Showing posts with label tanaman pertanian. Show all posts
Showing posts with label tanaman pertanian. Show all posts

Cara Menanam Kacang Hijau

cara budidaya kacang hijau, cara menanam kacang hijauKacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh didaerah tropis, ketinggian tanah yang cocok untuk tanaman ini yaitu 500 m dpl. Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya kacang hijau ini suhu yang panas. Pada musim hujan, pertumbuhan vegetative sangat cepat sehingga mudah rebah.

Tanah yang cocok untuk budidaya kacang hijau adalah yang memiliki pH 5,8. Jika pH kurang dari 5, tanah sebaiknya di beri kapur terlebih dahulu, dengan waktu 2-4 minggu sebelum penanaman.

Kacang hijau menyukai tanah gembur dengan saluran pembuangan air yang baik. Tanah sawah bekas padi bisa digunakan untuk lahan penanaman kacang hijau, dan sisa-sisa tumbuhan padi seperti jerami bisa langsung dibenamkan.

Cara menanam Kacang panjang

Cara menanam Kacang panjang
Pemilihan Benih

Kacang panjang dikembangkan dengan biji. Benih yang kita gunakan ada baiknya yang sudah matang dari pohon, setelah itu kita jemur dibawah sinar matahari hingga kering, dikupas dan dijemur lagi. biji kacang panjang yang seperti ini bisa langsung kita tanam tanpa melalui proses penyemaian terlebih dahulu.

jika hasil dari cara diatas dirasa kurang memuaskan, kita bisa membeli benih kacang panjang "pilihan" yang banyak dijual dipasar/penjual tanaman.

CARA MENANAM KACANG TANAH

CARA MENANAM KACANG TANAH 
CARA BUDIDAYA KACANG TANAH YANG BAIK DAN BENAR

1. SEJARAH SINGKAT
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah “peanut” atau “groundnut”.
2. JENIS TANAMAN
Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth. Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
a) Daya hasil tinggi.
b) Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
c) Hasilnya stabil.
d) Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
e) Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.

Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:
a) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
b) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
c) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang “Waspada” karena memang berbeda varietas.
 3. MANFAAT TANAMAN
Di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.
4. SENTRA PENANAMAN
Di tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
a) Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b) Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 oC. Bila suhunya di bawah 10 oC menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
c) Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman.
d) Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

5.2. Media Tanam
a) Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan subur.
b) Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5.
c) Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a) Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b) Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c) Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d) Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e) Kadar air benih berkisar 9-12 %.

2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Benih dilakukan secara generatif (biji).
b) Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c) Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
d) Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
e) Perkiraan kebutuhan benih dapat mengikuti rumus sebagai berikut:
    B = a x b x c kg
          100 x p x q
    B = bobot benih (kg)
    a = Jumlah benih/lubang;
    b = Bibit per-1000 biji (g)
    c = Lokasi yang akan ditanam (hektar)
    p = Jarak antar barisan (m)
    q = Jarak dalam barisan (m)
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang dibutuhkan. Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan dengan persyaratan tanaman kacang tanah.
2) Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30–40 meter. Sedangkan untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10 – 20 meter atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 20–30 cm.
4) Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
5) Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3hari sebelum tanam).
Berikan pupuk hayati MiG-6PLUS pada permukaan lahan dengan cara di semprot/disiramkan secara merata, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya pada sore hari.
6) Pemupukan
Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3) Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi rhizobium (benih dicampur dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung ditanam paling lambat 6 jam.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.
3) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaitu Urea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan kiri lubang tunggal.
5) Pemberian pupuk MiG-6PLUS pada saat pemeliharaan pada usia 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam, apabila menggunakan benih berumur menengah atau panjang (90-120hari), diperlukan tambahan pupuk MiG-6PLUS pada usia 9 minggu. Pemberian masing-masing 2 liter per hektar.
Pemberian larutan MiG-6PLUS di tanah disekitar perakaran.
6) Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknya dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuai dengan jenis hama yang menyerang tanaman tersebut.
8) Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkan tidak memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
7. HAMA DAN PENYAKIT


7.1. Hama
a) Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
b) Ulat berwarna
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat grapyak Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
c) Ulat jengkal
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
d) Sikada
Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.
e) Kumbang daun

Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
7.2. Penyakit
a) Penyakit layu
Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
b) Penyakit sapu setan
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
c) Penyakit bercak daun
Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 % atau Dithane M 45, atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali.
d) Penyakit mozaik
Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari sekali sejak tanaman itu baru tumbuh.
e) Penyakit gapong
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya, kemudian baru diberi DD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha per aplikasi.
f) Penyakit Sclertium
Pengendalian: membakar tanaman yang terserang cendawan.
g) Penyakit karat
Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut dan dibakar serta semua vektor penularan harus dibasmi.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
8.2. Cara Panen
Pencabutan tanaman, lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan dijemur matahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan.
8.3. Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluas satu hektar produksi normal berkisar antara 1,5-2,5 ton polong kering.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Kumpulkan brangkasan tanaman kacang tanah ditempat strategis.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk dipisahkan berdasarkan derajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang.
9.3. Penyimpanan
a) Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
b) Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
c) Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukan ke dalam wadah.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam bungkus plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudah dimasak seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk pengangkutan pada prinsipnya yang pentuing kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau tidak berubah dari kualitas yang sudah disiapkan.
10. STANDAR PRODUKSI
10.1.Ruang Lingkup
Standar produksi kacang tanam meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, pengemasan dan rekomondasi.
10.2.Diskripsi
Standar mutu kacang tanah di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3921-1995.
10.3.Klasifikasi dan Syarat Mutu
Kacang tanah digolongkan dalam 3 jenis mutu: mutu I, mutu II dan mutu III
a) Syarat umum
1. Bebas hama penyakit.
2. Bebas bau busuk, asam, apek dan bau asing lainnya.
3. Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida.
4. Memiliki suhu normal.
b) Syarat khusus mutu kacang tanah biji (wose)
1. Kadar air maksimum (%): mutu I=6; mutu II=7; mutu III=8.
2. Butir rusak maksimum (%): mutu I=0; mutu II=1; mutu III=2.
3. Butir belah maksimum (%): mutu I=1; mutu II=5; mutu III=10.
4. Butir warna lain maksimum (%): mutu I=0; mutu II=2; mutu III=3.
5. Butir keriput maksimum (%): mutu I=0; mutu II=2; mutu III=4.
6. Kotoran maksimum (%): mutu I=0; mutu II=0,5; mutu III=3.
7. Diameter : mutu I minimum 8 mm; mutu II minimum 7 mm; mutu III maksimum 6mm.
c) Syarat khusus mutu kacang tanah polong (gelondong)
1. Kadar air maksimum (%): mutu I=8; mutu=9; mutu=9.
2. Kotoran maksimum (%): mutu I=1; mutu II=2; mutu III=3.
3. Polong keriput maksimum (%): mutu I=2; mutu II=3; mutu III=4.
4. Polong rusak maksimum (%): mutu I=0,5; mutu II=1; mutu III=2.
5. Polong biji satu maksimum (%): mutu I=3; mutu II=4; mutu III=5.
6. Rendemen minimum (%): mutu I=65; mutu II=62,5; mutu III=60.
Untuk mendapatkan hasil kacang tanah yang sesuai dengan syarat, maka harus dilakukan beberapa pengujian, yaitu:
a) Penentuan adanya hama dan penyakit, bau dilakukan dengan cara organoleptik kecuali adanya bahan kimia dengan menggunakan indera penglihatan dan penciuman serta dibantu dengan peralatan dan cara yang diperoleh.
b) Penentuan adanya butir rusak, butir warna lain, kotoran dan butir belah dilakukan dengan cara manual dengan pinset. Presentase butir warna lain, butir rusak, butir belah, butir keriput, dan kotoran ditetapkan berdasarkan berat masing-masing komponen dibandingkan dengan berat 100 %.
c) Penentuan diameter dengan menggunakan alat pengukur dial caliper.
d) Penentuan kadar air biji harus ditentukan dengan alat mouture tester electronic yang telah dikalibrasi atau dengan distilasi dengan toulen (AOAC 9254). Untuk mengukur kadar air, kacang tanah polong harus dikupas dahulu kulitnya, selanjutnya biji kacang tanahnya diukur kadar airnya.
e) Penentuan suhu dengan alat termometer.
f) Penentuan kadar aflatoksin.
10.4.Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung, dengan maksimum 30 karung dari tiap partai barang. Kemudian dari tiap-tiap karung diambil contoh maksimum 500 gram. Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur sehingga merata, kemudian dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal, cara ini dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh seberat 500 gram. Contoh ini disegel dan diberi label untuk dianalisa, berat contoh analisa untuk kacang wose 100 gram dan kacang tanah gelondong 200 gram. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu, dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum dan mempunyai sertifikat yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
10.5.Pengemasan
Kacang tanah dikemas dalam karung goni atau dari bahan lain yang sesuai kuat dan bersih dan mulutnyadijahit, berat netton setiap karung maksimum 75 kg, dan tahan mengalami handing baik pada pemuatan maupun pembongkaran. Di bagian luar karung (kecuali dalam bentuk curah) ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur dengan jelas terbaca antara lain:
a) Produksi Indonesia.
b) Daerah asal produksi.
c) Nama dan mutu barang.
d) Nama perusahaan/pengekspor.
e) Berat bruto.
f) Berat netto.
g) Nomor karung.
h) Tujuan.

cara menanam kangkung hidroponik

Kangkung merupakan tanaman air, walau begitu kita dapat menanamnya di lahan kering seperti dihalaman rumah atau juga secara hidroponik. Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. Kangkung merupakan sejenis tumbuhan dan termasuk jenis sayur-sayuran serta di tanam sebagai makanan. Kangkung dapat dengan mudah didapat dipasar-pasar. Kangkung banyak dijumpai di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang bisa dijumpai hampir diseluruh kawasan terutama di kawasan berair.

