- PENDAHULUAN
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan
perabotan rumah tangga.
Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.
Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.
Ada 7 cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara tersebut yaitu :
- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
- Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
- Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
- Bak penampungan sumber air/mata air
Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum, genteng dan bambu semen. Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah tercemar.
- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- URAIAN SINGKAT
Pipa bambu dapat digunakan untuk menyalurkan air di daerah pedesaan. Pipa bambu dapat digunakan sebagai pengganti pipa jenis lain yang sulit diperoleh
di pedesaan.
- BAHAN DAN PERALATAN
- Bambu
- Pahat
- Palu
- Bambu
- PEMBUATAN
- Hilangkan sekat pada ruas bambu, dengan pemotongan bentuk
huruf V
- Kemudian sekat dihilangkan dengan pahat
- Penyampungan pipa dilakukan dengan menumpangkan ujung pipa
bagian hilir.
- Ujung-ujung tersebut dipotong miring agar mudah menumpangkannya
(Gambar 1).
Gambar 1. Pemasangan Pipa Bambu
- Hilangkan sekat pada ruas bambu, dengan pemotongan bentuk
huruf V
- PENGGUNAAN
Cara ini digunakan untuk penyambungan yang tidak seberapa jauh jaraknya yaitu jarak antara sumber air ke pemukiman. (Gambar 2 dan 3).
Gambar 2. Penyaluran Air Bersih
Gambar 3. Penyaluran Air untuk Konsumen
- PEMELIHARAAN
Harus diperhatikan lubang pada pipa penyambungan, karena mudah mengalami kebocoran.
- KEUNTUNGAN
- Tekanan dalam pipa sama dengan di luar pipa.
- Bahan mudah didapat
- Pengerjaannya sangat mudah
- Tekanan dalam pipa sama dengan di luar pipa.
- KERUGIAN
- Tidak dapat dipendam dalam tanah
- Hanya dapat dipasang di lembah dengan mengikuti bentuk
permukaan tanah
- Air mudah dicuri di tengah jalan
- Air mudah tercemar udara sekitar
- Pipa mudah lapuk karena kena sinar matahari dan hujan
- Banyaknya air yang tumpah dari lubang-lubang pipa yang
disebabkan oleh kemiringan pipa yang berubah.
- Pipa mudah pecah
- Tidak dapat dipendam dalam tanah
- DAFTAR PUSTAKA
- Partono. Teknologi tepat guna dengan bahan dasar bambu.
TEKNA 1 (2) September 1988, p. 7-10.
- Penyediaan dan pengelolaan air bersih dari sumber mata
air. Warta air dan sanitasi, 2, 1989, p. 6-9.
- Partono. Teknologi tepat guna dengan bahan dasar bambu.
TEKNA 1 (2) September 1988, p. 7-10.
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
Membuat Instalasi Air Sederhana
Penyimpan Air Sederhana, BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN
BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500
LITER)
- PENDAHULUAN
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan
perabotan rumah tangga.
Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.
Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.
Ada 7 cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara tersebut yaitu :
- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
- Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
- Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
- Bak penampungan sumber air/mata air
Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum, genteng dan bambu semen. Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah tercemar.
- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- URAIAN SINGKAT
Bambu selain dipakai untuk bahan bangunan dapat juga dipakai sebagai bak penampung air dengan istilah Bambu Semen. Konstruksi tulangnya dibuat dari bambu serta dilapisi oleh adukan mortar semen dan pasir.
- BAHAN DAN PERALATAN
- 9 (sembilan) sak semen.
- 1m 3 pasir.
- 0,2 m 3 kerikil.
- 12 (duabelas) batang bambu.
- 1 (satu) buah stop kran.
- 1 (satu) buah Elbog.
- 1 (satu) buah Pipa pengambilan.
- 1 (satu) buah Pipa pengurasan.
- 1 (satu) buah Pipa peluap.
- 1 (satu) buah Botol plastik.
- Pipa pengukur, lot, kerekan, snar.
- Saringan kasa nyamuk 100 cm 2.
- Ijuk penyaring ½ kg.
- Gedeg (anyaman bambu).
- Papan.
- Ember.
- Tali.
- Sarung tangan.
- 9 (sembilan) sak semen.
- PEMBUATAN
- Kerangka
Sebelum mulai dengan pemasangan kerangka tulangan, potongan bambu dibelah menjadi bagian-bagian selebar 1-1,5 cm dan dibuat anyaman berlubang mata jala 3,5 – 4 cm.
