Showing posts with label ayam kampung. Show all posts
Showing posts with label ayam kampung. Show all posts

Beternak Ayam Kampung

Ayam kampung  adalah unggas yang biasa dipelihara orang pada umumnya, hampir tiap keluarga di pedesaan memiliki ayam kampung. namun begitu cara berternaknya masih menggunakan tradisional dengan jumlah ayam pun relatif kecil
sedangkan untuk menjadikan beternak ayam kampung ini sebagai bisnis maka diperlukan beberapa aspek dalam tahapannya
1.   Bibit Ayam Kampung
Bibit yang baik akan mempengaruhi keberhasilan sampai 30% .
Bibit bisa diperoleh dengan cara menyeleksi ayam unggul untuk dijadikan indukan yang kemudian indukan ini akan menghasilkan anak ayam unggulan. atau bisa juga dengan cara membelinya langsung dari pembibit.
Kriteria anak ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut :
berdiri tegap,
Sehat dan tidak cacat, ‘
Mata bersinar,
Pusar terserap sempurna,
Bulu bersih dan mengkilap,
Tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.

2.   Pakan
Seperti halnya bibit anak ayam, pakan juga sangat berpengaruh akan keberhasilan peternakan sebesar 30% .
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain :
Konsentrat,
Dedak,
Jagung,
Pakan alternatif seperti makanan sisa atau sisa sampah pasar seperti sayuran dan ikan
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.

3. Kandang
Untuk mendapatkan hasil yang masksimal dalam budidaya ternak ayam kampung salah satunya di dukung dari kelayakan kandang yang baik. berikut adalah tatacara pengolahan kandang ayam :
Syarat kandang yang baik :
Jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m,
Tidak lembab,
Sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik.
Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang :

Tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang.
Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm.
Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar.

Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.

4. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat.
Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
 Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
Melakukan vaksinasi secara teratur
Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
Manajemen pemeliharaan yang baik
Kontrol terhadap binatang lain
Berikut kami uraikan beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a.  Tetelo (ND)
Penyebab        : Paramyxivirus
Gejala               : Ngorok dan batuk-batuk,Gemetaran,Kepala berputar-putar,Kelumpuhan pada kaki dan sayap,Kotoran berwarna putih kehijauan.
Pengendalian :  Vaksinasi secara teratur,Sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
b.    Gumboro (gumboro disease)
Penyebab        :  Virus
Gejala               : Ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri,Sangat lesu,Lemah dan malas bergerak,Diare putih di sekitar anus.
Pengendalian :  Vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
c.     Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab        :  Cacing
Gejala               :  Pertumbuhan terhambat,Kurang aktif,Bulu kelihatan kusam.
Pengendalian :  Pemberian obat cacing secara berkala,Sanitasi kandang yang baik,Penggantian litter kandang secara berkala, danMencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan    : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya

d. Berak kapur (Pullorum)
Penyebab        :  Bakteri Salmonella pullorum
Gejala            :  Anak ayam bergerombol di bawah pemanas,Kepala menunduk,Kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus.
Pengendalian :  Mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini,Fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang.
Pengobatan    : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn  atau lainnya

e. Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab        :  Protozoa Eimeria sp.
Gejala           :  Anak ayam terlihat sangat lesu,Sayap terkulai,Kotoran encer yang warnanya coklat campur darah,Bulu-bulu disekitar anus kotor,Ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pengendalian :  Mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan    : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya

Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu.

Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak.

Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.


Sumber : sentralternak.com