Cara Menanam Adas
Persyaratan tumbuh
Tanaman adas dapat tumbuh dari dataran
rendah sampai dataran tinggi (10 – 1.800 m dari pemukaan laut). Di
pulau Jawa adas ditanam pada daerah dengan ketinggian 1.600 – 2.400 m
dpl. Adas memerlukan cuaca sejuk dan cerah (150C – 200C) untuk
menunjang pertumbuhannya, dengan curah hujan sekitar 2500 mm/tahun.
Adas banyak ditemukan di tepi sungai, danau atau tanggul daerah
pembuangan. Adas merupa-kan tanaman khas di palung sungai. Adas akan
tumbuh baik pada tanah berlempung, tanah yang cukup subur dan
berdrainase baik, berpasir atau liat berpasir dan berkapur dengan pH
6,5 – 8,0.
Bahan Tanaman
Tanaman adas diperbanyak se-cara
generatif (benih). Benih di-panen dari buah yang sudah masak dengan
kriteria berwarna hijau terang (masak fisiologis). Tanaman dari famili
Umbelliferrae seperti ke-tumbar, adas biasanya mempunyai daya
berkecambah yang rendah (di bawah 70%). Untuk meningkatkan persentase
berkecambah diperlukan perlakuan (treatment) terhadap benih sebelum
ditanam di antaranya pe-rendaman dalam air selama 24 jam, perendaman
dalam larutan PEG dan KNO3. Kebutuhan bibit/ha adalah sebanyak 0.5 – 1
kg (disemaikan terlebih dahulu) dan 4 – 6 kg apabila ditanam langsung
di lapang.
Budidaya
Pengolahan lahan dimulai dari
pembersihan lahan dari gulma, pen-cangkulan dan penggarpuan yang
dilanjutkan dengan pembuangan sisa-sisa akar tanaman lain. Selanjut-nya
dilakukan pembuatan lubang ta-nam dengan jarak tanam yang biasa
digunakan yaitu (0,5 – 1) x 1 m. Lubang tanam yang telah disiapkan
kemudian diisi dengan pupuk kan-dang sebanyak lebih kurang 100 g/lubang.
Penanaman dilakukan pada permulaan musim
hujan, dimana setiap lubang tanam ditanam 1 bibit. Adas selain
dibudidayakan secara monokultur juga dapat ditanam di lahan-lahan
terbuka yang belum dimanfaatkan, di pematang kebun atau di pinggir jalan
(tumpang sari dengan tanaman lain). Pemeliharaan yang dilakukan
meliputi penyiangan gulma, pemupukan ulang dan pem-berantasan hama dan
penyakit.
Tanaman adas sangat respon ter-hadap
pemupukan N, P dan K. Untuk mendapatkan hasil panen se-besar 113 kg/ha
di India membutuh-kan 27 kg N, 5 kg P dan 17,5 kg K/ha. Sedangkan di
Indonesia untuk mendapatkan hasil panen basah se-besar 900 g/tanaman
dibutuhkan 56,68 kg N, 11,73 kg P dan 30 kg CaO/ha.
Tanaman adas juga sangat respon dengan
irigasi. Pemberian irigasi diperhitungkan dengan stadia per-tumbuhan
tanaman, pengairan di-berikan apabila eoeporimeter menunjukkan defisit
30 – 40 mm. Irigasi yang teratur akan meningkatkan hasil dan mutu buah,
interval pemberian tergantung pada tipe tanah dan kultivarnya.
Panen dan pasca panen
Tanaman adas mulai dipanen pada umur 8
bulan setelah tanam yang ditandai dengan warna buah hijau keabu-abuan
sampai ke-hitaman dan cukup keras apabila dipijit. Buah adas matangnya
tidak serempak, sehingga panennya membutuhkan waktu yang cukup lama (4
bulan) dengan 15 kali pemetikan dalam interval waktu 1 – 2 minggu.
Pemanen dilakukan dengan cara memetik karangan buah yang telah masak,
buah yang masih muda di-tinggalkan untuk periode panen berikutnya.
Buah hasil panen dijemur di bawah sinar
matahari sampai kadar air mencapai 12 – 14%. Buah yang telah
dikeringkan kemudian di-bersihkan dari kotoran tanaman. Pengemasan
dilakukan dalam kan-tong-kantong plastik yang bersih dan disimpan dalam
gudang.
Perubahan komposisi kimia minyak adas
yang disebabkan oleh perlakuan penyimpanan dengan ana-lisis GCMS (Gas
Chromatography Mass Spectrometri), pada minyak adas yang telah disimpan
selama 3 bulan menunjukkan bahwa kom-ponen utamanya yaitu trans-anethol
mengalami oksidasi dan reduksi menjadi p-anisaldehid, anis keton dan
senyawa benzil metilketon. Perubahan komposisi kimia minyak adas
tersebut diperkirakan karena pengaruh cahaya dan oksigen yang terdapat
di udara. Wadah simpan yang digunakan untuk menyimpan minyak adas
tersebut adalah botol yang bening (transparan), yang se-baiknya
digunakan botol yang gelap.
Sumber: MinyakatsiriIndonesia
No comments:
Post a Comment