Berikut ini adalah cara menanam kangkung hidroponik, menanam kangkung dengan cara hidroponik ini dapat anda lakukan di halaman rumah anda dan juga tidak memerlukan tanah yang luas.
Bahan dan alat menanam kangkung hidroponik :
  • Bibit kangkung
  • Sekam atau pasir
  • Baskom atau pot 2 buah ( 1 pendek dan 1 tinggi )
  • Cutter untuk memotong styrofoam
  • Pinset untuk mengambil bibit kangkung
  • Air
  • Styrofoam

Cara pembibitan kangkung untuk hidroponik :
Siapkan satu buah baskom atau pot sebagai media tanam bibit. gunakan yang pendek
Media tanam yang digunakan adalah sekam, biarkan sekam dalam keadaan basah dan tidak perlu dicuci. Bila anda ingin menggunakan pasir sebagai media tanam, maka pasir tersebut mesti dicuci terlebih dahulu seperti beras.
Buatlah baris baris pada sekam, beri jarak 2 cm dengan ukuran 1 cm.
Tebarkan biji kangkung kedalam baris baris pada sekam, jangan sampai bertumpuk tumpuk. Tutup kembali biji dengan sekam hingga semua biji tertutup dan tidak terlihat.
Setelah 3 hari, jemur media tanam dibawah sinar matahari. Tanaman kangkung akan mulai terlihat dalam waktu 5 hari.

Cara menanam kangkung hidroponik :
Siapkan satu buah baskom atau pot sebagai media tanam kangkung. Gunakan yang tinggi.
Isikan baskom atau pot dengan air, jangan sempai penuh. pH air yang digunakan harus netral, gunakanlah air sumur jangan air pam.
Ambil styrofoam, potonglah sesuai ukuran baskom atau pot yang di gunakan. buatlah lubang di styrofoam masing masing dengan ukuran diameter 1 cm untuk tempat menanam kangkung.
Letakan styrofoam diatas air dalam baskom atau pot
Ambil bibit kangkung yang sudah berusia 5 hari dengan menggunakan pinset. cuci terlebih dahulu akar kangkung dalam air dengan menggoyangkan secara perlahan akar dalam air. Masukan kedalam lubang styrofoam yang telah disediakan dalam baskom.
Jangan lupa selalu periksa ketersediaan air didalam baskom atau pot dan pastikan juga terbebas dari hama tanaman.
Kangkung dapat di panen dalam waktu 25 hingga 30 hari sejak ditanam 
Anda dapat menyiapkan media tanam sesuai dengan yang anda inginkan, untuk media pembibitan cukup satu baskom atau pot saja.
Kangkung yang di hasilkan dapat anda jual sebagai usaha rumahan maupun anda sajikan pada keluarga tercinta sebagai sumber gizi.

Cara Menanam Jengkol

Sumber Gambar: bisnis.news.viva.co.id
Tanaman
jengkol merupakan tanaman khas Indonesia. Aromanya yang khas serta rasanya yang
bagi sebagian orang adalah nikmat menjadikan jengkol sebagai salah satu makanan
populer. Jengkol sudah banyak diketahui memiliki beragam khasiat yang baik
untuk kesehatan kita. Buah jengkol mengandung unsur Kalium yang tinggi dan
berguna dalam menjaga fungsi jantung. Daunnya dapat digunakan untuk obat
diabetes setelah direbus dengan air dan kemudian diminum

Cara Menanam Gambas

1.   Pendahuluan
Gambas (Luffa acutangula) / Ketola (Malaysia) / Patola (Philipina)
  • Berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia Tenggara
  • Cocok pada daerah beriklim tropis (25 ° C), altitude 0-500 dpl
  • Tekstur tanah lempung berpasir, pH 6.5 – 7.5
  • Kandungan nutrisi/100 g  :
    -     Protein          :   0.6 – 1.2 g
    -     Lemak          :   0.2 g
    -     Karbohidrat :   4 – 4.9 g
    -     Kalsium        :   16 – 20 mg
    -     Ferrum         :    0.4 – 0.6 mg
    -     Posphat        :   24 – 32 mg
    -     Vitamin A     :   45 – 410 IU
    -     Vitamin B1   :   0.04 – 0.05 mg
    -     Vitamin B2   :   0.02 – 0.06 mg
    -     Vitamin C     :   7 – 12 mg
    -     Total energi :   87 kJ

Cara Menanam Edamame

Edamame merupakan kedelai asal Jepang, secara umum bentuknya lebih besar dibandingkan kedelai biasa.  Berat  Edamame bisa mencapai 30 gram per seratus bijinya.  Edamame bisa dikonsumsi muda sebagai sayur saat polong masih berwarna hijau.  Edamame bisa juga dikonsumsi sebagai penganan kecil dalam bentuk edamame rebus.  Saat ini edamame juga banyak diolah menjadi susu bubuk, jus, pastry edamame, keripik edamame dan lainya. 
Edamame mempunyai kandungan protein yang lengkap dengan kualitas yang setara dengan kandungan protein pada susu, telur maupun daging.  Selain itu edamame juga mengandung zat anti kolesterol sehingga sangat baik untuk dikonsumsi.

Cara Menanam Bawang Daun

Cara Budidaya Bawang Daun

Nama Latin: Allium fistulosum L.
Nama Inggris: Welsh onion
Famili : LILIACEAE

Pembibitan dengan Persemaian
  • Benih disemaikan dalam bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang lahan. Tanah diolah sedalam 30 cm campur pupuk kandang yang telah diayak sebanyak 2 kg/m.
  • Bedengan diberi atap plastik bening setinggi 100-150 cm di sisi Timur dan 60-80 cm di sisi Barat.
  • Benih ditaburkan di dalam larikan melintang sedalam 1 cm dengan jarak antar larikan 10 cm.
  • Tutup dengan daun pisang/karung goni basah.
  • Setelah berkecambah penutup dibuka.
  • Penyiraman setiap hari.
  • Tanaman dipupuk dengan pupuk daun sebanyak 1/3 - 1/2 dosis anjuran dengan cara semprot (umur 1 bulan).
  • Bibit berumur 2 bulan dengan ketinggian 10-15 cm siap dipindah tanamkan.

Cara Menanam Bengkuang


Menanam Bengkuang

Pendahuluan:
Bengkuang adalah tanaman buah family Papilenaceae, berupa herba lelilit, memanjat dan membelit kekiri, tinggi tanaman 5 – 6 meter, akar tunggang, umbi berdiameter anatar 5 – 30 cm, 
kulit coklat muda, gading buah putih, batang berbulu, daun trifoliate, letak daun bergantian, beracun, anak daun berbentuk bulat telur, bunga putih atau ungu, polong 8 – 14 cm, panjangnya bebrbentuk pipih, biji berjumlah antara 4 – 12 buah, berwarna coklat, berdiameter lebih kuirang 1 cm dan beracun. Umbi bengkuang dimakan mentah, berair dan manis.
1. Persiapan lahan
Lahan yang akan diusahakan tanaman Bengkuang terlebih dahulu diolah, yaitu dengan cara dicangkul. Cangkulan tanah harus baik dan halus, kemudian dibuat bedengan.Bedengan yang disbuat disesuaikan dengan keadaan lahan yangb ada, namun biasanya bedengan dibuat dengan lebar 1 meter, panjang 15 meter sampai 20 meter atau disesuaikan dengan keadaan lahan yang ada, tinggi bedengan 25 cm, jarak antar bedengan 50 cm.
Bedengan yang telah dibuat kemudian diberkan pupuk kandang (pupuk organik) sebanyak 4 karung. Cara pemberian pupuk kandang yaitu diletakan atau dipasang pada barisan yang akan ditanami bengkuang dengan tujuan agar lebih hemat dan efisien.
2. Penanaman
Tanaman bengkuang diperbanyak dengan biji. Sebelum ditanam biji bengkuang sebaiknya diperlakukan, yaitu benih direndam selam 6 – 12 jam, selanjutnya benih yang telah direndam diangkat dan ditiriskan kedalam wadah atau bakul yang terlebih dahulu diberi alas dengan daun, dan diletakkan diruang yang lembab atau basah, kemudian dibiarkan selama satu malam atau sampai berkecambah.
Setelah berkecambah benih dapat ditanam pada lahan yang telah dipersiapkan. Penanaman bengkuang dengan cara menugalkan benih pada barisan dengan kedalaman 5 cm. Jarak tanam 15 x 15 cm yang setiap lubang tanam 1 biji benih bengkuang. Kebutuhan benih untuk lahan 1 ha adalah 25 – 30 kg.

