- PENDAHULUAN
Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah. - URAIAN SINGKAT
Pembuatan pompa bambu ini mudah dan sederhana. Bahan dan alat juga dapat diperoleh dengan mudah. Pompa bambu ini menghisap air dari dalam sumur, dan menekan/mendorong air ke bak penampungan. Pompa bambu terdiri dari : bambu; tabung piston; pengungkit; bambu penghubung dengan
klep dan dudukan pompa.
- BAHAN
- 2 (dua) batang bambu yang tua dan kering.
- Kayu keras ukuran 6 x 12 cm, panjang 1,5.
- Kayu keras ukuran 3 x 2 cm, panjang 2,5 m.
- Kayu keras bentuk silinder (diameter sama dengan bambu).
- Kayu ukuran panjang 1 m, lebar 4 cm dan tebal 4 cm.
- Kulit lunak yang telah dimasak, diameter 20 cm.
- Meni.
- Cat.
- Paku kecil (0,1 inci) ukuran 2 cm, 5 cm dan 15 cm.
- Tali ijuk.
- Kawat ban bekas mobil diameter 5 cm sebanyak 2 buah.
- Seng tipis.
- Baut dan mur ukuran 3/8 inci 1 buah, panjang 20 cm dan
1 cm.
- Bambu kecil diameter 5 cm, panjang 10 cm 3 buah.
- 2 (dua) batang bambu yang tua dan kering.
- PERALATAN
- Gergaji
- Pisau raut
- Pahat
- Sugu
- Tali ijuk atau tali plastik
- Golok/parang
- Kikir kayu atau parut
- Catut/gegep
- Paku
- Palu
- Gergaji
- PEMBUATAN
- Membuat sumur
- buat sumur dengan diameter 1 m dan kedalaman 7 m
- kedalaman air sumur 2 m
- tinggi bibir sumur 1 m
- buat sumur dengan diameter 1 m dan kedalaman 7 m
- Bentuk dasar pompa bambu (Gambar 1)
- bambu I : panjang sama dengan kedalaman sumur
- bambu II : untuk tabung piston, yang di dalamnya terdapat
piston
- bambu III : untuk menyalurkan air ke bak penampungan
Bambu I, II, dan III dihubungkan dengan bambu kecil yang mempunyai kelep karet. (Gambar 1.)
- bambu I : panjang sama dengan kedalaman sumur
- Komponen pompa bambu
- Pompa bambu terdiri dari bambu, piston, pengungkit,
bambu penghubung dengan kelep, dan dudukan pompa. Potong
bambu 7,6 meter, kemudian buat lubang untuk menempelkan
bambu penghubung dengan jarak 20 cm dari atas (Gambar
2).
Gambar 1. Bentuk Dasar Pompa Bambu
Gambar 2. Pembuatan Bambu I
- Ukuran untuk tabung piston (bambu II) (lihat Gambar
3a; 3b). Potong bambu untuk menyalurkan air ke bak penampungan
(bambu III).
Gambar 3aGambar 3b
Gambar 3a. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Satu Ruas
Gambar 3b. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Dua Ruas
Keterangan :
Lubang I = menghubungkan dengan bambu I
Lubang II = menghubungkan dengan bambu III
Panjang bambu III (Gambar 4) tergantung pada tingginya bak penampung, sedang panjang dari bambu ke bak tergantung pada jarak sumur ke bak penampung.
Gambar 4. Pembuatan bambu III
Keterangan :
Lubang 1 = menghubungkan dengan bambu II
Lubang 2 = menghubungkan dengan bak penampungan
- Pompa bambu terdiri dari bambu, piston, pengungkit,
bambu penghubung dengan kelep, dan dudukan pompa. Potong
bambu 7,6 meter, kemudian buat lubang untuk menempelkan
bambu penghubung dengan jarak 20 cm dari atas (Gambar
2).
- Membuat bambu penghubung dan kelepnya:
- Bambu kecil diameter 4 cm, panjang 10 cm, harus pas
betul dengan lubang-lubang yang ada di bambu I, II, III.
(Gambar 5).
Gambar 5. Cara Pembuatan Bambu Penghubung
- Cara membuat kelep seperti Gambar 6.
Gambar 6. Cara Membuat dan Memasang Klep
- Bambu kecil diameter 4 cm, panjang 10 cm, harus pas
betul dengan lubang-lubang yang ada di bambu I, II, III.
(Gambar 5).
- Membuat piston
- Piston terdiri dari : tangkai piston; kayu piston bagian
atas dan bawah; dan kulit piston. Lihat Gambar 7.
Gambar 7. Piston
- Tangkai piston, ukuran tangkai piston : lebar 6 cm;
tebal 3 cm dan panjang 42 cm. Cara membuatnya lihat Gambar
8.
