Tanaman
terong atau dalam bahasa latin Solanum melongena merupakan tanaman yang tumbuh
di daerah tropis. Budidaya terong sebenarnya tidak terlamapu susah, yang
dibutuhkan hanya niat dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan.
MANFAAT & KEGUNAAN TERUNG
Teruog memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.
Teruog memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.
SEKILAS BUDIDAYA TERONG
Terong sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang
rumit. Terong dapat hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200
dpl dan suhu optimum 18 – 25 derajat Celcius. Untuk pembentukan warna buah ,
terong memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh dengan baik di tanah
lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan PH 5-6. Waktu penanaman
terung yang tepat adalah pada awal musim kemarau.
Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terong lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan.
Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terong lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan.
Terong pada umumnya diperbanyak dengan biji.
Untuk memperoleh biji terong yang betul-betul berkualitas dapat diperoleh
dengan membeli ditoko pertanian. Setiap satu hektar dibutuhkan 150 s/d 500 gram
biji atau tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum ditanam biji
terung disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan
terung, perlu dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah yaitu
penggemburan, pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah
penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi
pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta pemberantasan
penyakit.
Terong pada masa pertumbuhannya tidak terlepas
dari hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman terung antara lain
belalang, kutu daun, kutu trip, kumbang totol hitam, lalat buah, lembing hijau,
penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan ulat tanduk.
Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan virus. Cara
pencegahan hama dan penyakit dengan disemprot bahan kimia.
Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5
bulan sejak tanam. Bila dirawat dengan baik tanaman dapat berproduksi hingga
umur 5-6 bulan. Panen yang baik dilakukan sore atau pagi hari terutama saat
musim kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat karena buah sedang
bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.
SYARAT TUMBUH
§ Dapat
tumbuh di dataran rendah tinggi
§ Suhu
udara 22 – 30o C
§ Jenis
tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik,
aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
§ Sinar
matahari harus cukup
§ Cocok
ditanam musim kemarau
PERSEMAIAN
Budidaya terong secara intensif dimulai dari
persiapan media semai. Benih terong yang akan ditanam harus berasal dari benih
hibrida sehingga hasil yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita melakukan
pemeraman benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24 jam,
kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pukan
(pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida bahan aktif
metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur dapat menghindarkan bibit
dari penyakit dumping off . Hasil campuran media tersebut dimasukkan ke dalam
polybag dengan tinggi ± 8 cm dan diameter 5 cm.
PEMBIBITAN
§ Rendamlah
benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
§ Bungkuslah
benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam
hingga nampak mulai berkecambah
§ Sebarkan
benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
§ Siapkan
campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan benih satu
persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk
kandang halus.
§ Tutup
benih tersebut dengan tanah tipis
§ Permukaan
bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang/ penutup lainnya
§ Setelah
benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
§ Siram
persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya )
§ Perhatikan
serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di perlukan semprot
dengan pestisida
§ Bibit
berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PERSIAPAN LAHAN
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.
PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat
ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong
yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau
mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah
dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi
pertumbuhan awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
§ Waktu
tanam yang baik musim kering, dan air tersedia
§ Pilih
bibit yang tumbuh subur dan normal
§ Tanam
bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
§ Siram
lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase
awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau
disiram dengan gembor. Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap
basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika
tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
PENYULAMAN
§ Sulam
tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
§ Penyulaman
maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS)
§ Lakukan
seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
§ Turus
terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
§ Tancapkan
secara individu dekat batang
§ Ikat
batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
§ Rumput
liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
§ Penyiangan
dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama
dan penyakit dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham
atau penyakit yang menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan
anjuran dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan intensitas serangan dan
kondisi lingkungan.
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari
ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar
tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERONG
H A M A
§ Kumbang
Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
,Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, jika jika diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
,Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, jika jika diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
§ Kutu Daun
(Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Aphis spp sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Contak ” , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik ” Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ‘ misalnya menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap Aphis.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Aphis spp sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Contak ” , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik ” Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ‘ misalnya menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap Aphis.
§ Tungau (
Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik “
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik “
§ Ulat
Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “, jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh penerangan.
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “, jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh penerangan.
§ Ulat
Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
§ Ulat Buah
( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.
PENYAKIT
§ Layu
Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah serangan. Gunakan Bakterisida
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah serangan. Gunakan Bakterisida
§ Busuk
Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
§ Bercak
Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
§ Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
§ Busuk
Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
§ Rebah
Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
PANEN
Panen pertama terong dapat dilakukan saat
tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15 – 18 hst setelah munculnya bunga.
Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum keras, warna buah
mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk
terong jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah
muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong
tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila
dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih
putih bersih.
Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali
sehingga total dalam satu musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi
jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke
delapan biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun kwantitasnya
.
No comments:
Post a Comment