3. Pemeliharaan.
  • Pemupukan Susulan
Pengamatan tanaman selama pertuimbuhan dilakukan dengan teratur dan intensif. Seminggu setalah penanaman perlu diamati apabila ada tanaman yang tidak tumbuh, segera lakukan penyulaman tanaman agar tanaman tumbuh merata dengan baik.
Tanaman bengkuang setelah berumur 1 bulan, bila pertumbuhan kurang baik, maka dilakukan pemberian pupuk susulan dengan menggunakan pupuk NPK. Kebutuhan pupuk NPK 150 kg/ha.

  • Penyiangan

Penyiangan perlu dilakukan apabila gulma penggangu tanaman telah tumbuh, dengan cara mencabut atau dengan alat dengan cara di danger.

  • Pemangkasan

Tanaman bengkuang umur 6 – 8 minggu dilakukan pemangkasan dengan menggunakan alat pemangkasan, yaitu gunting atau pisau. Bila tanaman bengkuang telah menjalar panjang, batang tanaman dipangkas atau dipotong dan ditinggalkan 50 cm dari pangkal tanaman.
Pemangkasan di ulangi setelah tiga minggu atau melihat pertumbuhan tanaman. Apabila tanaman telah menjalar panjang, maka segera lakukan pemangkasan lagi. Tanaman bengkuang pada umur 4 bulan biasanya telah dilakukan pemangkasan sebanyak 4 kali. Adapun tujuan pemangkasan tanaman bengkuang adalah untuk membentuk umbi agar buah bengkuang bentuknya bias sesuai dengan yang kita kehendaki atau buahnya besar, bulat, halus dan kualitasnya baik.

  • Pengendalian Hama

Apabila terdapat gangguan hama pada tanaman bengkuang, yaitu ditandai adamnya serangan pada daun, maka dapat dikendalikan dengan menyemprot insektisida. Biasanya tanaman bengkuang tidak banyak hama yang merusak tanaman, namun perlu dilakukan pengamatan yang intensif.

  • Panen

Tanaman bengkuang dapat dipanen pada umur4 bulan.Namun apabila menghendaki buah bengkuang dengan ukuran lebih besar maka panen dapat dilakukan pada umur 5 bulan dan maksimal umur 8 bulan harus sudah dipanen, karena mutu buah akan berubah yaitu buahnya berserat dan kurang renyah.
Cara panen tanaman bengkuang yaitu dengan cara mencabut batang tanaman, apabila lahannya kering dan tidak gembur, maka caranya dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau alat lainnya untuk mengangkat buah bengkuang kepermukaan.
Bengkuang yang telah diangkat kepermukaan langsung dikumpulkan, dipotong pada pangkal buah, dan batang tanaman juga dipotong, namun ditinggalkan ujung buah 15 cm, tujuannya untuk pengikatan buah bengkuang pada waktu pemasaran.
Bengkuang yang telah dipanen dilakukan perlakuan sebagai berikut :

  1. Bersihkan dengan cara dicuci agar buah bengkuang bersih, nampak baik, sehat, mulus dan menarik
  2. Dilakukan pengeringan dengan cara dihamparkan pada ruangan terbuka yang telah diberikan alas/tikar, dan selanjutnya dibersihkan dari akar dan batang yang masih ikut terbawa dengan menggunakan pisau.
  3. Pengelompokkan buah atas dasar buah yang besar, sedang dan kecil untuk memudahkan dan mempercepat waktu pengikatan buah.
  4. Buah bengkuang dipasarkan dalam satuan ikat. Seikat bengkuang terdiri 2 – 5 buah bengkuiang, tergantung besar kecilnya buah bengkuang. Kalau buah bengkuang yang sedang 3 – 4 buah/ikat.
  5. Sebelum dipasarkan biarkan bengkuang pada tempat terbuka, dan jangan disimpan dalam karung yang tertutup, supaya buah bengkuang tetap dalam keadaan segar.



CARA MENANAM BENGKUANG
MEMBUAT MANISAN BASAH BENGKUANG
MEMBUAT MANISAN KERING BENGKUANG
KERIPIK DARI BENGKUANG
MEMBUAT BEDAK DINGIN/ MASKER DR BENGKUANG

Cara menanam Bawang Bombay


Cara menanam Bawang Bombay
budidaya, bawang bombay, cara, menanam

Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan bawang bombay

Bawang bombay dapat tumbuh dengan baik pada tempat-tempat yang udaranya sejuk. Suhu udara yang baik untuk budidaya bawang bombay ialah 18 – 20 °C. pada suhu ini pembentukan umbi berjalan dengan baik. Di indonesia, suhu yang yang demikian terdapat di daerah-daerah yang ketinggiannya antara 800 – 1000 meter di atas permukaan laut. Pada suhu yang lebih rendah, yaitu 10 – 15 °C, bawang Bombay dapat membentuk bunga.

Bawang bombay membutuhkan sinar matahari yang cukup banyak, yaitu sekitar 14 jam per hari. Jika bawang bombay tumbuh terlindungi atau tidak cukup sinar matahari, produksinya akan rendah, daya simpannya tidak akan lama, dan rasanya tawar.

Tanah yang cocok untuk pertumbuhan bawang bombay  ialah tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung humus. Bawang bombay tidak menyukai tanah yang becek, tapi tidak juga menyukai tanah yang kering. Tanah yang mudah mengalirkan air adalah jenis adalah tanah yang disukai tanaman ini.

Tanaman bawang bombai sangat membutuhkan air yang cukup banyak, namun apabila air terlalu banyak tidak sesuai yang dibutuhkan akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan bawang tersebut, dengan ciri seperti daun mengering, pembentukan umbi menjadi sulit, atau bahkan tidak berbentuk umbi.

Cara penanaman bawang bombay

Langkah-langkah cara menanaman bawang Bombay sama halnya seperti bawang merah dan bawang putih yang harus melalui tahapan : menentukan waktu tanam, memilih bibit yang bagus, pengolahan tanah, teknik menanam dan pemeliharaan tanaman.

Menetukan waktu tanam

Bawang bombay sebaiknya ditanam pada musim kemarau, tetapi harus dibarengi dengan pengairan yang baik. Waktu yang paling baik untuk menanam bawang bombay yaitu pada akhir musim penghujan, atau pada saat awal musim kemarau. Jika menanam bawang bombay pada saat banyak turun hujan tanaman akan mudah terserang penyakit.

Pemilihan bibit yang baik

Budidaya bawang bombai di Indonesia bisa dikatakan masih tergolong sedikit yang membudidayakan, disbanding bawang merah dan bawang putih. Bawang Bombay dapat dikembangbiakkan dengan baik menggunakan umbi maupun bijinya. Namun di Indonesia penanaman dengan umbi lebih banyak dilakukan walaupun hrganya mahal. Sedanggkan kalau menanam dengan biji harganya akan lebih murah.

Namun untuk mendapatkan biji bawang bombai cukup sulit, karena harus mendapatkan secara impor dari luar negeri, karena tanaman bawang bombay sulit untuk berbunga dan berbiji di daerah iklim tropis.

Apabila ingin mencoba mendapatkan bibit biji sendiri, bawang Bombay harus ditanam sampai menghasilkan bunga dan membentuk biji, suhu yang dibutuhkan agar tanaman berbunga adalah 5 – 10 °C.  dan simpan selama 4 minggu. Selanjutnya tanam umbi tersebut ditempat yang sejuk.
Kalu sudah mendapay bibit yang baik, sebar bibit tersebut pada lahan yang sudah dipersiapkan. 

Lahan yang berupa bedengan-bedengan  yang telah digemburkan tanahnya dan sudah diratakan permukaannya. Lebar bedengan 1 meter dan tingginya 10 – 15 cm. sebaiknya, bedengan-bedengan persemaian dibuat dengan arah utara selatan agar mendapat sinar matahari yang banyak. Untuk melindungi persemaian dari air hujan, harus dibuat peneduh yang terbuat dari plastic.

Biji yang telah disemai setiap saat harus disiram agar tidak mengalami kekeringan. Penyiraman dilakuakn tanpa menimbulkan penggenangan air supaya tidak becek. Penyiraman dapat dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Seminggu setelah disemai, biji akan mulai tumbuh. Setelah biji tumbuh, perlu dilakukan penyiangan untuk menghilangkan tanaman pengganggu, seperti rumput-rumputan. Setelah umur empat minggu, dilakukan penjarangan semai dengan cara mencabutinya. 

Penyemprotan pestisida perlu dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman. Setelah berumur 6-10 minggu, semaian dapat dicabut dan ditanam pada lahan yang telah disediakan. Pencabutan semai dilakukan secara hati-hati, dan bila perlu dapat digunakan alat pencukil. Jumlah batang semai yang diperlukan untuk 1 hektare tanah yang akan ditanam adalah 300.000-400.000 batang semai.
    
