Manfaat Lain Daun Kelor, sebagai penjernih air

PENJERNIHAN AIR DENGAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA)
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera) dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air.
    Cara penjernihan ini sangat mudah dan dapat digunakan di daerah pedesaan yang banyak tumbuh pohon kelor. Bentuk daun, bunga, dan buah kelor dapat
    dilihat pada Gambar.
  3. BAHAN
    Biji kelor yang sudah tua betul dan kering


    Gambar 1. Biji Kelor
  4. PEMBUATAN
    1. Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
    2. Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang
      sempurnanya proses penggumpalan.
    3. Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.
    4. Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta.
      Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
    5. Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
    6. Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.
    7. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
    8. Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
    9. Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.

      Gambar 2. Diagram Proses
  5. KEUNTUNGAN
    1. Caranya sangat mudah
    2. Tidak berbahaya bagi kesehatan
    3. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh (keputih-putihan, kekuning-kuningan atau ke abu-abuan)
    4. Kualitas air lebih baik :
      1. Kuman berkurang
      2. Zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang
      3. Air lebih cepat mendidih
  6. KERUGIAN
    1. Kelor tidak terdapat disemua daerah
    2. Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya.
    3. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil.
  7. DAFTAR PUSTAKA
    Al Azharia Jahn, Samia. Traditional Water Purification in Tropical Developing Countries : Existing Methods and Potential Application. Eschborn : GTZ, 1981.
  8. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
      250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

Menjernihkan Air dengan Kaporit

PENJERNIAHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN DAN BAHAN KIMIA II
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Cara penjernihan air ini hampir sama dengan cara terdahulu. Perbedaan hanya terletak pada susunan penyaring pada bak penampung. (lihat Gambar). Cara penyaringan ini dapat mengurangi kuantitas kuman bakteri dalam air keruh.
  3. BAHAN DAN PERALATAN
    1. Kaporit
    2. Batu kapur
    3. Tawas
    4. Bak penyaring
    5. Pecahan genteng
    6. Pasir
    7. Kerikil
    8. Ijuk
    9. arang
  4. PEMBUATAN
    1. Sediakan kaporit 0,20 gram, batu kapur 2 gram, dan tawas 2 gram. Cairkan bahan tersebut dalam sendok makan.
    2. Sediakan bak air yang dapat menampung air keruh sekitar 20 liter, kemudian kaporit, batu kapur dan tawas yang sudah dicairkan dimasukkan ke dalam bak tersebut dan diaduk 5 menit, didiamkan 10 menit (Catatan : pada waktu diaduk bak harus disumbat)
    3. Setelah didiamkan 10 menit, sumbat dibuka dan alirkan air keruh tersebut ke bak penyaring yang berisi pecahan genting, pasir, kerikil, ijuk dan arang. Tebal pecahan genteng 2-5 cm, pasir 15 cm, kerikil 5 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm dan ijuk lagi 5 cm (lihat gambar).
    4. Air hasil penyaringan ditampung dalam ember atau bak yang bersih.
    5. Air bersih tersebut dituangkan ke dalam tempayan untuk disimpan.
    6. Air bersih siap dipergunakan
    7. Air bersih dituangkan ke dalam ceret, kemudian direbus sampai mendidih yang lamanya sampai kira-kira 30 menit.
    8. Air yang sudah direbus, setelah dingin dituangkan ke dalam gelas. Air bersih dan sehat tersebut siap untuk diminum.
  5. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