Pembuatan kerangka dibedakan atas 3 bagian :
- Tulangan dinding :
- tulangan tegak
- tulangan mendatar
- tulangan tegak
- Tulangan dasar :
- tulangan membujur
- tulangan melintang
- tulangan membujur
- Tulangan tutup :
Sama dengan tulangan dasar ukuran dari masing-masing tulangan seperti terlihat pada Gambar 1, 2, 3, dan 4.
Gambar 1. Rangka Anyaman Tangki Bambu Semen Kapasitas 2.500 liter
Gambar 2. Rangka Pondasi Anyaman Bambu Kapasitas 2.500 liter
Gambar 3. Rangka tutup tangki bambu semen kapasitas 2.500 dan 10.000 liter
Gambar 4. Potongan Tangki Bambu Semen Kapasitas 2.500 liter
- Tulangan dinding :
- Perakitan
Untuk membuat kerangka dengan bentuk silindris yang bagus, buat dulu garisan berbentuk lingkaran di tanah. Kemudian letakkan kerangka dasar di atas lingkaran tadi. Kerangka dinding ditumpangkan di atas kerangka dasar dengan membentuk lingkaran seperti yang terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Perakitan Kerangka Silindris
- Plasteran
- Sebelum plasteran dimulai, buat pondasi dengan ukuran
seperti Gambar 6 dan 7.
Gambar 6. Pondasi tangki bambu semen kapasitas 2.500 Liter
Gambar 7. Plesteran Pondasi
- Kerangka yang sudah jadi diselimuti dengan anyaman
bambu (gedeg) sebelah luarnya diberi penguat dengan beberapa
bilah papan (Gambar
8).
Gambar 8. Kerangka Anyaman Bambu
- Kerangka yang terbungkus rapi diletakkan di atas plasteran
dasar tangki (Gambar 9). Kemudian plesteran pertama dilakukan
dari sebelah dalam kerangka setelah ditunggu selama 2
jam supaya agak kerinng, barulah bungkus gedeg dibuka
dibiarkan terbuka selama 1 jam, baru pekerjaan plaster
dinding bagian luar bisa dimulai (Gambar 10 dan 11).
Gambar 9. Kerangka di atas Plesteran
Gambar 10. Plesteran Dinding Luar
Gambar 11. Plesteran Dinding Luar
- Sebelum plasteran dimulai, buat pondasi dengan ukuran
seperti Gambar 6 dan 7.
- Kerangka
- PENGGUNAAN
Pengambilan air dilakukan melalui kran.
- PEMELIHARAAN
- Talang harus selalu bersih dari sampah dan kotoran tikus
atau burung, tidak bocor, serta berfungsi baik untuk mengalirkan
air ke bak penampungan air hujan.
- Bersihkan saringan atau lobang tempat masuk air dari sampah
atau kotoran.
- Periksalah keadaan dinding dan pondasi bak, apakah terdapat
kebocoran yang dapat menyebabkan air merembes ke luar. Amati
apakah terdapat jentik nyamuk di dalam bak. Jika ada jentik
nyamuk, bak dikuras (upayakan pengurasan pada musim hujan)
dan tutup lobang tempat masuknya nyamuk.
- Pada dasar bak harus ada air yang tertinggal, agar bak
tidak pecah atau retak.
- Saluran pembuangan air limbah berfungsi baik, tidak terdapat
genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk.
- Talang harus selalu bersih dari sampah dan kotoran tikus
atau burung, tidak bocor, serta berfungsi baik untuk mengalirkan
air ke bak penampungan air hujan.
- PERBAIKAN
- Perbaiki segera dinding lantai yang retak atau bocor dengan
campuran semen dan pasir 1:2. Selama perbaikan usahakan agar
dinding bak tetap dalam keadaan basah dengan memercikkan air
pada dinding agar bak tidak retak atau pecah.
- Ganti pipa atau kran yang rusak atau bocor.
- Ganti atau tambal talang air yang rusak atau bocor.
- Buatkan saluran baru atau perbaiki saluran lama, jika saluran
pembuangan air limbah tidak berfungsi dengan baik.
- Perbaiki segera dinding lantai yang retak atau bocor dengan
campuran semen dan pasir 1:2. Selama perbaikan usahakan agar
dinding bak tetap dalam keadaan basah dengan memercikkan air
pada dinding agar bak tidak retak atau pecah.
- KEUNTUNGAN
- Persediaan air dapat dimanfaatkan dalam waktu yang cukup
lama.
- Pemeliharaan mudah.