Untuk mendapatkan bibit yang berupa umbi, dapat dilakukan dengan cara membuat pesemaian terlebih dulu.Semai dibiarkan tumbuh sampai membentuk umbi mudadengan ukuran tertentu. Umbi dipanen dan digunakan sebagai bibit. Umbi muda tersebut dinamakan sets. Ukuran sets ada tiga, yaitu:

a.    Besar, jika berdiameter 2 - 2,5 cm
b.    Sedang, jika berukuran 1,25 - 2 cm
c.    Kecil, jika berdiameter 0,5 - 1,25 cm

Ukuran sets yang dipakai sebagai bibit adalah 1,25 - 2,5 cm. Sets yang berukuran lebih dari 2,5 cm tidak bisa dibuat bibit, biasanya sets yang ukuaran itu dibuat acar bawang bombay. Jumlah umbi sets yang dibutuhkan untuk 1 hektare tanah, jika beratnya 6,3 gram setiap umbi adalah 2 - 2,5 ton.

Bibit juga dapat berasal dari umbi yang telah tua. Umbi untuk bibit sebaiknya dipilih yang berukuran besar walupun harganya lebih mahal. Umbi untuk bibit harus sehat, tidak ada tanda-tanda terkena penyakit, tidak memiliki luka, atau rusak.

Selain itu, bibit harus berasal dari tanaman yang benar-benar tua. Umbi untuk bibit sebelum ditanam dipotong bagian  ujungnya, dan bekas potongannya dibiarkan kering. Pemotongan dapat dilakukan sehari sebelum umbi ditanam. Jika ukuran umbi bibit rata-rata 20 gram, maka untuk 1 hektare lahan dibutuhkan 6 – 8 ton umbi.

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan agar tanah tetap dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman yang akan kita tanam. Pengolahan tanah dilakukan 2 - 4 minggu sebelum penanaman, dan diawali dengan menggemburkan tanah. Penggemburan tanah dapat dilakukan dengan cangkul, bajak, atau traktor.

Setelah itu, dibuat bedengan-bedengan dengan parit kecil di antara bedengan. Lebar bedengan kira-kira 80 – 100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan ukuran lahan. Sebaiknya, panjang bedengan adalah 3 – 5 m, tinggi bedengan 20 – 25 cm, sedangkan kedalaman parit 25 – 35 cm.

Seminggu sebelum lahan ditanami, dilakukan pemupukan dasar dengan kompos atau pupuk kandang. Pupuk dicampurkan pada tanah bedengan sampai rata. Setelah itu, lahan dibahasi secukupnya. Dua atau tiga hari sebelum penanaman, tanah diberi pupuk buatan.

Teknik menanam

Jika kita menanam bawang bombay yang berasal dari umbi, jarak tanamnya harus sedikit renggang, lebih renggang dibandingkan jarak tanam bawang putih dan bawang merah. Umumnya, jarak tanam yang digunakan adalah 25 – 40 cm untuk antar baris tanaman, dan 10 – 40 cm antar tanaman dalam satu barisan.

Untuk menanam bawang Bombay, yang pertama kali dilakukan adalah membuat lubang tanam. Setelah itu,  umbi bibit dimasukan kedalam lubang dengan posisi umbi tegak, dan bagian potongan berada di permukaan bedengan.
Yang harus diperhatikan, penanaman umbi jangan ssampai terbalik, umbi ditutupi dengan tanah, selanjutnya tanah dibasahi secukupnya.

Jika tanaman bawang bombay yang akan kita tanam berasal dari bibit semai, yang pertama kali dilakukan adalah mempersiapkan lubang tanam. Setelah itu, bibit semai ditanam ke dalam lubang dan ditimbun tanah sampai batang akar. Waktu terbaik untuk menanam ialah pada saat cuaca cerah di pagi hari saat matahari belum terlalu tinggi.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan bawang Bombay tidak jauh beda dengan pemeliharaan bawang putih dan bawang merah, mulai dari penyiraman, penyiangan, penggemburan tanah, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit.

  • Penyiraman

Penyiraman merupakan hal yang penting dalam bididaya bawang Bombay. Tanaman bawang Bombay membutuhkan banyak air, terutama pada masa pertumbuhan. Walaupun demikian, tanaman ini tidak menyukai tanah yang becek.

Semakin tua umur tanaman bawang bombay, kebutuhan terhadap air semakin berkurang. Pengairan dapat dilakukan dengan menggenangi parit-parit. Cara ini membutuhkan banyak air dan dapat memadatkan tanah. Cara lain yang lebih baik adalah dengan menyiramkan air menggunakan embrat.
Penyiraman pertama dilakukan setelah bibit ditanam. Penyiraman berikutnya dilakukan sehari dua kali, pagi dan sore hari,. Namun, banyak atau tidaknya penyiraman tergantung keadaan lahannya. Yang harus diperhatikan jangan sampai tanah mengalami kekeringan atau tergenang air.

  • Penyiangan dan penggemburan tanah

Penyiangan dalam budidaya bawang bombay, biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Penyiangan pertama dilakukan saat tanaman berumur tiga minggu , dan penyiangan kedua dilakukan setelah enam minggu. Penyiangan tanaman pengganggu harus dilakukam secara hati-hati, jangan sampai merusak perakaran bawang Bombay. Bersamaan dengan penyiangan, dilakukan juga penggemburan tanah agar tanah tidak memadat.

  • Pemupukan

Pemupukan pertama dilakukan kurang lebih seminggu sebelum lahan ditanami, dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang atau kompos yang digunakan sebaiknya yang sudah tua.

Karena jika menggunakan pupuk kandang atau kompos yang masih muda, akan mengganggu perakaran bawang Bombay. Pemberian pupuk kedua dilakukan kurang lebih 2 – 3 hari sebelum penanaman dengan menggunakan pupuk buatan. Pemupukan terakhir dilakukan dengan memberikan pupuk susulan berupa pupuk buatan, seperti urea, ZA, dan TSP. cara pemupukan sama seperti pada bawang merah dan bawang putih

  • Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang bombay tidak jauh berbeda dengan hama yang menyerang bawang merah dan bawang putih. Contoh hama yang menyerang tanaman bawang Bombay penggerek daun hama bodasa. Contoh penyakitnyang menyerang tanaman bawang Bombay ialah penyakit busuk, bercak ungu, dan embun upas.

Untuk mencegah terhadap hama dan penyakit tanaman perlu dilakukan penyemprotan setiap 7 – 10 hari sekali. Jika terjadi hujan disiang hari, tanaman harus segera disemprot. Demikian pula jika malam hari terjadi hujan, pagi harinya harus segera disemprot, agar tidak terkena serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur.

Upaya pencegahan terhadap hama dan penyakit yang lain ialah dengan mencegah agar tanah jangan sampai menjadi becek, karena akan mudah diserang oleh jamur. 

