Showing posts with label tanam gigi. Show all posts
Showing posts with label tanam gigi. Show all posts

Cara Tanam Gigi Palsu di Gusi

Tanam Gigi di Gusi

Cuplikan wawancara majalah Tempo dgn drg. Djoko Micni, SpBM, FICOI
Telah ada gigi palsu serasa asli dengan cara implan. Teknologi terbaru ”penanaman”-nya memungkinkan pemasangan lebih cepat, yaitu hanya beberapa hari.
Nicky Hogan pernah punya rutinitas yang merepotkan. Setiap malam menjelang tidur, pria 41 tahun ini harus mencopot dan membersihkan gigi palsunya. ”Kadang sehabis makan untuk membersihkan sisa makanan yang tertinggal,” kata karyawan sebuah perusahaan sekuritas di Jakarta ini Rabu pekan lalu.
Itu cerita dua tahun lalu, ketika dia masih menggunakan gigi palsu lepasan, pengganti tiga biji gigi gerahamnya, yang dikaitkan di gusi. Kini kerepotan itu tak ada lagi. Nicky hanya perlu menggosok gigi dan menggunakan obat kumur sekurang-kurangnya dua kali sehari. Padahal Nicky masih bergigi palsu. Tapi gigi palsunya bukan sembarangan. Ketiga gigi gerahamnya terpasang dengan teknik implan alias tanam. ”Sama sekali tidak ada masalah, seperti gigi asli saja,” katanya.
Dental implant atau gigi implan adalah teknik ”menanam” gigi pada tulang rahang. Hebatnya, gigi ini dapat berdiri sendiri tanpa mengganggu gigi lain. ”Paling mirip dengan gigi asli, paling andal saat ini,” kata Djoko Micni, dokter gigi spesialis bedah mulut dan implan, pendiri Dentia Dental Care Center, Jakarta.
Gigi implan ditanam di rahang atas atau bawah. Ketika teknik implan ini mulai masuk Indonesia pada 2000, waktu yang dibutuhkan dari pemasangan implan gigi hingga berfungsi penuh adalah 3-4 bulan, karena menunggu akar gigi menyatu dengan tulang sebelum mahkota gigi dipasang.
Dengan teknologi yang sekarang—yang dinikmati Nicky—akar gigi dan penampang untuk mahkota gigi dapat dipasang langsung, sehingga waktu yang dibutuhkan relatif singkat, yakni 1-4 hari (lihat infografis ”Cara Menanam Gigi”). ”Tapi ada syarat-syaratnya,” kata dokter gigi ahli bedah mulut Peter Agus, yang merupakan konsultan spesialis bedah mulut dan maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya. Kepadatan (densitas) tulang harus keras, dan pada gigi yang digantikan tidak terdapat kelainan akar gigi seperti abses, granuloma (tumor jaringan ukuran kecil), dan kista.
Gigi implan dapat digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang, misalnya akibat tanggal, atau berlubang yang sudah tanpa akar. Gigi implan ini tidak perlu dilepas seperti gigi palsu lepasan ataupun gigi tiruan cekat (crown and bridge porselen) karena memiliki akar yang ditanam dalam tulang.
Posisi gigi implan pada gusi ini pun lebih stabil. ”Dapat dipakai hingga akhir hidup,” kata Peter Agus. Jangka waktu pemakaian gigi implan bisa mencapai 20 tahun.
Sejauh ini, tingkat keberhasilan pemasangan gigi implan cukup tinggi. Menurut Djoko Micni, keberhasilannya mencapai 95 persen bila implan dipasang di rahang bawah dan 85 persen di rahang atas—karena tingkat kesulitannya lebih besar. Menurut Peter Agus, rata-rata keberhasilannya 80 persen. ”Kegagalan terjadi karena kurangnya kompetensi dokter, bisa juga karena pasien tidak mengikuti anjuran dokter,” ujarnya.
Ada prasyarat kesehatan bagi pasien implan gigi, yaitu tulang rahang cukup tebal dan kebersihan mulut baik. Tingkat keberhasilan pemasangan gigi implan menurun bila pasien menderita diabetes melitus atau osteoporosis, kesehatan gigi dan mulut jelek, gigi banyak yang terkikis (atrisi), mengerat waktu tidur (brukisme), perokok dan peminum, serta dalam keadaan hamil. Dan teknik ini baru bisa diterapkan bagi orang berusia di atas 17 tahun, karena di usia itu pertumbuhan tulang rahang sudah berhenti. ”Bila tulang masih tumbuh, implan bisa tenggelam oleh tulang,” kata Djoko Micni.
