diolah lagi menjadi makanan ringan.
2. CARA KERJA
  1. Tabung penampung bahan dipanasi terlebih dahulu selama 15 menit.
  2. Masukkan jagung ke dalam tabung penampung selama kurang lebih 6 menit, sambil mengatur tekanan sesuai dengan kebutuhan jenis bahan yang digunakan (jagung atau beras, tekanan yang digunakan berbeda).
  3. Karung penampung berondong dipasang pada tabung alat berondong jagung yang berisi bahan siap proses. Setelah semuanya siap, tutup tabung dibuka dan bahan sudah terproses menjadi berondong. Catatan: ketika tutup tabung dibuka, akan terjadi ledakan keras.
  4. Setelah bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama.
3. SPESIFIKASI
  1. Dimensi alat : P = 80 cm; L = 40 cm; T = 60 cm
  2. Berat : 90 kg
  3. Tenaga penggerak : Kompor minyak
  4. Kapasitas kerja : 6 kg/jam.
  5. Operator : 2 orang
  6. Bahan : besi beton, besi plat, kompor, pompa.
4. KONTAK HUBUNGAN
Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001
Sumber : Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi Produk, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI

ALAT PENCABUT BULU AYAM


1. FUNGSI : Melepaskan bulu ayam dari tubuhnya.

2. CARA KERJA
Ayam direndam dalam air hangat terlebih dahulu.
Hidupkan motor.
Masukkan ayam kedalam alat selama 15 menit.
Selesai bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama

3. SPESIFIKASI
Dimensi alat : Diameter selinder = 48 cm; P = 82 cm; L = 51 cm; T = 95 cm
Berat : 15 kg
Tenaga penggerak : Motor bensin 3,5 HP
Kapasitas kerja : 6 ekor/proses.
Operator : 1 orang
Bahan : Alumunium, besi siku.

4. KONTAK HUBUNGAN

Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001

Sumber : Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi Produk, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI

BACA JUGA :
SEJARAH AYAM BANGKOK
CARA MELATIH AYAM BANGKOK
MEMBUAT PAKAN AYAM BANGKOK
MEMBEDAKAN ANAK AYAM BETINA DAN JANTAN
MEMBUAT PAKAN CAMPURAN UNTUK AYAM
CARA MEMILIH INDUKAN AYAM BURAS
CARA BETERNAK AYAM PEDAGING
CARA BETERNAK AYAM PETELUR
ALAT PENCABUT BULU AYAM

Manfaat Bambu sebagai Pompa Air

TTG - PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI

POMPA BAMBU
PENDAHULUAN
Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah.
URAIAN SINGKAT
Pembuatan pompa bambu ini mudah dan sederhana. Bahan dan alat juga dapat diperoleh dengan mudah. Pompa bambu ini menghisap air dari dalam sumur, dan menekan/mendorong air ke bak penampungan. Pompa bambu terdiri dari : bambu; tabung piston; pengungkit; bambu penghubung dengan
klep dan dudukan pompa.
BAHAN
2 (dua) batang bambu yang tua dan kering.
Kayu keras ukuran 6 x 12 cm, panjang 1,5.
Kayu keras ukuran 3 x 2 cm, panjang 2,5 m.
Kayu keras bentuk silinder (diameter sama dengan bambu).
Kayu ukuran panjang 1 m, lebar 4 cm dan tebal 4 cm.
Kulit lunak yang telah dimasak, diameter 20 cm.
Meni.
Cat.
Paku kecil (0,1 inci) ukuran 2 cm, 5 cm dan 15 cm.
Tali ijuk.
Kawat ban bekas mobil diameter 5 cm sebanyak 2 buah.
Seng tipis.
Baut dan mur ukuran 3/8 inci 1 buah, panjang 20 cm dan 1 cm.
Bambu kecil diameter 5 cm, panjang 10 cm 3 buah.
PERALATAN
Gergaji
Pisau raut
Pahat
Sugu
Tali ijuk atau tali plastik
Golok/parang
Kikir kayu atau parut
Catut/gegep
Paku
Palu
PEMBUATAN
Membuat sumur
buat sumur dengan diameter 1 m dan kedalaman 7 m
kedalaman air sumur 2 m
tinggi bibir sumur 1 m
Bentuk dasar pompa bambu (Gambar 1)
bambu I : panjang sama dengan kedalaman sumur
bambu II : untuk tabung piston, yang di dalamnya terdapat piston
bambu III : untuk menyalurkan air ke bak penampungan
Bambu I, II, dan III dihubungkan dengan bambu kecil yang mempunyai kelep karet. (Gambar 1.)
Komponen pompa bambu
Pompa bambu terdiri dari bambu, piston, pengungkit, bambu penghubung dengan kelep, dan dudukan pompa. Potong bambu 7,6 meter, kemudian buat lubang untuk menempelkan bambu penghubung dengan jarak 20 cm dari atas (Gambar 2).