- Bisa dimanfaatkan untuk beberapa keluarga.
- Persediaan air dapat dimanfaatkan dalam waktu yang cukup
lama.
- DAFTAR PUSTAKA
- Rolloos, Hans. Tangki air hujan bambu semen. Bandung :
Institut Teknologi Bandung.
- Bak penampungan air bambu semen. Yogyakarta : Yayasan Dian
Desa.
- Rolloos, Hans. Tangki air hujan bambu semen. Bandung :
Institut Teknologi Bandung.
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
Membuat Penampungan Air, Drum kerangka kawat
PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI
DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER)
- PENDAHULUAN
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan
perabotan rumah tangga.
Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.
Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.
Ada 7 cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara tersebut yaitu :
- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
- Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
- Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
- Bak penampungan sumber air/mata air
Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum, genteng dan bambu semen. Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah tercemar.
- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- URAIAN SINGKAT
Drum kerangka kawat yaitu drum yang dibuat dengan cara memberi kerangka kawat sebagai penguat atau pemberi bentuk pola dasar. Kerangka tersebut ditutup dengan adonan semen, pasir beton dan air.
- BAHAN DAN PERALATAN
- Semen.
- Pasir beton 10 ember kecil.
- Kawat beton 60 meter.
- Kawat ayam ukuran lebar 1 meter sepanjang 5 meter.
- Kran air dan pipa ukuran ¾ inci.
- Tali kawat 1 kg.
- Sendok adukan besar.
- Sendok adukan kecil.
- Tang dan palu.
- Skop, pacul dan penyaringan pasir.
- Semen.
- PEMBUATAN
- Pemotongan kawat beton
- Ukuran tinggi drum diperlukan 21 potong kawat beton
dengan panjang 1,02 meter. Bagian ujung atas dilekukan
sepanjang 2 cm dan bagian ujung bawah sepanjang 5 cm.
- Badan drum dibuat dari 10 potong kawat berukuran 2-5
cm, dibentuk menjadi 10 lingkaran masing-masing berdiameter
65 cm.
- Dasar drum dibuat dari 5 potong kawat dengan ukuran
205 cm, 172,90 cm, 141,50 cm; 110 cm dan 78,70 cm dan
dibentuk lingkaran masing-masing berdiameter 65,55; 45,35
dan 25 cm. Dengan bantuan penguat 2 potong kawat yang
dipasang silang masing-masing panjang 65 cm untuk dasar
drum. Gambar 1,2, dan 3.
Gambar 1. Ukuran Drum Air dari Ferrocement
Gambar 2. Ukuran Drum
Gambar 3. Diameter Drum
- Ukuran tinggi drum diperlukan 21 potong kawat beton
dengan panjang 1,02 meter. Bagian ujung atas dilekukan
sepanjang 2 cm dan bagian ujung bawah sepanjang 5 cm.
- Pembuatan kerangka
Potongan-potongan kawat tersebut di atas dibentuk dengan menggunakan tali kawat. Jarak antara satu dengan lainnya 10 cm (10 x 10 cm). (Gambar
4).
Gambar 4. Pembuatan Kerangka
- Pemasangan kawat
Potongan kawat ayam dipasang dibagian dalam dan luar drum masing-masing berukuran 2,05 x 1 meter. Tali kawat dipakai untuk mengikat pada bagian-bagian yang diperlukan, untuk membuat ketebalan kerangka rata-rata 1,5-2 cm (Gambar 5 dan 6).
Gambar 5. Pemasangan Kawat
Gambar 6. Ketebalan Kerangka
- Pemasangan kran air dan pipa pembersih
Kran dipasang 15 cm di atas dasar drum. Pada dasar drum dipasang pipa pembersih tepat di bawah kran air. Lihat Gambar 7.
Gambar 7. Pemasangan Kran
- Plasteran/Pengacian
- Plasteran dilakukan 2 kali
Plaster I : dilakukan di antara 2 kawat ayam dengan adukan semen, pasir dan air : 2:6:5 tebal kurang lebih 2 cm.
Plaster II : berfungsi untuk menghaluskan plasteran I dengan adukan semen dan air 4 : 10, tebal 0,50 cm bagian dalam, dan 0,50 cm bagian luar.
- Jadi tebal keseluruhan setelah plasteran I dan II menjadi
2,5 sampai 3 cm. Kemudian supaya licin seluruh permukaan
diamplas.
- Plasteran dilakukan 2 kali
- Pemotongan kawat beton
- KEUNTUNGAN
- Tidak mudah pecah, karena kerangka dibuat dari kawat.
