Cara Membuat Pompa Air dari Bambu

Cara Membuat Pompa Air dari Bambu

  1. PENDAHULUAN
    Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
    Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
    Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah.
  2. URAIAN SINGKAT
    Pembuatan pompa bambu ini mudah dan sederhana. Bahan dan alat juga dapat diperoleh dengan mudah. Pompa bambu ini menghisap air dari dalam sumur, dan menekan/mendorong air ke bak penampungan. Pompa bambu terdiri dari : bambu; tabung piston; pengungkit; bambu penghubung dengan
    klep dan dudukan pompa.
  3. BAHAN
    1. 2 (dua) batang bambu yang tua dan kering.
    2. Kayu keras ukuran 6 x 12 cm, panjang 1,5.
    3. Kayu keras ukuran 3 x 2 cm, panjang 2,5 m.
    4. Kayu keras bentuk silinder (diameter sama dengan bambu).
    5. Kayu ukuran panjang 1 m, lebar 4 cm dan tebal 4 cm.
    6. Kulit lunak yang telah dimasak, diameter 20 cm.
    7. Meni.
    8. Cat.
    9. Paku kecil (0,1 inci) ukuran 2 cm, 5 cm dan 15 cm.
    10. Tali ijuk.
    11. Kawat ban bekas mobil diameter 5 cm sebanyak 2 buah.
    12. Seng tipis.
    13. Baut dan mur ukuran 3/8 inci 1 buah, panjang 20 cm dan 1 cm.
    14. Bambu kecil diameter 5 cm, panjang 10 cm 3 buah.
  4. PERALATAN
    1. Gergaji
    2. Pisau raut
    3. Pahat
    4. Sugu
    5. Tali ijuk atau tali plastik
    6. Golok/parang
    7. Kikir kayu atau parut
    8. Catut/gegep
    9. Paku
    10. Palu
  5. PEMBUATAN
    1. Membuat sumur
      1. buat sumur dengan diameter 1 m dan kedalaman 7 m
      2. kedalaman air sumur 2 m
      3. tinggi bibir sumur 1 m
    2. Bentuk dasar pompa bambu (Gambar 1)
      1. bambu I : panjang sama dengan kedalaman sumur
      2. bambu II : untuk tabung piston, yang di dalamnya terdapat piston
      3. bambu III : untuk menyalurkan air ke bak penampungan
        Bambu I, II, dan III dihubungkan dengan bambu kecil yang mempunyai kelep karet. (Gambar 1.)
    3. Komponen pompa bambu
      1. Pompa bambu terdiri dari bambu, piston, pengungkit, bambu penghubung dengan kelep, dan dudukan pompa. Potong bambu 7,6 meter, kemudian buat lubang untuk menempelkan bambu penghubung dengan jarak 20 cm dari atas (Gambar 2).

        Gambar 1. Bentuk Dasar Pompa Bambu

        Gambar 2. Pembuatan Bambu I
      2. Ukuran untuk tabung piston (bambu II) (lihat Gambar 3a; 3b). Potong bambu untuk menyalurkan air ke bak penampungan (bambu III).
        Gambar 3a
        Gambar 3b

        Gambar 3a. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Satu Ruas
        Gambar 3b. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Dua Ruas
        Keterangan :
        Lubang I = menghubungkan dengan bambu I
        Lubang II = menghubungkan dengan bambu III
        Panjang bambu III (Gambar 4) tergantung pada tingginya bak penampung, sedang panjang dari bambu ke bak tergantung pada jarak sumur ke bak penampung.
        Gambar 4. Pembuatan bambu III
        Keterangan :
        Lubang 1 = menghubungkan dengan bambu II
        Lubang 2 = menghubungkan dengan bak penampungan
    4. Membuat bambu penghubung dan kelepnya:
      1. Bambu kecil diameter 4 cm, panjang 10 cm, harus pas betul dengan lubang-lubang yang ada di bambu I, II, III. (Gambar 5).

        Gambar 5. Cara Pembuatan Bambu Penghubung
      2. Cara membuat kelep seperti Gambar 6.

        Gambar 6. Cara Membuat dan Memasang Klep
    5. Membuat piston
      1. Piston terdiri dari : tangkai piston; kayu piston bagian atas dan bawah; dan kulit piston. Lihat Gambar 7.

        Gambar 7. Piston
      2. Tangkai piston, ukuran tangkai piston : lebar 6 cm; tebal 3 cm dan panjang 42 cm. Cara membuatnya lihat Gambar 8.

        Gambar 8. Tangkai Piston
      3. Kayu biston bagian atas dan bawah merupakan 2 silinder kayu dengan diameter 7,5 cm dan 7 cm, tebal 2 cm. Bagian tengah diberi lubang
        dengan diameter 1,5 cm. Lihat Gambar 9.

        Gambar 9. Kayu Piston
      4. Dibutuhkan 2 kulit piston (atas, bawah dang tengah). Kulit piston bagian atas dan bawah berdiameter 7,5 cm. Kulit piston bagian tengah berdiameter 12,5.
        Cara memasang piston lihat Gambar 10.

        Gambar 10. Cara Pemasangan Piston
        Keterangan :
        1. Kayu piston bagian atas 4. Kulit piston bagian bawah
        2. Kulit piston bagian atas 5. Kayu piston bagian bawah
        3. Kulit piston bagian tengah 6. Paku penguat
    6. Membuat pengukit pompa
      Kayu pengungkit pompa berukuran panjang 1 m (100 cm); lebar 6 cm dan tebal 4 cm.
      Cara buat lihat Gambar 11

      Gambar 11. Pengungkit Pompa.
    7. Membuat dudukan pompa
      Bahan kayu ukuran 6 x 12 cm, panjang 1 m, 35 cm dan 15 cm dudukan pompa terdiri dari kayu mendatar untuk menempel bambu-bambu I, II, III.
      Kayu tegak untuk pengungkit. (Gambar 12, 13)

      Gambar 12. Membuat Dudukan Pompa

      Gambar 13. Merangkai Dudukan Pompa
    8. Merangkai pompa bambu. (Gambar 14)

      Gambar 14. Merangkai Pompa Bambu
  6. PENGGUNAAN
    1. Pemompaan harus teratur dan hati-hati
    2. Pompa dipakai setiap hari
  7. KEUNTUNGAN
    1. Daya tahan pompa cukup lama
    2. Kapasitas air yang diperoleh cukup besar
    3. Air yang terhisap ke atas jernih
  8. KERUGIAN
    Apabila bahan yang digunakan (bambu) tidak cukup tua, kering dan tebal, akan mengakibatkan kerusakan pada rangkaian bambu. Kerusakan tersebut akan menyebabkan konstruksi dari bambu-bambu tersebut berubah dan tidak berfungsi lagoi.
  9. DAFTAR PUSTAKA
    1. Kismosudirdjo, Prijono. Pompa bambu. Bandung : Terate, 1982, 35 hal.
    2. Pompa bambu ini pernah dicoba dan banyak dipakai di Daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
  10. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
      250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

No comments:

Post a Comment