- PENDAHULUAN
Abon adalah sejenis makanan kering berbentuk serpihan, dibuat
dari daging yang diberi bumbu kemudian digoreng. Pembuatan abon
keluwih sangat membutuhkan keterampilan tangan, terutama dalam
hal meremah keluwih yang berbentuk seperti nangka sampai halus
menjadi abon. Secara keseluruhan pembuatannya cukup sederhana
sehingga memungkinkan setiap orang dapat melakukannya.
-
BAHAN
- Daging sapi atau kerbau 1 kg
- Keluwih muda 4 butir
- Kelapa 2-3 butir
- Minyak goreng 5 ons (2 gelas)
- Bawang merah 1 ½ ons
- Bawang putih ½ ons
- Asam jawa secukupnya
- Lengkuas secukupnya
- Serai secukupnya
- ketumbar 2 sendok makan
- Gula merah 3 ½ ons
- Bawang goreng secukupnya
- Garam 2 ons
- Kemiri (bila perlu) 1 ons
- Daun pepaya atau parutan nenas secukupnya
- Daging sapi atau kerbau 1 kg
- ALAT
- Penggorengan
- Sendok dan garpu
- Kain saring atau ayakan seng
- Pisau
- Panci
- Kompor
- Parutan Kelapa
- Alas perajang (talenan)
- Alat penghancur bumbu (cobek dan ulekan)
- Baskom plastik
- Penggorengan
- CARA PEMBUATAN
- Pilih daging yang lunak dan tidak banyak mengandung lemak
serta serat. Daging bagian punuk, dan paha sangat cocok sebagai
bahan pembuatan abon;
Gambar 1. Daging Bagian Punuk
- Cuci bersih dan bungkus dengan daun pepaya sampai seluruh
permukaan daging tertutup. Diamkan selama kurang lebih 1 jam
sampai daging menjadi lebih lunak. Setelah itu bungkus dibuka.
Dapat juga dilakukan dengan jalan melumuri dengan parutan
nenas, dan diamkan selama sekitar 1 jam, kemudian cuci;
- Kupas keluwih, cuci bersih, potong kecil-kecil, lalu buang
bijinya;
- Rebus daging, keluwih, salam, lengkuas, dan serai sampai
lunak;
- Angkat daging dan keluwih, tiriskan kemudian remah-remah
sampai membentuk hancuran yang berserat-serat;
- Parut kelapa, ambil santan kentalnya sebanyak 1 liter.
(4 gelas);
- Haluskan garam, asam, gula merah, ketumbar, bawang merah,
bawang putih kemudian tumis;
- Rebus remahan daging, keluwih, santan, dan bumbu bersama-sama
sampai santannya habis menguap, kemudian tiriskan;
- Goreng dengan minyak panas sambil terus diaduk sampai daging
berwarna coklat, kemudian tiriskan;
- Peras minyak yang berlebihan dengan kain saring;
- Pisahkan abon daging campur keluwih yang telah terbentuk
dengan garpu. Setelah itu tambahkan bawang goreng secukupnya,
dan aduk sampai rata;
- Kemas dalam kantong plastik, gelas, atau kaleng.
- Pilih daging yang lunak dan tidak banyak mengandung lemak
serta serat. Daging bagian punuk, dan paha sangat cocok sebagai
bahan pembuatan abon;
- DIAGRAM ALIR PEMBUATAN ABON DAGING CAMPUR KELUWIH
- KEUNTUNGAN
- Abon yang dikemas plastik dan disimpan dalam ruangan yang
terlindung dari sinar matahari akan tahan beberapa bulan tanpa
mengalami kerusakan yang berarti.
- Abon campur keluwih memiliki rasa enak walaupun pada proses
pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet.
- Abon campur keluwih dapat meningkatkan nilai ekonomi keluwih walaupun menurunkan harga jual abon.
- Abon yang dikemas plastik dan disimpan dalam ruangan yang
terlindung dari sinar matahari akan tahan beberapa bulan tanpa
mengalami kerusakan yang berarti.
- KERUGIAN
- Penambahan keluwih dapat menurunkan nilai gizi abon.
- Penggunaan daging yang liat, banyak lemak, dan berserat
akan menghasilkan abon yang tidak memenuhi standar yang telah
ditentukan.
Catatan: KOMPONEN NILAI Lemak --- maksimum yang diperbolehkan 30 % Gula --- maksimum yang diperbolehkan 30 % Protein --- yang terkandung 20 % Air --- maksimum yang diperbolehkan 10 % Abu --- maksimum yang diperbolehkan 9 % Aroma, warna dan rasa khas Logam --- berbahaya (Cu, Pb, Mg, Zn dan As) negatif Jumlah Bakteri --- maksimum yang diperbolehkan 3.000/gram Bakteri --- bentuk koli negatif Jamur negatif
- Penambahan keluwih dapat menurunkan nilai gizi abon.
- DAFTAR PUSTAKA
- Astawan, Md. Abon daging campur keluwih. Selera, VIII (12),
Desember 1989: 14 – 15
- Abon. Standar Industri Indonesia (SII) No. 0368-80, 0368-85.
- Astawan, Md. Abon daging campur keluwih. Selera, VIII (12),
Desember 1989: 14 – 15
- KONTAK HUBUNGAN
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl.
Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12910.
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.