- Pemakaiannya cukup lama.
- Perawatan mudah.
- Dapat menyimpan air dalam jumlah besar.
- Tidak mudah pecah, karena kerangka dibuat dari kawat.
- KERUGIAN
Apabila plasteran tidak rata dan kerangka kawat masih kelihatan, maka dalam pemakaiannya kawat akan mudah karatan, sehingga air yang tersimpan akan tercemar dan mengganggu kesehatan.
- DAFTAR PUSTAKA
- Ferro Cement untuk Wadah Air. Bandung : Pusat Informasi
Dokumentasi PTP-ITB, 1977.
- Ferro Cement untuk Wadah Air. Bandung : Pusat Informasi
Dokumentasi PTP-ITB, 1977.
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
Alat Penampung dan Pengolah Air Hujan, Gentong Semen
GENTONG PENAMPUNGAN (KAPASITAS 250
LITER)
- PENDAHULUAN
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga.
Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.
Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.
Ada 7 cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara tersebut yaitu :
- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
- Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
- Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
- Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
- Bak penampungan sumber air/mata air
Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum, genteng dan bambu semen. Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah tercemar.
- Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
- URAIAN SINGKAT
Penyimpanan air memakai gentong cetakan ini sangat mudah dan sederhana, baik cara pembuatan maupun pemeliharaannya.
- BAHAN DAN PERALATAN
- Semen ¾ sak
- Pasir beton 10 ember kecil
- Plat besi tebal 2,5 meter panjang 3 meter
- Karung bekas 3 buah ukuran 125 x 112 cm
- Sekam padi 2 karung
- Jerami dan tali karung
- Sendok adukan besar dan kecil
- Ember kecil
- Plat besi
- Skop, pacul dan penyaring pasir
- Semen ¾ sak
- PEMBUATAN
- Pembukaan dan penyatuan kembali karung-karung. Tiga karung
bekas dibuka dari jahitannya, 2 karung disatukan dengan cara
dijahit pada bagian kiri dan kanan, sedang bagian atas dan
bawah dibiarkan terbuka, 1 karung dipergunakan untuk alas.
Ukuran gentong air seperti Gambar 1.
Gambar 1. Ukuran Gentong Air dari Ferrocement
- Pembuatan patron/model cetakan
Patron/model dijahit menurut bentuknya seperti Gambar 2 dan 3.
Gambar 2. Gambar Patron Model Gentong Air Dijahit dengan Tali Karung.
Dipergunakan dua karung ukuran 125 x 112 cm yang sudah dijahit kembali, kemudian balikkan arah ke dalam
Gambar 3. Bentuk Patron yang sudah Dibalik Jahitannya
- Pembuatan kerangka dasar dan kerangka leher.
Lingkaran dari plat besi dengan garis tengah 58 cm dimasukkan pada patron/model dengan cara dijahit untuk membentuk kerangka dasar, sedang
kerangka leher menggunakan lingkaran plat besi dengan garis tengah 35 cm (Gambar 4 dan 5).
Gambar 4. Patron/model Sesudah Diberi Kerangka Dasar.
Gambar 5. Patron/model Sudah Diberi Kerangka Dasar dan Kerangka Leher
- Pengisian sekam padi atau pasir
Patron/model dengan kerangka dasar diletakkan pada karung bekas yang dipakai sebagai dasar. Kemudian diisi sekam padi/pasir sampai rata dan padat, sehingga berbentuk gentong, lihat Gambar 6 dan 7.
Gambar 6. Kerangka Dasar dan Kerangka Leher
Gambar 7. Patron dengan Kerangka Dasar dan Diisi Sekam Padi
- Penyiraman
Sebelum penempelan/plasteran adonan semen (semen, pasir, air), patron yang sudah diisi sekam disiram dulu dengan larutan semen encer (perbandingan semen : air = 1 : 3), guna memudahkan penempelan adonan pada patron (Gambar 8).
Gambar 8. Cetakan Gentong
- Plasteran
Adukan semen dengan perbandingan = semen : pasir : air (2:6:5) diplasterkan pada patron secara lapis demi lapis. Plasteran yang agak tebal dihindarkan untuk mencegah perontokan. Pemplasteran dihentikan setelah mencapai tebal ± 2 cm. Setelah plesteran agak kering, bagian luar dioles dengan campuran air dan semen (10:4). Kemudian mulut gentong dibentuk sesuai dengan keinginan, lihat Gambar 9 dan 10.