Gambar 1. Bentuk Dasar Pompa Bambu

Gambar 2. Pembuatan Bambu I
Ukuran untuk tabung piston (bambu II) (lihat Gambar 3a; 3b). Potong bambu untuk menyalurkan air ke bak penampungan (bambu III).
Gambar 3a Gambar 3b


Gambar 3a. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Satu Ruas
Gambar 3b. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Dua Ruas
Keterangan :
Lubang I = menghubungkan dengan bambu I
Lubang II = menghubungkan dengan bambu III
Panjang bambu III (Gambar 4) tergantung pada tingginya bak penampung, sedang panjang dari bambu ke bak tergantung pada jarak sumur ke bak penampung.
Gambar 4. Pembuatan bambu III
Keterangan :
Lubang 1 = menghubungkan dengan bambu II
Lubang 2 = menghubungkan dengan bak penampungan
Membuat bambu penghubung dan kelepnya:
Bambu kecil diameter 4 cm, panjang 10 cm, harus pas betul dengan lubang-lubang yang ada di bambu I, II, III. (Gambar 5).

Gambar 5. Cara Pembuatan Bambu Penghubung
Cara membuat kelep seperti Gambar 6.

Gambar 6. Cara Membuat dan Memasang Klep
Membuat piston
Piston terdiri dari : tangkai piston; kayu piston bagian atas dan bawah; dan kulit piston. Lihat Gambar 7.

Gambar 7. Piston
Tangkai piston, ukuran tangkai piston : lebar 6 cm; tebal 3 cm dan panjang 42 cm. Cara membuatnya lihat Gambar 8.

Gambar 8. Tangkai Piston
Kayu biston bagian atas dan bawah merupakan 2 silinder kayu dengan diameter 7,5 cm dan 7 cm, tebal 2 cm. Bagian tengah diberi lubang
dengan diameter 1,5 cm. Lihat Gambar 9.

Gambar 9. Kayu Piston
Dibutuhkan 2 kulit piston (atas, bawah dang tengah). Kulit piston bagian atas dan bawah berdiameter 7,5 cm. Kulit piston bagian tengah berdiameter 12,5.
Cara memasang piston lihat Gambar 10.

Gambar 10. Cara Pemasangan Piston
Keterangan :
Kayu piston bagian atas 4. Kulit piston bagian bawah
Kulit piston bagian atas 5. Kayu piston bagian bawah
Kulit piston bagian tengah 6. Paku penguat
Membuat pengukit pompa
Kayu pengungkit pompa berukuran panjang 1 m (100 cm); lebar 6 cm dan tebal 4 cm.
Cara buat lihat Gambar 11

Gambar 11. Pengungkit Pompa.
Membuat dudukan pompa
Bahan kayu ukuran 6 x 12 cm, panjang 1 m, 35 cm dan 15 cm dudukan pompa terdiri dari kayu mendatar untuk menempel bambu-bambu I, II, III.
Kayu tegak untuk pengungkit. (Gambar 12, 13)

Gambar 12. Membuat Dudukan Pompa

Gambar 13. Merangkai Dudukan Pompa
Merangkai pompa bambu. (Gambar 14)

Gambar 14. Merangkai Pompa Bambu
PENGGUNAAN
Pemompaan harus teratur dan hati-hati
Pompa dipakai setiap hari
KEUNTUNGAN
Daya tahan pompa cukup lama
Kapasitas air yang diperoleh cukup besar
Air yang terhisap ke atas jernih
KERUGIAN
Apabila bahan yang digunakan (bambu) tidak cukup tua, kering dan tebal, akan mengakibatkan kerusakan pada rangkaian bambu. Kerusakan tersebut akan menyebabkan konstruksi dari bambu-bambu tersebut berubah dan tidak berfungsi lagoi.
DAFTAR PUSTAKA
Kismosudirdjo, Prijono. Pompa bambu. Bandung : Terate, 1982, 35 hal.
Pompa bambu ini pernah dicoba dan banyak dipakai di Daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
INFORMASI LEBIH LANJUT
Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.

Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.