Menjernihkan Air dengan Tawas

PENJERNIAHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN DAN BAHAN KIMIA I
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Penjernihan air ini memakai teknologi penjernihan dengan cara kimia dan proses penyaringan. Bahan mimia yang digunakan adalah kaporit, bubuk kapur dan tawas. Bahan-bahan ini mudah didapat di daerah pedesaan atau kota-kota kecil di seluruh Indonesia. Bahan penyaring yang dibutuhkan adalah kerikil, pasir, ijuk dan arang aktif.
  3. BAHAN DAN PERALATAN
    1. 2 (dua) kg arang aktif
    2. 3 (tiga) kg ijuk
    3. pasir halus
    4. batu kerikil
    5. bubuk kapur 10 gram
    6. tawas 10 gram
    7. kaporit 2,5 gram
    8. 2 (dua) buah drum bekas
    9. 2 (dua) buah kran ukuran ½ cm
    Menjernihkan Air dengan Tawas,Menjernihkan Air dengan Tawas,Menjernihkan Air dengan Tawas,Menjernihkan Air dengan Tawas,Menjernihkan Air dengan Tawas,Menjernihkan Air dengan Tawas
  4. PEMBUATAN
    1. Lubangi kedua drum 5 cm dari bagian bawah, dan diberi kran. Drum I untuk bak pengendapan, drum II untuk bak penyaring.
    2. Letakkan drum I lebih tinggi dari drum II hubungkan kedua drum tersebut, lihat gambar.
      Gambar 1. Penyaringan Air Secara Kimiawi
    3. Isilah drum II (bak penyaringan) berturut-turut dengan batu kerikil setebal 5 cm; arang setebal 5 cm; ijuk setebal 5 cm dan pasir halus setebal 15 cm (lihat Gambar 1 dibawah)

    4. Isilah drum I (bak pengendapan) dengan air yang akan dijernihkan. Bubuhi dengan 10 gram tawas (untuk 100 liter air) kemudian aduk selama 5 menit. Tambahkan bubuk kapur sebanyak 10 gram dan kaporit 2,5 gram, kemudian aduk perlahan-lahan selama 2-3 menit. Tujuan mengaduk, agar butir-butir lumpur menjadi besar dan mengendap.
  5. PENGGUNAAN
    1. Lakukan proses pengendapan ini pada waktu malam hari sehingga pada waktu pagu hari, air dapat dialirkan ke bak penyaringan dan siap untuk dipakai.
    2. Buka kran pada bak penyaringan untuk mendapatkan air yang bersih.
  6. PEMELIHARAAN
    1. Bersihkan endapan lumpur pada bak pengendapan sesering mungkin.
    2. Apabila jalan air pada drum/bak penyaringan kurang lancar, cucilah pasir kerikil dan ijuk sampai bersih.
    3. Apabila air bersih yang dihasilkan berbau kaporit sangat tajam, gantilah arang aktif dengan yang baru.
  7. KEUNTUNGAN
    1. apat digunakan untuk air sungai, rawa, sumur,sawah dan telaga.
    2. Menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, tidak asam, tidak payau.
  8. KERUGIAN
    1. Air tidak dapat dialirkan secara teratur.
    2. Hanya dapat menjernihkan air dengan jumlah tertentu saja.
    3. Bak harus sering dibersihkan.
    4. Cara ini tidak dibenarkan untuk air yang tercemar bahan kimia buangan air pabrik.
  9. DAFTAR PUSTAKA
    Water Purification. Joint Program Development Centre, Institute of Technology Bandung and Indonesia Voluntary Workers Agency (BUTSI) of the Department of Manpower Trasmigration and Cooperatives, 1977.
  10. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

Menjernihkan Air secara Tradisional



PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN II
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Cara penjernihan air ini sama dengan cara penyaringan I. Perbedaanya terletak pada penyusunan drum atau bak pengendapan dan bak penyaringan, serta susunan lapisan bahan penyaring.
  3. BAHAN
    1. 10 (sepuluh) kg arang
    2. 10 (sepuluh) kg ijuk
    3. pasir beton halus
    4. batu kerikil
    5. 2 (dua) buah kran 1 inci
    6. batu dengan garis tengah 2-3 cm
  4. PERALATAN
    1. 1 (satu) buah bak penampungan
    2. 1 (satu) buah drum bekas
  5. PEMBUATAN
    1. Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan.
    2. Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar).