Gambar 9. Gentong Air
Gambar 10. Mulut Gentong
- Pengambialn isian dan cetakan
Setelah 4 atau 5 hari diperkirakan gentong agak kuat, dengan hati-hati gentong dimiringkan untuk mengeluarkan isian dan cetakan dari bagian bawah.
- Pembuatan dasar gentong
Gentong diletakkan di atas karung sebagai dasar, kemudian dasar ditutup dengan adonan semen seperti pada plasteran sampai rata dengan tebal yang sama. Mengerjakannya melalui mulut gentong.
- Pembukaan dan penyatuan kembali karung-karung. Tiga karung
bekas dibuka dari jahitannya, 2 karung disatukan dengan cara
dijahit pada bagian kiri dan kanan, sedang bagian atas dan
bawah dibiarkan terbuka, 1 karung dipergunakan untuk alas.
Ukuran gentong air seperti Gambar 1.
- PENGGUNAAN
Pemakaian gentong untuk penampungan :
Dibutuhkan 4 gentong. Pemakaiannya seperti pada Gambar 11 dan 12. Pipa dipasang pada dinding gentong dengan melubangi dinding pada waktu masih basah, atau menggunakan pahat dan palu jika dinding sudah terlanjur kering. Agar tidak bocor, sela-selanya dilem semen.
Gambar 11. Pemakaian Gentong
Gambar 12. Pemakaian Gentong
- Gentong 1
Digunakan untuk menempatkan air kotor yang baru diambil dari sungai. Kran A dipasang pada dasar gentong untuk membersihkan endapan lumpur. Kran B diletakkan 100 mm di atas kran A, gunanya untuk mengatur aliran air yang masuk ke gentong 2. Gentong 1 diletakkan lebih tinggi dari gentong 2 agar diperoleh tekanan air yang cukup.
- Gentong 2
Berfungsi sebagai saringan pertama yang mampu membersihkan 20 liter air per jam. Sebagai penyaring air paling kotor, gentong 2 harus dibersihkan tiap minggu dengan membuka kran C dan menutup kran B. Air dari gentong 2 ini sudah cukup bersih, meskipun belum cukup sehat. Jika yang dibutuhkan hanya air bersih (bukan sehat), air bisa diperoleh dari kran D.
- Gentong 3
Berfungsi sebagai saringan terakhir. Dapat menyaring dan menyehatkan 20 liter air per jam. Gentong ini harus dibersihkan tiap 2-3 bulan dengan mengeruk lapisan atas pasir sedalam 2 cm.
- Gentong 4
Adalah gentong penampungan air bersih dan sehat. Dari tempat ini bisa dibentuk sesuai dengan selera.
- Gentong 1
- KEUNTUNGAN
Pembuatan patron/model mudah dan sederhana, karena karung yang digunakan bisa dibentuk sesuai dengan selera.
- KERUGIAN
- Pengerjaan plasteran agak rumit, karena bentuk patron/model
bisa berubah dari bentuk asli gentong.
- Pemakaian harus hati-hati, karena mudah pecah
- Pengerjaan plasteran agak rumit, karena bentuk patron/model
bisa berubah dari bentuk asli gentong.
- DAFTAR PUSTAKA
- Ferro Cement untuk Wadah Air. Bandung : Pusat Informasi
Dokumentasi PTP-ITB bekerjasama dengan BUTSI dan TOOl (T.H.E.
Negeri Belanda).
- Gentong Penampungan Air. Tarik IV (40), 1985 : p. 9-14.
- Ferro Cement untuk Wadah Air. Bandung : Pusat Informasi
Dokumentasi PTP-ITB bekerjasama dengan BUTSI dan TOOl (T.H.E.
Negeri Belanda).
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Cara Menjernihkan Air dengan Arang Sekam
PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN ARANG SEKAM PADI
- PENDAHULUAN
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
- URAIAN SINGKAT
Sekam padi banyak terdapat didaerah pedesaan, namun penggunaan sekam padi belum dimanfaatkan sepenuhnya. Uraian ini adalah salah satu cara memanfaatkan sekam padi untuk memperoleh air bersih yang merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat.
- BAHAN DAN PERALATAN
- Arang sekam padi
- Kayu bakar
- Sampah-sampah/tanah
- Pipa
- Kerikil
- Kawat ram
- Lumpur
- Drum diameter 40 cm dan tinggi 72 cm
- Arang sekam padi
- PEMBUATAN
- Dasar drum dibuat lubang-lubang kecil (diameter 2 mm) dan
4 lubang dengan diameter 3,5 mm. Pada dinding drum diberi
6 lubang berdiameter 3,5 mm. Jarak antara masing-masing lubang
10 cm. Bagian kiri dan kanan drum dipasangi pipa yang panjangnya
15 cm. Pada bagian dasar dari drum diberi kawat ram (lihat
Gambar 1).