Gambar 8. Tangkai Piston
- Kayu biston bagian atas dan bawah merupakan 2 silinder
kayu dengan diameter 7,5 cm dan 7 cm, tebal 2 cm. Bagian
tengah diberi lubang
dengan diameter 1,5 cm. Lihat Gambar 9.
Gambar 9. Kayu Piston
- Dibutuhkan 2 kulit piston (atas, bawah dang tengah).
Kulit piston bagian atas dan bawah berdiameter 7,5 cm.
Kulit piston bagian tengah berdiameter 12,5.
Cara memasang piston lihat Gambar 10.
Gambar 10. Cara Pemasangan Piston
Keterangan :
- Kayu piston bagian atas 4. Kulit piston bagian
bawah
- Kulit piston bagian atas 5. Kayu piston bagian
bawah
- Kulit piston bagian tengah 6. Paku penguat
- Kayu piston bagian atas 4. Kulit piston bagian
bawah
- Piston terdiri dari : tangkai piston; kayu piston bagian
atas dan bawah; dan kulit piston. Lihat Gambar 7.
- Membuat pengukit pompa
Kayu pengungkit pompa berukuran panjang 1 m (100 cm); lebar 6 cm dan tebal 4 cm.
Cara buat lihat Gambar 11
Gambar 11. Pengungkit Pompa.
- Membuat dudukan pompa
Bahan kayu ukuran 6 x 12 cm, panjang 1 m, 35 cm dan 15 cm dudukan pompa terdiri dari kayu mendatar untuk menempel bambu-bambu I, II, III.
Kayu tegak untuk pengungkit. (Gambar 12, 13)
Gambar 12. Membuat Dudukan Pompa
Gambar 13. Merangkai Dudukan Pompa
- Merangkai pompa bambu. (Gambar 14)
Gambar 14. Merangkai Pompa Bambu
- Membuat sumur
- PENGGUNAAN
- Pemompaan harus teratur dan hati-hati
- Pompa dipakai setiap hari
- Pemompaan harus teratur dan hati-hati
- KEUNTUNGAN
- Daya tahan pompa cukup lama
- Kapasitas air yang diperoleh cukup besar
- Air yang terhisap ke atas jernih
- Daya tahan pompa cukup lama
- KERUGIAN
Apabila bahan yang digunakan (bambu) tidak cukup tua, kering dan tebal, akan mengakibatkan kerusakan pada rangkaian bambu. Kerusakan tersebut akan menyebabkan konstruksi dari bambu-bambu tersebut berubah dan tidak berfungsi lagoi.
- DAFTAR PUSTAKA
- Kismosudirdjo, Prijono. Pompa bambu. Bandung : Terate,
1982, 35 hal.
- Pompa bambu ini pernah dicoba dan banyak dipakai di Daerah
Jawa Barat dan Jawa Tengah.
- Kismosudirdjo, Prijono. Pompa bambu. Bandung : Terate,
1982, 35 hal.
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
Showing posts with label bambu. Show all posts
Showing posts with label bambu. Show all posts
Cara Membuat Pompa Air dari Bambu
Membuat Instalasi Air Dengan Bambu
- PENDAHULUAN
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan
perabotan rumah tangga.
Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.
Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.
Ada 7 cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara tersebut yaitu :- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
- Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
- Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
- Bak penampungan sumber air/mata air
Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum, genteng dan bambu semen. Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah tercemar.
- URAIAN SINGKAT
Pipa bambu dapat digunakan untuk menyalurkan air di daerah pedesaan. Pipa bambu dapat digunakan sebagai pengganti pipa jenis lain yang sulit diperoleh
di pedesaan. - BAHAN DAN PERALATAN
- Bambu
- Pahat
- Palu
- PEMBUATAN
- PENGGUNAAN
Cara ini digunakan untuk penyambungan yang tidak seberapa jauh jaraknya yaitu jarak antara Gambar 2. Penyaluran Air Bersih - PEMELIHARAAN
Harus diperhatikan lubang pada pipa penyambungan, karena mudah mengalami kebocoran. - KEUNTUNGAN
- Tekanan dalam pipa sama dengan di luar pipa.
- Bahan mudah didapat
- Pengerjaannya sangat mudah
- KERUGIAN
- Tidak dapat dipendam dalam tanah
- Hanya dapat dipasang di lembah dengan mengikuti bentuk permukaan tanah
- Air mudah dicuri di tengah jalan
- Air mudah tercemar udara sekitar
- Pipa mudah lapuk karena kena sinar matahari dan hujan
- Banyaknya air yang tumpah dari lubang-lubang pipa yang disebabkan oleh kemiringan pipa yang berubah.
- Pipa mudah pecah
- DAFTAR PUSTAKA
- Partono. Teknologi tepat guna dengan bahan dasar bambu. TEKNA 1 (2) September 1988, p. 7-10.
- Penyediaan dan pengelolaan air bersih dari sumber mata air. Warta air dan sanitasi, 2, 1989, p. 6-9.
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPIbekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
Subscribe to:
Posts (Atom)