Cara Menanam Bawang Putih



Cara Menanam Bawang Putih


TEKNIK BUDIDAYA BAWANG PUTIH YANG BENAR









I. Latar Belakang
Bawang putih (Allium sativum L) selain merupakan jenis sayuran yang penting, juga merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru ekonomi dalam pembangunan pertanian. Bawang putih ini dianggap sebagai komoditas potensial terutama untuk subsitusi impor dan dalam hubungannya dengan penghematan devisa. Perkembangan terakhir (2006), impor bawang putih indonesia berjumlah 295 ribu ton dengan nilai tidak kurang dari US$ 103 juta atau sebesar Rp 927 milyar, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang putih sampai saat ini adalah varietas bawang putih yang berkembang di indonesia umumnya memiliki potensi hasil yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan potensi hasil bawang putih di daerah subtropis. Bagitu pula tingkat pengusahaanya terbat s di daerah dataran tinggi (> 800 m dpl). Dengan demikian dengan adanya jenis-jenis bawang putih yang cocok diusahakan di dataran rendah merupakan peluang baru dalam pembangunan pertanian khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih dalam negeri bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi bawang putih yang terus meningkat tiap tahunnya. Menurut data Susenas, konsumsi per kapita bawang putih penduduk indonesia mencapai 1,13 kg/tahun sehingga kebutuhan bawang putih nasional per tahun mencapai sekitar 250 ribu ton. D.I.Yogyakarta mempunyai varietas bawang putih dataran rendah yaitu Lumbu Putih.
I I . PERSYARATAN EKOLOGIS
  • Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah, namun yang terbaik pada tanah bertekstur sedang (lempung sampai lempung berpasir).
  • PH tanah yang cocok adalah 5,6 – 6,8 dan drainasenya baik. 
  • Walaupun umumnya bawang putih ini tahan suhu panas, namun hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki suhu yang dingin (<25` c pada bulan-bulan tertentu). 
  • Suhu dingin tersebut diperlukan terutama pada saat pembentukan dan pembesaran umbi tanaman. Di Indonesia, waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaitu bulan Mei, Juni atau Juli.
III. TEKNOLOGI BUDIDAYA
  • · Lahan dibuat bedengan dengan lebar bedengan 1,2 – 1,75 m, dengan jarak perit antar bedengan 40 – 50 cm; sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lahan yang tersedia. 
  • Kemudian diidtirahatkan sekitar 2 minggu, selanjutnya diolah 2 – 3 kali sehingga permukaan tanahnya cukup halus.
  • Sebelum penanaman, perlu dicek pH tanahnya, jika < 5,6 perlu dilakukan pengapurandengan dosis 1,5 – 3, ton per ha. 
  • 2 – 3 hari sebelum tanam dilakukan pemberian pupuk dasar yaitu menggunakan pupuk kandang (10 – 15 ton/ha) atau pupuk kompos (2 ton /ha) dan SP-36 sebanyak 200 – 300kg /ha. 
  • Umbi bibit yang telah siseleksi (dalam bentuk siung-siung) ditanam dibedengan dengan kedalaman 1/4 – 1/2 tinggi siung bibit, kemudian ditutp dengan mulsa jerami padi setebal 3 – 5 cm. 
  • Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dengan menggunakan campuran pupuk 200 kg ZA + 100kg Urea + 100 kg KCL per ha untuk setiap kali pemberian pupuk susulan. Caranya, pupuk disebar antara barisan tanaman kemudian diikuti dengan penyiraman.
IV. Pemeliharaan Tanaman
  • · Penjarangan dan Penyulaman Bawang yang ditanam kadang-kadang tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh lalu mati, dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna. Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang dikehendaki tidak tercapai. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam, seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyualaman dipersiapkan bibit yang ditanam di sekitar tanaman pokok atau disiapkan di tempat khusus. Persiapan bibit cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.
  • Penyiangan Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan dapat dilakukan dua kali atau lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu musim tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3-2 minggu setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Apabila gulma masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada saat umbi mulai terbentuk, penyiangan dan penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbi baru. 
  • Pembubunan  Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat lebih besar-besar. 
  • Pemupukan Pemberian pupuk dilakukan dengan 2 tahap, yaitu sebelum tanam atau bersamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan sesudah penanaman sebagai pupuk susulan. Unsur hara utama yang diperlukan dalam pemupukan adalah N, P, dan K dalam bentuk N, P2O5, dan K2O. Unsur-unsurhara lainnya dapat terpenuhi dengan pemberian pupuk kandang. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan Bawang putih memerlukan sulfur dalam jumlah yang cukup banyak. Unsur ini mempengaruhi rasa dan aroma khas bawang putih. Oleh sebab itu, apabila menggunakan KCl sebagai sumber kalium, maka sebagai sumber nitrogen sebaiknya menggunakan pupuk ZA. Jika sebagai sumber nitrogen digunakan Urea, maka untuk sumber kalium sebaiknya digunakan ZK. Hal ini dilakukan agar kebutuhan sulfur tetap terpenuhi. Berdasarkan kebutuhan unsur hara di atas, jumlah pupuk yang akan digunakan dapat dihitung berdasarkan jenis dan kandungan unsur haranya. Aplikasi pemupukan dilakukan dengan mebenamkan pupuk di dalam larikan disamping barisan tanaman seperti cara memberikan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik ini dapat diimbangi dengan pemberian pupuk organik maupun kompos yang diseseuaikan dengan kebutuhan tanaman. 
  • Pengairan dan Penyiraman, Pemberian air dapat dilakukan dengan menggunakan gembor atau dengan menggenangi saluran air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir dinamakan sistem leb. Penyiraman dengan gembor, untuk bawang yang baru ditanam, diusahakan lubang gembornya kecil agar air yang keluar juga kecil sehingga tidak merusak tanah di sekitar bibit. Jika air yang keluar besar, maka posisi benih dapat berubah, bahkan dapat mengeluarkannya dari dalam tanah. Pada awal penanaman, penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah tanaman tumbuh baik, frekuensi pemberian air dijarangkan, menjadi seminggu sekali. Pemberian air dihentikan pada saat tanaman sudah tua atau menjelang panen, kira-kira berumur 3 bulan sesudah tanam atau pada saat daun tanaman sudah mulai menguning.
V . Panen
  • Ciri dan Umur Panen
Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tergantung pada varietas dan daerah, umur panen yang biasa dijadikan pedoman adalah antara 90-120 hari. Ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50 prosen daun telah menguning/kering dan tangkai batang keras. 
  • Cara Panen
Bawang putih didaratan rendah biasanya telah siap dipanen pada umur 80 – 100 hari tergantung keadaan kesuburan tanaman dilapangan. Ciri tanaman bawang putih siap dipanen, daun tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya sudah keras. Cara panen dapat dilakukan dengan pencabutan langsung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan dilakukan pada tanah-tanah bertekstur agak berat. Hasil tanaman diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat dan dijemur selama 1 – 2 minggu.
  • Periode Panen
Tanaman bawang putih dapat dipanen setelah berumur 95-125 hari untuk varietas lumbu hijau dan umur antara 85-100 hari untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan, lahan dapat ditanami kembali setelah dibiarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih dahulu atau dapat pula ditanami tanaman lainnya untuk melakukan rotasi tanaman.
V I . Pascapanen
Pengumpulan
Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik.
Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan umbiumbi bawang putih menurut ukuran dan mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-umbi yang sudah kering dibersihkan. Akar dan daunnnya dipotong hingga hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang ± 2 cm. 
Ukuran atau kriteria sortasi umbi bawang putih adalah
a) keseragaman warna menurut jenis.
b) ketuaan/umur umbi.
c) tingkat kekeringan.
d) kekompakan susunan siung.
e) bebas hama dan penyakit.
f) bentuk umbi (bulat atau lonjong).
g) ukuran besar-kecilnya umbi.Berdasarkan ukuran umbi, bawang putih dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu.
a) kelas A: umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
b) kelas B: umbi yang diameternya antara 3-4 cm.
c) kelas C: umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
d) kelas D: umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak.
Penyimpanan
Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannyadi atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Para-paranya dibuat dari kayu atau bambu dan diletakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat menguntungkan karena setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih terkena asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, caranya adalah disimpan di dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran udara yang baik. Suhu ruangan yang diperlukan antara 25-30oC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pertunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70 prosen.
Pengemasan dan Pengangkutan
Untuk memudahkan pengangkutan bawang putih dimasukkan ke dalam karung goni atau karung plastik dengan anyaman tertentu.

Cara Menanam Seledri

Cara Menanam Seledri (Daun Sop)

Seledri (Apium graveolens) juga dikenal dengan nama daun sop, adalah tanaman sayuran yang juga banyak dipakai sebagai tanaman obat. Seledri dapat tumbuh pada dataran rendah sampai tinggi, dan optimal pada ketinggian tempat 1.000 s.d. 1.200 m dpl, suhu udara 7 - 16 derajat selcius dan pH tanah 5,5 - 6,8.

Perbanyakan seledri bisa dengan biji atau anakan. Seledri termasuk tanaman yang mudah perawatannya. Untuk skala rumah tangga seledri juga bisa berfungsi sebagai tanaman hias dengan menanamnya dalam potgantung, atau pada kotak memanjang seperti talang plastik Media tanaman yang cocok adalah campuran tanah subur, pupuk kandang dan serbuk gergaji/sekam dengan perbandingan 1:1:1. Untuk pot gantung lebih bagus menggunakan moss atau akar eceng gondok karena bobotnya yang ringan.

Penyemaian biji bisa dilakukan pada kotak/bedengan dengan media tanam tanah atau moss. Taburkan biji seledri secara merata, lebih mudah bila biji dicampur dengan pasir halus agar penyebaran merata. Jaga selalu kelembaban media agar biji cepat berkecambah. Setelah seledri tumbuh dan mengeluarkan 2-3 daun, sudah bisa dipisah dan ditanam pada polybag kecil atau gelas plastik bekas air mineral, setelah tanaman cukup besar pindahkan lagi ke pot yang lebih besar atau di tanam pada talang plastik.

Pemeliharaan tanaman seledri pada skala rumah tangga tidaklah sulit, yang penting selalu jaga kelembaban media tanam, terutama di musim panas, hama dan penyakit jarang ditemukan. Pemupukan cukup dengan menyemprotkan pupuk daun seperti Gandasil D seminggu sekali.

Panen dapat dilakukan seminggu sekali dengan memetik daun yang sudah cukup besar. Untuk mempercepat daunnya tumbuh besar, buang setiap keluar anakan pada tanaman seledri, sehingga pertumbuhan daunnya maksimal. Membiarkan tumbuh anakan akan mengurangi pertumbuhan besar daun, tetapi hal ini bisa dilakukan apabila kita ingin memperbanyak tanaman seledri tersebut lewat anakan, pisahkan anakan yang sudah cukup banyak perakarannya.

Cara Menanam Jagung

Cara Menanam Jagung

A.    Lokasi Penanaman
Tanaman jagung adalah tanaman yang  memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi yang baik untuk budidaya tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah atu ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari.

Lokasi untuk budidaya tanaman jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk tanaman jagung, sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung, atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Syarat tumbuh dijelaskan sebagai berikut.

1.    Susunan atau sifat tanah
Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki olehtanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus dan pupuk yang mencukupi persediaan untuk tumbuh.

2.    Iklim
Iklim atau cuaca rata-rata suatu daerah turut berperan serta dalam menentukan pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Iklim yang tidak mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin rebut bahkan banjir, akan berpengaruh pada pertumbuhan, termasuk pada tanaman jagung.
Walaupun tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim sejuk dan dingin, namun jika terlalu banyak hujan juga akan mengurangi kualitas  jagung.