Gambar 1. Alat Pembuatan Arang Sekam Padi
- Tungku pembakaran :
Tungku pembakaran adalah tungku rumah tangga yang dimodifikasi untuk pengarangan kayu bakar. Lihat Gambar 2.
Gambar 2. Tungku Pembakaran Sekam Padi
- Alat penjernihan air terdiri atas 2 bagian :
- Alat pengendapan yang terbuat dari drum.
- Alat penyaringan yang dibuat dari gentong. Pada dasar
gentong diberi kerikil dan arang sekam padi setebal dari
10 sampai 20 cm di atasnya. Di atas arang sekam padi diberi
ijuk.
- Alat pengendapan yang terbuat dari drum.
- Pembuatan arang sekam padi :
- Secara tradisional arang sekam padi dibuat dalam suatu
lubang yang berukuran : panjang 50 cm, tinggi 30 cm dan
diameter 50 cm, dengan kapasitas 5 kg. Sekam dibakar di
atas tungku singer. Sekam yang sudah terbakar ditutup
tanah dan diatasnya diberi sampah. Pada salah satu sudut
lubang diberi pipa udara.
- Cara lain dengan menggunakan drum sebagi tungku pembakaran.
Temperatur pada waktu pengarangan 400°-600°C dan
lama pengarangan 2,5 jam. Bahan bakar kayu yang digunakan
5 kg, untuk 5 kg sekam padi.
Gambar 3. Alat Penjernihan Air
- Secara tradisional arang sekam padi dibuat dalam suatu
lubang yang berukuran : panjang 50 cm, tinggi 30 cm dan
diameter 50 cm, dengan kapasitas 5 kg. Sekam dibakar di
atas tungku singer. Sekam yang sudah terbakar ditutup
tanah dan diatasnya diberi sampah. Pada salah satu sudut
lubang diberi pipa udara.
- Dasar drum dibuat lubang-lubang kecil (diameter 2 mm) dan
4 lubang dengan diameter 3,5 mm. Pada dinding drum diberi
6 lubang berdiameter 3,5 mm. Jarak antara masing-masing lubang
10 cm. Bagian kiri dan kanan drum dipasangi pipa yang panjangnya
15 cm. Pada bagian dasar dari drum diberi kawat ram (lihat
Gambar 1).
- PENGGUNAAN
Proses penyaringan air:
- Tahap pertama pengendapan
- Tahap kedua penyaringan dengan arang sekam padi kira-kira
10 cm tebalnya. Proses penyaringan ini bekerja selama 6 jam/hari.
- Tahap pertama pengendapan
- KEUNTUNGAN
- Dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan keluarga
- Pengarangan sekam padi mudah dikerjakan oleh masyarakat
pedesaan sendiri.
- Relatif murah
- Hasil penjernihan memenuhi syarat kesehatan.
- Sekam padi mudah diperileh di pedesaan.
- Dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan keluarga
- KERUGIAN
Pembakaran harus sempurna, apabila pembakaran”tidak sempurna” (kekurangan oksigen) arang sekam padi dan abu akan bercampur.
- DAFTAR PUSTAKA
Asril, Lutan. Penjernihan air menggunakan arang sekam padi skala keluarga untuk daerah pedesaan. Dalam kumpulan makalah : Lokakarya penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna penyediaan air minum dan pembuangan kotoran di pedesaan, Cimacan : 2-4 Februari 1981. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, 1981.
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
Menjernihkan Air Dengan Batu Cadas
“JEMPENG” (SARINGAN BATU CADAS) DI BALI
- PENDAHULUAN
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
- URAIAN SINGKAT
Sumber air minum yang umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali berasal dari sumur gali, dan dari saluran irigasi sawah yang disaring dengan Jempeng yaitu saringan air yang terbuat dari batu cadas. Alat penyaring air minum ini merupakan teknologi yang telah membudaya di masyarkata di desa tersebut. Cara ini dapat digunakan di daerah yang banyak terdapat batu cadas.
- BAHAN
- Batu cadas, tergolong ke dalam jenis tanah keras/padat
seperti : batu gunung.
- Beton (koral, pasir dan semen)
- Kolam
- Batu cadas, tergolong ke dalam jenis tanah keras/padat
seperti : batu gunung.