Keberhasilan pemasangan implan gigi juga ditentukan sang dokter. Dokternya tidak boleh sembarangan, harus berkualifikasi sebagai dokter spesialis bedah mulut, dokter spesialis gusi (prostho), dan dokter gigi yang masuk FISID (Fellowship Indonesian Society of Implant Dentistry). ”Saat ini ada sekitar 50 dokter di Indonesia yang memenuhi syarat ini,” kata Peter Agus.
Proses pemasangan gigi implan butuh biaya mahal, yaitu Rp 10-15 juta per satu gigi. Nicky berseloroh, ”Hanya seribu per gigi, kok.” Maksud dari ”seribu” adalah US$ 1.000. Biaya ini jauh lebih mahal dibanding gigi palsu biasa komplet, yang berkisar Rp 2 juta per gigi.
Meski demikian, permintaan pemasangan gigi implan cukup tinggi, terutama di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Malang, juga di Bali. Di Surabaya, misalnya, dalam satu minggu Peter Agus menerima rata-rata dua-empat orang yang berkonsultasi tentang pemasangan. ”Dalam satu bulan minimal dua pasien kami pasangi gigi implan,” katanya. Secara umum implan gigi itu untuk menggantikan gigi geraham belakang pada pasien yang rata-rata berusia 40 tahun ke atas.
Gigi ompong memang sebaiknya diganti, kecuali orang yang bersangkutan sudah terlalu tua. ”Karena ada fungsi yang hilang,” kata Djoko Micni. Setidaknya fungsi kunyah dan estetika ikut tanggal. Ada juga dampak sampingan dari kehilangan gigi, yakni mengganggu proses buka-tutup mulut yang mempengaruhi artikulasi. Gangguan itu bisa menjalar ke sendi rahang, yang juga bisa mengakibatkan nyeri, sakit kepala, bahkan yang paling ekstrem adalah sendi terkunci hingga mulut tak bisa dibuka.
Kebutuhan penggantian gigi itulah yang mendorong perkembangan teknologi dari gigi palsu biasa sampai gigi implan. Perkembangan gigi implan sendiri sudah berakar lama, yakni sejak Dr Branemark menggunakan bahan pelat titanium untuk memperbaiki kerusakan tulang dengan menambah tandur alih tulang (bone graft) di laboratorium Universitas Kota Lund, Swedia, pada 1952. Percobaan itu membuktikan kerusakan tulang dapat pulih tanpa ada penolakan terhadap bahan titanium, sehingga tulang yang sehat dengan titanium implan menyatu.
Pertama kali gigi implan diaplikasikan pada penderita yang tidak bergigi sama sekali pada 1965. ”Penelitian penggunaan selama lima tahun, 90 persen sukses,” ujar Peter Agus. Gigi implan berkembang pesat sejak 1993. Saat ini lebih dari 100 industri gigi implan bertebaran di Amerika Serikat, seperti Nobel Biocare, Straumann, 3i, Zimmer, BioHorizons, AstraTech, Ankylos, Implant Direct, Lifecore, dan Biolock.
Gigi implan sudah masuk Indonesia pada 2000, tapi baru marak belakangan setelah informasi melalui Internet meluas. ”Dulu informasi implan terbatas di kalangan dokter,” kata Djoko Micni. Dalam waktu dua tahun ini, orang makin berminat karena waktu tanamnya juga cepat.
Harun Mahbub
Cara Menanam Gigi
Gigi implan ditanam pada rahang bawah atau rahang atas.
1. Dilakukan dengan pembedahan minor dan bius lokal sekitar setengah jam. Gusi dibuka, dibuat lubang di bagian tulang dengan ukuran 3-4 milimeter.
2. Pengganti akar gigi yang ditanam, disebut body implant, berbentuk silinder dari bahan titanium dengan diameter 1,8-4,3 milimeter dan panjang 10-18 milimeter. Ditanam dengan kedalaman yang bergantung pada kemampuan gusi menahan beban dan ketebalan tulang.
* Bahan titanium dipilih karena bersifat bio inner, yakni tidak dianggap benda asing oleh tubuh, tahan korosi, dan dapat membentuk lapisan titanium oksida yang tidak larut dalam cairan tubuh. Itu mencegah lepasnya ion logam yang dapat bereaksi dengan jaringan tubuh.
* Bahan titanium ini juga digunakan untuk abutment, yakni bagian lain dari gigi implan, yang dipasang pada body implant sebelum mahkota gigi.
3. Abutment dipasang pada body implant. Prosesnya cepat, sekitar 10 menit.
4. Setelah body implant tertanam, selanjutnya menunggu body implant menyatu dengan tulang (osseointegration). Tunggu 1-4 hari untuk pemasangan mahkota gigi. Paling lama butuh dua menit untuk satu gigi.
sumber dari www.majalah.tempointeraktif.com