Tanaman jagung dapat berproduksi dengan baik dan berkualitas pada daerah yang beriklim sejuk yaitu 50 derajat LU sampai 40 derajat LS dengan ketinggian sampai 3000 meter dari permukaan laut. Namun, untuk jenis-jenis jagung tertentu, dapat juga pada tempat yang berbeda dari kondisi tersebut dan dapat berproduksi dengan baik.

3.    Derajat keasaman tanah (pH)
Derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsure kimia dalam tanah serta kadar air dalam tanah tersebut. Daerah yang cenderung basah dan banyak humus akan menyebabkan tanahnya cenderung bersifat asam.

Sebaliknya tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit akan lebih bersifat basa. Untuktanaman jagung sebenarnya  toleransi atau kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan cukup baik, yaitu dengan kemampuan hidup maksimal pada derajat keasaman antara 5,5 sampai 7.
Derajat keasaman ada skala 14 skala, untuk skala 1 sampai 7 bersifat asam, sedangkan antara 8 sampai 14 bersifat basa.

4.    Kadar air
Jumlah air yang ada dalam tanah akan menentukan kadar air tanah. Tanaman jagung memerlukan air terutama untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan. Jadi penanaman jagung pun banyak diawali pada saat musim hujan mulai tiba. Selain menghemat tenaga untuk menyiram juga menambah sejuk/menambah kelembaban udara. Sehingga tanaman tidak kekurangan air, karena dapat mengganggu proses fotosintesis atau penyusunan makanan yang dilakukan untuk beraktifitas dan berproduksi daritanaman jagung tersebut.

5.    Intensitas cahaya matahari
Intensitas cahaya adalah jumlah pancaran cahaya matahari yang intesif dan dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Untuk tanaman jagung, intensitas cahaya yang banyak dan cukup sangat dibutuhkan selain untuk berfotosintesis, juga untuk berproduksi, karena tanpa intensitas cahaya yang cukup, bunga tidak dapat berhasil menjadi buah.

6.    Suhu lingkungan
Suhu adalah tingkat derajat panas suatu benda yang ada dalam lingkungan. Lingkungan tempat hidup jagung sangat perlu untuk diperhatikan, karena suhu yang tinggi dan kering akan mengganggu kelangsungan proses penyusunan makanan atau fotosintesis pada tanaman jagung.

Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 21 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan untuk proses perkecambahan jagung, yang paling tepat adalh antara suhu 21 sampai 27 derajat celcius. Jadi, sedikit lebih membutuhkan suhu yang lebih sejuk untuk pertumbuhan kecambahnya.

Pada umumnya tanaman njagung ditanam pada lahan yang kering dengan cara multikultur, artinya ditanam bersama dengan beberapa jenis tanaman yang lain. Namun, penanaman jagung pada lahan kering ini tidaklah mutlak, sebab ternyata tanaman jagung juga dapat tumbuh pada lahan basah yang terdapat pengairan serta sawah tadah hujan, secara monokultur yaitu menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman.
Cara penanaman jagung ada 2 cara, yaitu:

1.    Multikultur
Multikultur adalah penanaman lahan dengan banyak jenis tanaman yang berbeda-beda secara bersama-sama. Misalnya dalam satu waktu pada suatu lahan ditanami jagung, ketela pohon, dan kacang tanah.
Cara ini sering juga disebut dengan istilah tumpang sari, yang mempunyai tujuan agar kesuburan tanah tetap terjaga, yaitu dengan menjaga keseimbangan persediaan unsure-unsur yang ada dalam tanah.

2.    Monokultur
Monokultur adalh menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman secara berselang seling, atau bergantian. Misalnya sekarang jagung, tahap yang kedua padi atau sebaliknya.

Penanamn dengan car ini sering disebut dengan istilah rotasi tanaman. Rotasi tanaman pada dasarnya memiliki tujuan yang hampir sama dengan tumpang sari, hanya saja waktu penanaman yang berbeda maka pengambilan unsure yang ada dalam tanah juga bergantian. Tapi dengan cara bergantian pula unsur itu akan berkurang, sehingga diharapkan dengan penanaman yang bergantian, keseimbangan jumlah unsur-unsur dalam tanah juga tetap terjaga.

Sel;ain itu juga diselingi dengan tanaman kacang agar dapat diperkaya unsur Nitrogen, karena tanaman kacang tanah dalam akarnya terdapat bintil yang ada bakteri Rhizobium dapat mengikat Nitrogen dari udara bebas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penanaman kacang tanah, tanah akan subur kembali.
Kedua cara tersebut adalah bagian dari cara penanaman yang dipakai untuk mengatasi lahan yang sudah kritis.

Sebenarnya masih ada car yang lain untuk mengatasi lahan yang kritis, yaitu dengan sengkedan dan terasering. Sengkedan dilakukan pada lahan yang dapat berdampak pada erosi tanah. Sedangkan terasering dilakukan pada lahan yang miring dibuat sawah yang bertingkat-tingkat dengan tujuan untuk menghambat erosi.

Tanah yang terkena erosi terus menerus akan mengalami:
a.    Kekurangan unsur-unsur hara didalamnya
b.    Mudah longsor
c.    Pengurangan tingkat kesuburan
d.    Tidak dapat ditanami
e.    Mengurangi hasil produksi
Di bawah ini ada usaha-usaha untuk mengembalikan kesuburan tanah apabila terjadi erosi pada lahan tanamn jagung, baik oleh air ataupun oleh angin:

1.    Penjemuran
Penjemuran adalah cara yang sudah sering dilakukan oleh para petani sejak dahulu, terutama pada lahan persawahan, caranya dengan mencangkul  tanah dan membaliknya, kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama beberapa hari. Tujuan penjemuran adalah untuk:

a.    Membunuh bakteri pengganggu yang ada dalam tanah
b.    Tanah mendapatkan aerasi/pengudaraan
c.    Derajat keasaman tanah atau kebasaan dapat berkurang
d.    Tanah dapat kembali subur

2.    Penghijauan
Tanah yang kurang subur karena terkena erosi, biasanya akan sulit ditanami. Untuk mengatasinya, dapat dengan penanaman kembali atau penghijauan, yaitu dengan menanam pohon pohon pelindung.
Tujuan penghijauan adalah untuk:

a.    Menambah kesuburan tanah, dengan cara pembuatan humus oleh tanaman pelindung melewati daunnya yang berguguran.
b.    Akar tanaman pelindung dapat menahan laju air.
c.    Mikroorganisme yang ada dalam humus akan dapat menguraikan zat organic dalam humus, sehingga menambah unsure hara dan kesuburan dalam tanah.

3. Rotasi tanaman 
adalah menanami sebidang tanah dengan tanaman yang berbeda secara bergantian. Misalnya ditanami jagung, lalu ditanami padi dan seterusnya. Tujuan rotasi tanaman adalah:

a.    Agar unsure hara yang ada dalam tanah tidak habis sekaligus
b.    Jenis tanaman yang berbeda akan membutuhkan unsure yang berbeda pula, jadi pengambilan unsure terjadi secara bergantian.

4.    Pemupukan
Pemupikan adalah usaha menambah atau mengganti hilangnya beberapa jenis unsure yang hilang bersama proses bercocok tanam.

Proses yang dapat menyebabkan hilangnya beberapa unsure adalah:
a.    Pemanenan dengan cara pencabutan sampai ke akar
b.    Hanyut bersama dengan air saat penyiraman.

Macam-macam pupuk yang dapat digunakan antara lain:

a.    Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk  yang berasal dari kotoran ternak.

b.    Pupuk kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari pembusukan sampah organic. Misalnya dari sisa pembusukan daun atau bagian tanaman lain yang sudah mati.

c.    Pupuk hijau
Pupik hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan yang sengaja dicabut, kemudian di tanam di sekitar lahan  pertanian. Tanaman yang sering di tanam adalah jenis kacang-kacangan.

d.    Pupuk anorganik atau pupuk buatan
Pupik anorganik adalah macam-macam pupuk yang dibuat oleh pabrik.
Misalnya:

1)    Amonium sulfat (NH4)2 SO4 atau sering disebut ZA
2)    Nitrogen Posfor Kalium (NPK)
3)    Urea
4)    ASN atau ammonium sulfat nitrat

1.    Syarat tumbuh
Lokasi yang baik untuk bertanam jagung sebaiknya memenuhi syarat tumbuh. Misalnya kesuburan tanah, suhu lingkungan, pancaran sinar matahari, serta tinggi tempat.

2.    Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi
Ketersediaan sarana transportasi dapat mempermudah pengangkutan hasil panen, menekan biaya transportasi serta mencegah prnurunan mutu jagung sebelum pemasaran.

3.    Tujuan pemasaran
Lokasi bertanam jagung sebaiknya tidak jauh dari tempat pemasaran. Tujuannya adalah mencegah penurunan mutu jagung dan menghemat transportasi, termasuk biaya pengangkutan oleh tenaga kerja.

4.    Ketersediaan tenaga kerja
Tenaga kerja sangat diperlukan, dimulai dari proses penanaman, pemeliharaan dan saat pemanenan serta pengolahan hasil panen, sehingga mendapatkan hasil produksi yang baik dan berkualitas  serta tidak terjadi penurunan mutu jagung.