      Gambar 1. Penyaringan Air secara Fisis
  6. PENGGUNAAN
    1. Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.
    2. Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak penyaringan air.
    3. Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan aliran yang kecil.
  7. PEMELIHARAAN
    1. Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
    2. Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
    3. Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan dijemur sampai kering.
    4. Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat, kemudian dijemur.
  8. KEUNTUNGAN
    1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa, telaga, sawah dan sumur.
    2. Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.
  9. KERUGIAN
    1. Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.
    2. Bahan penyaring harus sering diganti.
    3. Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum
  10. DAFTAR PUSTAKA
    Water Purification. Joint Program Development Centre, Institute of Technology Bandung and Indonesia Voluntary Workers Agency (BUTSI) of the Department of Manpower Trasmigration and Cooperatives, 1977.
  11. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
==TEKNOLOGI TEPAT GUNA== TERIMA KASIH ATAS SARAN DAN KUNJUNGAN ANDA.............





Cara Sederhana Menjernihkan Air

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Penjernihan air minum secara sederhana ini merupakan penjernihan air dengan cara penyaringan. Bahan penyaringan yang digunakan adalah pasir dan tempurung kelapa.
  3. BAHAN DAN PERALATAN
    1. 2 (dua) drum ijuk
    2. pipa PVC dengan diameter ¾ inci
    3. kran air
    4. pasir
    5. kerikil
    6. potongan bata – cat
    7. gergaji
    8. parang
    9. besi
    10. bor
    11. kuas
    12. ember
    13. cangkul
  4. PEMBUATAN
    1. Membuat pipa penyaringan lihat Gambar 1. :
      1. Ambil 2 pipa PVC diameter 0,75 inci dengan panjang 35 cm.
      2. Pipa PVC dilubangi teratur sepanjang 20 cm.
      3. Bagian dari pipa yang dilubangi dibalut dengan ijuk kemudian ijuk diikat dengan tali plastik
      4. Salah satu ujung pipa dibuat ulir.

        Gambar 1. Pipa Penyaring
    2. Pemasangan pipa penyaring (lihat Gambar 2.).
      Pipa penyaring dipasang pada drum pengendapan dan penyaringan dengan jarak 10 cm dari dasar drum.
    3. Membuat drum pengendapan (lihat Gambar 2 dan 3)
      1. Buat lubang dengan bor besi 10 cm dari dasar pada dinding drum untuk pipa penyaring.
      2. Pasang pipa penyaring yang sudah dibalut pada soket yang sudah tersedia (lihat keterangan No. 2)
      3. Pasang kran
      4. Buat lubang pada dasar drum dengan tutup.

        Gambar 2. Pemasangan Pipa Penyaring
    4. Membuat drum penyaring (lihat Gambar 2 dan 3)
      1. Buat lubang untuk pemasangan pipa penyaring dengan jarak 10 cm dari dasar drum.
      2. Isi drum berturut-turut dengan krikil setebal 20 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm, ijuk 10 cm dan potongan bata 10 cm.
    5. Penyusunan drum endapan dan penyaringan (lihat Gambar 3)
      1. Drum pengendapan dan penyaringan disusun bertingkat.
      2. Kran-kran ditutup dan air diisikan ke dalam drum pengendapan
      3. Setelah 30 menit air dari drum pengendapan dialirkan ke dalam drum penyaringan.
      4. Aliran air yang keluar dari drum penyaringan disesuaikan dengan masukan dari drum pengendapan.

        Gambar 3. Cara Kerja Penyaring Air
  5. KEUNTUNGAN
    1. Air hasil penyaringan cukup bersih untuk keperluan rumah tangga.
    2. Membuatnya cukup mudah dan sederhana pemeliharaannya.
    3. Bahan-bahan yang digunakan mudah didapatkan di daerah pedesaan.
  6. KERUGIAN
    1. Pemeliharaan memerlukan ketelitian dan cukup memakan waktu seperti :
      1. Drum pengendapan dan drum penyaring harus dibersihkan, jika aliran air yang keluar kurang lancar. Ijuk, kerikil, potongan bata, pasir dicuci bersih, kemudian dijemur sampai kering.
      2. Arang tempurung biasanya paling lama 3 bulan sekali harus diganti dengan yang baru.
      3. Tidak bisa digunakan untuk menyaring air yang mengandung bahan-bahan kimia seperti air buangan dari pabrik, karena cara ini hanya untuk menyaring air keruh, tapi bukan menyaring air yang mengandung zat kimia tertentu.
    2. Untuk keperluan air minum harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih.
  7. DAFTAR PUSTAKA
    Penjernihan Air. Bandung : Puslibang Fisika Terapan
  8. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 / Cisitu 21/154-D – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.