- PERALATAN
- Alat penyaring air minum “Jempeng” untuk menyaring
air kolam yang berasal dari saluran irigasi sawah.
- Jempeng bentuk U atau jempeng bentuk W atau jempeng setengah
sgi enam.
- Alat penyaring air minum “Jempeng” untuk menyaring
air kolam yang berasal dari saluran irigasi sawah.
- PEMBUATAN
Jempeng yang umum dipakai oleh penduduk rata-rata ketebalan dindingnya berkisar 7 sampai 12 cm, tinggi 60 cm dan diameternya 40 cm diukur dari luar.
Gambar 1. Bentuk dan ukuran jempeng
Macam/jenis jempeng Bali :
- Jempeng bentuk U, jempeng ini keseluruhannya terbuat dari
batu cadas. Bagian bawahnya berbentuk penyungkup setengah
bola, badan saringan berbentuk silinder, sedang bagian atasnya
terbuka, sehingga penampang vertikalnya berbentuk huruf U.
- Jempeng berbentuk huruf W, tidak seluruhnya terbuat dari
batu cadas. Sisi bawah dan ketiga sisi samping, terbuat dari
beton kedap air. Hanya satu buah sisinya yaitu sisi tengah
terbuat dari lempengan batu cadas, seang bagian atasnya terbuka.
- Jempeng yang bagian bawahnya berbentuk setengah segi enam,
seperti
Gambar 1, keseluruhanya terbuat dari batu cadas.
Badan jempengan berbentuk silinder dan bagian atasnya juga terbuka.
( 1 )
( 2 )
( 3 )
Gambar 2. Model-model jempeng
- Jempeng bentuk U, jempeng ini keseluruhannya terbuat dari
batu cadas. Bagian bawahnya berbentuk penyungkup setengah
bola, badan saringan berbentuk silinder, sedang bagian atasnya
terbuka, sehingga penampang vertikalnya berbentuk huruf U.
- PENGGUNAAN
Jempeng digunakan dengan cara diletakkan dalam aliran air supaya air meresap. Daya kerja saringan jempeng dalam penggunaannya untuk menyaring air minum dipengaruhi oleh beberapa faktor :
- Besar kecilnya diameter pori bahan saringan
- Derajat kekeruhan air
- Suhu air
- Derajat keasaman (ph) air
- Tekanan air pada dinding saringan, dan
- Tebal tipisnya dinding saringan
Air yang dihasilkan untuk jempeng dengan ketebalan 13 cm adalah 3,8 1/jam
- Besar kecilnya diameter pori bahan saringan
- KEUNTUNGAN
- Daya saring jempeng tidak berpengaruh terhadap kesadahan
air kolam stelah disaring. Bahan baku jempeng (batu cadas)
tidak mengandung unsur-unsur kimia yang dpaat mempengaruhi
kesadahan air kolam sebelum dan sesudah disaring.
- Saringan tersebut telah lama digunakan oleh masyarakat
desa Kerobokan, sehingga boleh dikatakan pemakaiannya telah
membudidaya di kalangan
masyarakat desa tersebut.
- Semakin tebal dinding jempeng, semakin kecil bakteri golongan
coli setelah penyaringan.
- Daya saring jempeng tidak berpengaruh terhadap kesadahan
air kolam stelah disaring. Bahan baku jempeng (batu cadas)
tidak mengandung unsur-unsur kimia yang dpaat mempengaruhi
kesadahan air kolam sebelum dan sesudah disaring.
- KERUGIAN
- Rata-rata debit air minum yang dihasilkan oleh jempeng
dengan ketebalan dinding 13 cm, belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan air minum suatu keluarga yang beranggotakan 5 orang
lebih.
- Belum dapat diketahui setelah berapa lama jempeng tersebut
perlu dibersihkan dari lumut, ganggang/algae yang tumbuh pada
permukaan jempeng.
- Rata-rata debit air minum yang dihasilkan oleh jempeng
dengan ketebalan dinding 13 cm, belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan air minum suatu keluarga yang beranggotakan 5 orang
lebih.
- DAFTAR PUSTAKA
Kusnoputranto, Haryoto et al. Daya kerja “Jempeng” sebagai saringan sederhana untuk me-nyaring air minum di desa Kerobokan, Kecamatan Kuta, Kab. Badung, Bali. Dalam Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna Penyediaan Air Minum dan Pembuangan/Pengolahan Kotoran di
pedesaan. Cimacan, 2-4 Februari 1981. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan R.I., Jl. Percetakan negara
I, Telp. 414-226, Jakarta.