B.    Benih Tanaman Jagung
Penyediaan benih adalah hal atau factor yang awal dan penting pada aktivitas bertanam jagung. Sebagai langkah awal dalam bertanam jagung, pemilihan bibit unggul biasanya dilaksanakan agar kita dapat mendapatkan hasil produksi yang tinggi pula.

Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memilih bibit jagung yang baik adalah sebagai berikut:

1.    Tongkol diambil dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua.
2.    Tongkol jagung yang tua berukuran besar, panjang dan langsing.
3.    Klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun jagung.
4.    Biji terletak dalam barisan yang lurus
5.    Tongkol memiliki ranbut yang banyak 
6.    Tongkol sudah dijemur sampai kering

Biji yang unggul ditentukan oleh:

1.    Faktor genetic
Faktor genetic adalah factor yang berhubungan dengan genotip yang baik, dan biasanya diturunkan dari induk pada keturunannya, misalnya daya tahan terhadap penyakit, dan daya reproduksi.

2.    Faktor fisik
Faktor fisik adalah benih yang bermutu tinggi meliputi kemampuan berkecambah yang tinggi, kadar air rendah, bersih dan bebas dari kotoran.
Untuk mendapatkan benih, sebaiknya kita beli dari tempat pemuliaan, sebab bila kita menggunakan benih dari pertanaman sebelumnya, akan mengalaminpengurangan/penurunan  kualitas/mutu.

Benih yang unggul dapat kita beli pada took saprotan, distributor benih atau Balai Benih Induk (BBI). Dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada benih yang disebabkan oleh jamur, maka benih harus kita fungisida, atau insektisida yang berguna untuk membasmi jamur.
Misalnya untuk mencegah bulai, dengan cara sebagai berikut:

1)    Sediakan air sebanyak 1 liter
2)    Masukkan dalam air tersebut 5 g Ridomil
3)    Masukkan biji jagung kedalam larutan tersebut
4)    Rendam benih selama  15 menit
5)    Setelah itu keringkan sampai kering dengan cara dijemur.

C.    Lahan dan Penanaman
Pengolahan lahan tanaman jagung bertujuan untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil produksi jagung.

     Tujuan pengolahan lahan adalah untuk:

1.    Menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan jagung.
2.    Memperbaiki sifat fisik tanah.
3.    Mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu.
Lahan untuk bertanam jagung dapat diolah dengan menggunakan cangkul, bajak ataupun dengan traktor.
Pengolahan lahan untuk bertanam jagung terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1.    Memecah
Yang dimaksud memecah pada pengolahan tanah untuk bertanam jagung adalh menfubah kondisi tanah yang tadinya keras dan padat menjadi tanah yang gembur dan lunak, agar dapt diproses selanjutnya. Alat untuk memecah kondisi tanah ini adalah traktor.

2.    Membalik
Membalik tanah pada pengolahan tanaman jagung adalah penggantian atau pemindahan posisi dari bagian tanah sebelas atas menjadi sebelah bawah atau sebaliknya.
Hal ini dilakukan karena tiap komposisi tanah yang memiliki sifat yang berbeda-beda, baik kandungan unsure maupun tingkat kesuburan tanahnya. Alat yang dipergunakan untuk membalik tanah adalah cangkul.

3.    Meratakan tanah
Proses yang selanjutnya setelah tanah dipecah dan dibalik adalah dengan diratakan, agar proses perawatan yang lain dapat berlangsung dengan mudah. Alat yang digunakan untuk meratakan adalah garu, dengan tenaga sapi atau kerbau atau tenaga manusia.
Di bawah ini perlu kita ketahui susunan dari lapisan tanah secara horizontal yang terdiri dari 3 lapisan yang utama yaitu:

a.    Lapisan tanah atas/top soil
Lapisan tanah atas memiliki ciri-ciri antara lain:
  • Terletak pada bagian paling atas dari tanah
  • Sebagai tempat tumbuhnya berbagai tanaman
  • Berwarna gelap
  • Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman dengan mencari makan pada bagian top soil ini
  • Tempat hidup berbagai mikroorganisme
  • Tempat terjadinya humifikasi
  • Tanahnya gembur
  • Banyak mengandung unsure hara bagi tanaman
  • Porositas dan drainasenya sangat baik.
  • Ketebalannya dipengaruhi oleh kemiringan, ketinggian dan jumlah tumbuhan yang ada di atasnya

b.    Lapisan tanah bawah/subsoil
Ciri-ciri lapisan tanah bawah/subsoil adalah sebagai  berikut:
  • Berwarna lebih muda dan lebih terang
  • Porositas dan drainase rendah
  • Ikatan butiran tanah lebih stabil
  • Banyak mengalami pelapukan
  • Banyak mengandung tanah liat

c.    Lapisan bahan atau batuan induk/bed rock 
Lapisan batuan induk memiliki ciri-ciri antara lain:
  • Lapisan masih berupa batu yang belum mengalami pelapukan.
  • Tempat terdapatnya kantung-kantung air.
  • Tempat terjadinya proses pelapukan secara fisik, kimia dan bilogis dalam waktu yang lama.

Keadaan tanah yang diolah sebaiknya dalam keadaan tidak basah sebab akan lengket dan sukar digemburkan. Selain itu juga tidak terlalu kering, sebab akan terasa keras, sehingga perlu tenaga yang besar. Jadi sebaiknya dalam keadaan lembab agar mudah pengolahannya.

Cara pengolahan tanah untuk bertanam jagung, yaitu:
  • Setelah tanah diolah, maka tanah dibuat bedengan dengan ukuran yang sesuai dengan luas lahan.
  • Selain itu di antara bedengan dibuat parit untuk pengaturan pengairan, yang dalamnya 20 cm dan lebarnya 40 cm.
  • Segera dilakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tugal/batang kayu
  • Pembuatan jarak antara lubang tanam bergantung pada kesuburan tanah dan daya tumbuh benih.

4.    Penanaman tanaman jagung
Penanaman jagung dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan, sehingga pada masa pertumbuhantanaman jagung masih tersedia air dari curahan hujan.
Penanaman dilakukan dengan cara mengisi lubang tanam dengan satu benih jagung disertai dengan furadan 1 g tiap lubang. Tak lupa pada setiap lubang tanam ditutupi dengan jerami kering terlebih dahulu baru ditutup kembali dengan tanah.

D.    Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jagung adalah proses yang penting, karena akan ikut menentukan hasil produksi dari aktivitas kita bercocok tanam jagung.

Kegiatan pemeliharaan tanaman jagung meliputi:

1.    Penyiraman
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah dengan membuat saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan. Sebab, bila kita harus menyiram lahan yang begitu luas, akan cukup merepotkan.

Air bagi tanaman jagung dibutuhkan untuk:
  • Saat awal pertumbuhan yaitu untuk perkecambahan
  • Saat pembentukan tongko

Akibat kekurangan air adalah:
  • Biji lama/gagal berkecambah
  • Tongkol jagung menjadi kerdil

Cara penyiraman lahan tanaman jagung adalah sebagai berikut:
  • Pada daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran air antara barisan tanamannjagung.. tunggu sampai 3 jam, bila air masih sisa dalam sxaluran tadi, maka air harus dibuang.
  • Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Waktu penyiraman tanaman jagung adalah:
  • Setelah masa tanam jagung selesai, dengan tujuan agar biji jagung segera berkecambah.
  • Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram selama satu minggu.
  • Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah minggu ke-4.
  • Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman jagung adalah:
  • Jangan menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman jagung bisa membusuk dan akhirnya mati.
  • Penyiraman hanya dilakukan jika lahan kering saja.

2.    Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatannmembuang rumput liar/pengganggu yang ikut tumbuh bersama tanamanjagung, yang sering disebut gulma.
Macam-macam rumput liar yang sering tumbuh dalam lahan jagung adalah:
  • Rumput teki
  • Alang-alang
  • Kaki/tapakmkuda
  • Meniran
  • Krokot

Cara penanggulanggan rumput liar atau gulma ini adalah dngan cara:
  • Langsung dicabut dengan tangan secara beramai-ramai.
  • Dengan menggunakan herbisida yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi gulma.

3.    Pembubunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah pada sekeliling tanaman jagung. Caranya adalah sebagai berikut:
  • Pertama-tama kita bersihkan rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman jagung, dengan cara dicabut
  • Ambil hasil cabutan rumput liar tadi, dan timbun dengan tanah pada sekeliling tanaman jagung.

4.    Pemberian pupuk
Pemberian pupuk yanmg dimaksudkan disini adalah pemupukan  lanjutan, yaitu setelah tanaman jagungberumur 2 minggu, dengan cara ditaburkan pada larikan tanaman jagung
Pemberian urea juga diberikan setelah tanaman jagung berumur 40 hari, dengan tujuan menungkatkan jumlah dan kualitas tongko, jagung.

5.    Pemberian garam inggris
Tujuan pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah untuk:
  • Menambah kesempurnaan pertumbuhan sruktur daun
  • Menambah kesempurnaan pertumbuhan tongkol jagung
  • Memperkuat daya tahan tanaman jagung dari serangan penyakit, seperti bulai
Cara pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah sebagai berikut:
  • Larutkan garam inggris dalam air dengan perbandingan 4:1
  • Semprotkan pada bagian daun tanaman
  • Lakukan penyemprotan setiap semnggu sekali selama 4 minggu berturut-turut.