ALAT PENCABUT BULU AYAM


1. FUNGSI : Melepaskan bulu ayam dari tubuhnya.

2. CARA KERJA
Ayam direndam dalam air hangat terlebih dahulu.
Hidupkan motor.
Masukkan ayam kedalam alat selama 15 menit.
Selesai bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama

3. SPESIFIKASI
Dimensi alat : Diameter selinder = 48 cm; P = 82 cm; L = 51 cm; T = 95 cm
Berat : 15 kg
Tenaga penggerak : Motor bensin 3,5 HP
Kapasitas kerja : 6 ekor/proses.
Operator : 1 orang
Bahan : Alumunium, besi siku.

4. KONTAK HUBUNGAN

Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001

Sumber : Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi Produk, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI

BACA JUGA :
SEJARAH AYAM BANGKOK
CARA MELATIH AYAM BANGKOK
MEMBUAT PAKAN AYAM BANGKOK
MEMBEDAKAN ANAK AYAM BETINA DAN JANTAN
MEMBUAT PAKAN CAMPURAN UNTUK AYAM
CARA MEMILIH INDUKAN AYAM BURAS
CARA BETERNAK AYAM PEDAGING
CARA BETERNAK AYAM PETELUR
ALAT PENCABUT BULU AYAM

Manfaat Bambu sebagai Pompa Air

TTG - PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI

POMPA BAMBU
PENDAHULUAN
Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah.
URAIAN SINGKAT
Pembuatan pompa bambu ini mudah dan sederhana. Bahan dan alat juga dapat diperoleh dengan mudah. Pompa bambu ini menghisap air dari dalam sumur, dan menekan/mendorong air ke bak penampungan. Pompa bambu terdiri dari : bambu; tabung piston; pengungkit; bambu penghubung dengan
klep dan dudukan pompa.
BAHAN
2 (dua) batang bambu yang tua dan kering.
Kayu keras ukuran 6 x 12 cm, panjang 1,5.
Kayu keras ukuran 3 x 2 cm, panjang 2,5 m.
Kayu keras bentuk silinder (diameter sama dengan bambu).
Kayu ukuran panjang 1 m, lebar 4 cm dan tebal 4 cm.
Kulit lunak yang telah dimasak, diameter 20 cm.
Meni.
Cat.
Paku kecil (0,1 inci) ukuran 2 cm, 5 cm dan 15 cm.
Tali ijuk.
Kawat ban bekas mobil diameter 5 cm sebanyak 2 buah.
Seng tipis.
Baut dan mur ukuran 3/8 inci 1 buah, panjang 20 cm dan 1 cm.
Bambu kecil diameter 5 cm, panjang 10 cm 3 buah.
PERALATAN
Gergaji
Pisau raut
Pahat
Sugu
Tali ijuk atau tali plastik
Golok/parang
Kikir kayu atau parut
Catut/gegep
Paku
Palu
PEMBUATAN
Membuat sumur
buat sumur dengan diameter 1 m dan kedalaman 7 m
kedalaman air sumur 2 m
tinggi bibir sumur 1 m
Bentuk dasar pompa bambu (Gambar 1)
bambu I : panjang sama dengan kedalaman sumur
bambu II : untuk tabung piston, yang di dalamnya terdapat piston
bambu III : untuk menyalurkan air ke bak penampungan
Bambu I, II, dan III dihubungkan dengan bambu kecil yang mempunyai kelep karet. (Gambar 1.)
Komponen pompa bambu
Pompa bambu terdiri dari bambu, piston, pengungkit, bambu penghubung dengan kelep, dan dudukan pompa. Potong bambu 7,6 meter, kemudian buat lubang untuk menempelkan bambu penghubung dengan jarak 20 cm dari atas (Gambar 2).