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana
Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
Cara Menjernihkan Air Gambut atau Rawa
PENGOLAHAN AIR GAMBUT UNTUK DAERAH RAWA PASANG SURUT
- PENDAHULUAN
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
- URAIAN SINGKAT
Pengolahan air gambut menjadi air sehat bisa digunakan di daerah rawa seperti di Kalimantan dan Sumatera yang mengandung gambut. Untuk itu diperlukan suatu cara pengolahan air gambut yang sederhana dan terjangkau oleh masyarakat di daerah tersebut. Caranya dengan menggunakan pasir sebagai saringan.
- BAHAN
- Air gambut (yang berwarna coklat, kandungan zat organik
tinggi; pa rendah; kesadahan rendah)
- Zat pengumpul (tanah liat yang berwarna hitam dan berbau
busuk)
- Pasir (diambil 03-1,2 mm)
- Air gambut (yang berwarna coklat, kandungan zat organik
tinggi; pa rendah; kesadahan rendah)
- PEMBUATAN
Proses pengolahannya terdiri dari dua tahap, yaitu:
- Dalam drum, air gambut dicampur dengan lempung. Setelah
diaduk terjadi proses penggumpulan, penyampuran, penyerapan
dan pengendapan.
- Proses penyaringan (filtrasi)
Dalam tabung penyaring, air yang mengalir dari drum mengalami proses filtrasi (fisik dan kimia) sehingga menghasilkan air bersih yang memenuhi persyaratan Departemen Kesehatan RI.
- Dalam drum, air gambut dicampur dengan lempung. Setelah
diaduk terjadi proses penggumpulan, penyampuran, penyerapan
dan pengendapan.
- PENGGUNAAN
Petunjuk Operasi
Gambar 1.Diagram Proses
- Air gambut dimasukkan ke dalam drum/tong kira-kira sebanyak
200 liter semua kran dalam keadaan tertutup.
- Siapkan tanah lempung kira-kira sebanyak 40 sendok makan
(1/2 kg), kemudian larutkan dalam ember kecil dengan air kira-kira
2 lt.
- Masukkan larutan dalam ember tadi ke dalam drum melalui
ayakan, kemudian aduk dengan jalan memutar batang pengaduk
selama 5-10 menit.
- Biarkan air dalam drum selama 45-60 menit agar kotoran
mengendap.
- Kran 1 dan 3 dibuka untuk mendapatkan air bersih.
Catatan : Media penyaring harus dalam keadaan terendam air, baik ketika operasi maupun tidak beroperasi.
- Air gambut dimasukkan ke dalam drum/tong kira-kira sebanyak
200 liter semua kran dalam keadaan tertutup.
- PEMELIHARAAN
- Pembersihan Drum
Setiap kali setelah dipakai, drum harus dibersihkan dengan cara :
- Kran 1 dan 2 ditutup
- Kran 4 (penguras) dibuka, kemudian dibilas dengan air
sampai bersih.
- Kran 1 dan 2 ditutup
- Pembersihan Saringan (Filter)
Pembersihan saringan dilakukan paling lama seminggu sekali, atau kalau air yang keluar dari kran 3 sudah mulai keruh/berwarna dengan cara sebagai
berikut :
- Tutup kran 1,3 dan 4 kemudian buka kran 2 (penguras)
- Tuangkan air bersih ke dalam tabung filter perlahan-lahan,
sampai air yang keluar dari kran 2 bersih kembali.
- Tutup kran 1,3 dan 4 kemudian buka kran 2 (penguras)
- Pembersihan Drum
- KEUNTUNGAN
- Teknologi yang sederhana, diwujudkan dalam bentuk instalasi
pengolahan air gambut yang murah, mudah dikelola dan dirawat.
- Pembuatan instalasi ini masih dapat disederhanakan lagi
dengan memanfaatkan bahan-bahan setempat serta dapat dikerjakan
sendiri, sehingga biaya pembuatan dapat terjangkau oleh masyarakat
banyak.
- Teknologi yang sederhana, diwujudkan dalam bentuk instalasi
pengolahan air gambut yang murah, mudah dikelola dan dirawat.
- DAFTAR PUSTAKA
Pengolahan air gambut individual untuk daerah rawa pasang surut (bergambut). Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum, 1986. Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
- INFORMASI LEBIH LANJUT
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
- Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana
Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan –
LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 -
INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833;
Fax. +62 22 250 3050
Subscribe to:
Posts (Atom)