6.    Pembuangan bunga jantan
Pembuangan bunga jantan pada tanaman jagung dilakukan pada saat bunga jantan keluar, tapi sebelum bunga mekar, jadi belum terjadi penyerbukan.
Tujuan pembuangan bunga jantan adalah untuk:
  • Pengalihan kekuatan/tenaga pada pembuatan tongkol
  • gar tongkol jagung menjadi lebih besar
  • Agar tongkol menjadi lebih banyak
Pembuangan bunga jantan dilakukan setelah 40 hari penanaman, untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran rendah. Sedangkan untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran tinggi, pembungaan bunga jantan dilakukan setelah 50 hari penanaman, karena perbedaan intensitas cahaya matahari yang diterima.

Cara pembuangan bunga jantan adalah sebagai berikut:
  • Goyang-goyangkan batang secara perlahan, jangan terlalu keras sebab dapat merusak bunga,
  • Perhatikan pelepah daunnya, tunggu sampai pelepah daunnya melebar.
  • Jika pelepah daun sudah melebar, maka cavutlah tangkai bunga jantan pada tanman jagung dengan hati-hati.

E.    Pengendalian Hama dan Penyakit
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya.
Pengendalian terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1.    Secara tradisional
  • Secara mekanisme atau penanganan secara langsung.
  1. Ulat langsung diambil dan dibasmi
  2. Tikus, dengan cara digeropyok beramai-ramai
  3. Burung dengan diketapel
  • Tanaman liar dengan disiangi/dicabuti secara langsung
  • Mengusir burung, dengan dipasang orang-orangan untuk menakuti dan pergi jauh supaya tidak memakan jagung.
  • Dengan penanaman secara serentak.
  • Dengan mengadakan rotasi tanaman agar terhimdar dari hama dan penyakit.
2.    Modern
  • Untuk mencegah serangan penyakit digunakan fungisida/senyawa kimia pembasmi jamur/fungi. Misalnya, manzate, DIthane, Antracol, Cobox, dan Vitigran Blue.
  • Untuk pengendalian hama digunakan insektisida/senyawa kimia pembasmi serangga/insekta, yang berbentuk cairan yang disemprotkan.
Misalnya, Diazinon 60 EC, Baycard 500 EC, HOpcin 50 EC, Klitop 50 EC, Mipcin 50 WP, Azodrin 15 WSC,
Sedangkan yang berupa butiran adalah furadan 3G, Dharmafur, dan Curater.

1.    Ulat daun (prodenia litura)
Gejala tanaman jagung yang diserang hama ulat daun adalah sebagai berikut:
  1. Ulat dau menyerang bagian pucuk daun.
  2. Umur tanaman yang diserang ulat daun sekitar 1 satu bulan
  3. Daun tanaman bila sudah besar menjadi rusak.
Pencegahan dxengan penyemprotan insektisida folidol, basudin, diazinon dan agrocide dengan ukuran 1,5 cc dalam tiap 1 liter air.

2.    Lalat bibit
  1. Disebabkan oleh lalat bibit (Atherigona exigua)
  2. Gejala yang dialami tanaman jagung adalah ada bekas gigitan pada daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung mati.
  3. Pengendalian dengan menghembuskan HCH 5% pada saat berumur 5 hari. Atau pengobatan dengan penyemprotan insektisida Hostathion 40EC, sebanyak 2cc tiap liter air dengan volume semprotan 100 liter tiap hektar lahan jagung.

3.    Ulat agrotis
  1. Gejala yang dialami pada bagian batang yang masih muda yaitu putus akhirnya tanaman jagung mati.
  2. Agrotis sp. Melakukan penyerangan pada malam dan siang hari. Ada 3 macam ulat grayak/agrotis ini, yaitu:
  • Agrotis segetum, yang berwarna hitam, sering ditemukan didaerah dataran tinggi.
  • Agrotis ipsilon, berwarna hitam kecoklatan, di temukan di daerah dataran tinggi dan rendah
  • Agrotis interjection, berwarna hitam, banyak terdapat di pulau jawa 
3. Pengendalian ulat ini dengan insektisida Dursban 20 EC, dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air. Tiap hectare dapat digunakan 500 liter larutan

4.    Penggerek daun dan penggerek batang
  1. Bagian tanaman jagung yang diserang oleh ulat sesamia inferens dan pyrasauta nubilasis adalah ruas batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung.
  2. Gejala tanaman menjadi layu.
  3. Penanggulangan dengan menggunakan insektisida Azodrin 15 WSC dengan dosis 30 liter dalam 10 liter air.

5.    Ulat tongkol (Heliothis armigera)
  1. Gejalanya dapat dilihat dengan adanya bekas gigitan pada biji dan adanya terowongan dalam tongkol jagung.
  2. Ulat tongkol menyerang/masuk dalam tanaman jagung melalui tongkol, baru memakan biji jagung.
  3. Pengendalian dengan penyemprotan menggunakan Furadan 3G atau dengan membuat lubang dekat tanaman, diberi insektisida dan ditutup lagi.
  4. Dosis yang digunakan 10 gram tiap meter persegi.
  5. Sebaiknya dilakukan pada saat tanaman jagung masih berbunga, jangan menjelang panen, sebab dapat membahayakan kita yang ikut mengkonsumsi jagung karena residu dari insektisida tersebut.
  6. Penyakit pada tanaman jagung, yaitu:

1.    Hawar daun atau karat daun
Penyakit hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a.    Hawar daun turcicum
  • Gejala penyakit ini berupa adanya bercak kecil berbentuk jorong, berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak menjadi besar dan berwarna coklat. Bentuk seperti kumparan, bila parah daun seperti terbakar.
  • Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum.

b.    Hawar daun maydis
  • Gejala yang dialami berupa bercak  coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun.
  • Bila parah dapat sampai ke jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan dapat mati.

c.    Hawar daun corbonum
  • Gejala berupa bercak coklat  muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan mematikan daun.
  • Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola yang tumbuh di daerah yang dingin, bersuhu rendah, lembab dan di daerah dataran tinggi.
  • Pengendalian dengan fungisida atau dengan thiram dan karboxin, serta dengan pengasapan atau perawatan suhu panas selama 17 menit dengan suhu 55 derajat celcius.

2.    Bulai
  • Penyakit bulai pada daun jagung disebabkan oleh cendawan  atau jamur sclerospora maydis
  • Gejala berupa daun tanaman jagung berwarna kuning keputih-putihan bergaris, sejajar dengan urat daun dan tampak kaku.
  • Pencegahan dengan pemberian Ridomil 35 SD pada benih agar tidak tumbuh jamur pada biji jagung.
== JIKA ARTIKEL INI BERMANFAAT, BANTU KLIK SALAH SATU IKLAN DIBAWAH INI.............==

Tanaman jagung yang mengalami kekurangan zat makanan akan mengalami berbagaib gangguan antara lain:

1.    Kekurangan nitrogen (N)
Akibat kekurangan unsure Nitrogen adalah tumbuhan menjadi kerdil, kurus, dan daun berwarna hijau kekuningan. Akibat yang paling parah tumbuhan jagung tidak berbuah.
2.    Kekurangan fosfor (P)
Kekurangan Fosfor juga menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun agak ungu dan kaku. Pertumbuhan tongkol terganggu, sehingga barisan biji tidak teratur.
3.    Kekurangan kalium (K)
Gejala yang tampak adalah ujung bagian bawah daun menguning dan mati. Tumbuhan menghasilkan buah yang kecil dan ujungnya runcing.
4.    Kekurangan Kalsium (K)
Kekurangan kalsium menyebabkan daun mudanya tidak muncul dari ujung tanaman, daun agak kaku, berwarna kuning kehijauan dan kerdil.
5.    Kekurangan Magnesium (Mg)
Tanaman jagung yang kekurangan magnesium, biasanya kerdil, bagian atas daun berwarna kuning. Dengan bergaris-garis tak normal berwarna putih. Daun yang tua berubah warna menjadi ungu kemerahan pada bagian tepid an ujung daun.
6.    Kekurangan belerang (S)
Gejala yang tampak pada tanaman jagung yang kekurangan belerang adalah seluruh daunnya berubah warna menjadi kuning, baik dari daun yang muda sampai yang tua. Gejala lain adalah tubuh tanaman jagung menjadi kerdil dan tidak/terlambat berbunga.
7.    Kekurangan Seng (Zn)
Gelala penyakit ini dilihat setelah tanaman berumur 2 minggu yaitu pada tengah daun terdapat garis kuning sepanjang tulang daun, sedangkan bagian tepi daun tetap hijau
8.    Kekurangan zat besi (Fe)
Gejala penyakit ini dapat dilihat pada daun tanaman jagung bagian atasnya hijau pucat sampai putih di antara urat-urat daun.
9.    Kekurangan tembaga (Cu)
Gejala penyakit ini muncul dengan diawali mengeringnya daun termuda, kemudian tanaman jagung menjadi kerdil dan daun yang tua mati.
Gejala yang lain adalah batang jagung menjadi lunak sehingga mudah bengkok atau roboh terkena angin