Gambar 1. Bentuk Dasar Pompa Bambu

Gambar 2. Pembuatan Bambu I
Ukuran untuk tabung piston (bambu II) (lihat Gambar 3a; 3b). Potong bambu untuk menyalurkan air ke bak penampungan (bambu III).
Gambar 3a Gambar 3b


Gambar 3a. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Satu Ruas
Gambar 3b. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Dua Ruas
Keterangan :
Lubang I = menghubungkan dengan bambu I
Lubang II = menghubungkan dengan bambu III
Panjang bambu III (Gambar 4) tergantung pada tingginya bak penampung, sedang panjang dari bambu ke bak tergantung pada jarak sumur ke bak penampung.
Gambar 4. Pembuatan bambu III
Keterangan :
Lubang 1 = menghubungkan dengan bambu II
Lubang 2 = menghubungkan dengan bak penampungan
Membuat bambu penghubung dan kelepnya:
Bambu kecil diameter 4 cm, panjang 10 cm, harus pas betul dengan lubang-lubang yang ada di bambu I, II, III. (Gambar 5).

Gambar 5. Cara Pembuatan Bambu Penghubung
Cara membuat kelep seperti Gambar 6.

Gambar 6. Cara Membuat dan Memasang Klep
Membuat piston
Piston terdiri dari : tangkai piston; kayu piston bagian atas dan bawah; dan kulit piston. Lihat Gambar 7.

Gambar 7. Piston
Tangkai piston, ukuran tangkai piston : lebar 6 cm; tebal 3 cm dan panjang 42 cm. Cara membuatnya lihat Gambar 8.

Gambar 8. Tangkai Piston
Kayu biston bagian atas dan bawah merupakan 2 silinder kayu dengan diameter 7,5 cm dan 7 cm, tebal 2 cm. Bagian tengah diberi lubang
dengan diameter 1,5 cm. Lihat Gambar 9.

Gambar 9. Kayu Piston
Dibutuhkan 2 kulit piston (atas, bawah dang tengah). Kulit piston bagian atas dan bawah berdiameter 7,5 cm. Kulit piston bagian tengah berdiameter 12,5.
Cara memasang piston lihat Gambar 10.

Gambar 10. Cara Pemasangan Piston
Keterangan :
Kayu piston bagian atas 4. Kulit piston bagian bawah
Kulit piston bagian atas 5. Kayu piston bagian bawah
Kulit piston bagian tengah 6. Paku penguat
Membuat pengukit pompa
Kayu pengungkit pompa berukuran panjang 1 m (100 cm); lebar 6 cm dan tebal 4 cm.
Cara buat lihat Gambar 11

Gambar 11. Pengungkit Pompa.
Membuat dudukan pompa
Bahan kayu ukuran 6 x 12 cm, panjang 1 m, 35 cm dan 15 cm dudukan pompa terdiri dari kayu mendatar untuk menempel bambu-bambu I, II, III.
Kayu tegak untuk pengungkit. (Gambar 12, 13)

Gambar 12. Membuat Dudukan Pompa

Gambar 13. Merangkai Dudukan Pompa
Merangkai pompa bambu. (Gambar 14)

Gambar 14. Merangkai Pompa Bambu
PENGGUNAAN
Pemompaan harus teratur dan hati-hati
Pompa dipakai setiap hari
KEUNTUNGAN
Daya tahan pompa cukup lama
Kapasitas air yang diperoleh cukup besar
Air yang terhisap ke atas jernih
KERUGIAN
Apabila bahan yang digunakan (bambu) tidak cukup tua, kering dan tebal, akan mengakibatkan kerusakan pada rangkaian bambu. Kerusakan tersebut akan menyebabkan konstruksi dari bambu-bambu tersebut berubah dan tidak berfungsi lagoi.
DAFTAR PUSTAKA
Kismosudirdjo, Prijono. Pompa bambu. Bandung : Terate, 1982, 35 hal.
Pompa bambu ini pernah dicoba dan banyak dipakai di Daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
INFORMASI LEBIH LANJUT
Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.

Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.