BUDIDAYA ULAT HONGKONG

BUDIDAYA ULAT HONGKONG

Persiapan

Pada dasarnya hanya ada empat hal dasar yang perlu kita sediakan pada cara budidaya ulat hongkong. Keempat hal tersebut adalah kandang, media pemeliharaan, bibit, dan pakan. Kandang ulat hongkong dapat dibuat menggunakan triplek yang ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Kotak dari triplek ini kemudian dibuatkan rak kayu yang disusun bertingkat didalamnya dengan jarak antar rak berkisar 10 cm, serta dilapisi dengan lakban pada bagian bibirnya agar ulat tidak kabur. Kandang juga bisa berupa kontainer plastik yang bisa dengan mudah dibeli di toko.
Persiapan selanjutnya dalam teknik beternak ulat hongkong adalah media pemeliharaan. Media yang digunakan untuk memelihara ulat hongkong adalah campuran dari dedak halus atau Polard dengan ampas tahu kering. Media ini kemudian di masukkan ke dalam rak rak atau kontainer yang digunakan sebagai kandang dengan ketebalan sekitar ¼ bagian dari total ketinggian wadah. Sedangkan bibit ulat hongkong sendiri dapat dibeli di peternak lain maupun di toko pakan hewan.
Setelah mempersiapkan kandang, media, serta bibit. Teknik budidaya selanjutnya yang harus diperhatikan adalah pakan ulat hongkong. Ulat hongkong adalah larva yang hewan yang bisa memakan apa saja mulai dari pakan ayam, ampas tahu, batang pohon pisang, batang talas, pepaya, labu siam, bisai dan sawi. Pastikan untuk mengganti pakan secara berkala agar tidak membusuk dan menjadi sarang penyakit bagi ulat hongkong.

Proses Pemeliharaan

Cara beternak ulat hongkong tidaklah sulit, pertama bibit ulat hongkong yang sudah dimasukkan ke dalam kandang kemudian dipelihara selama sekitar 90 hari hingga berubah menjadi kepompong. Jangan lupa untuk memisahkan kepompong dengan larva ulat hongkong yang belum berubah kedalam wadah lain karena larva bisa memakan kepompong tersebut. Sekitar 10 hari kemudian, kepompong akan berubah menjadi serangga berwarna putih yang akan berubah menjadi coklat kemudian hitam dan menjadi kumbang. Kumbang inilah yang akan menghasilkan telur dan bibit baru.
Pindahkan kumbang ke wadah tersendiri dan biarkan mereka melakukan proses reproduksi. Setelah sekitar 10 hari, lakukan pengayakan untuk memisahkan kumbang dan telur telurnya. Kembalikan telur ke wadah dan tempatkan kumbang di wadah baru agar mereka dapat melakukan proses reproduksi lagi. Lakukan cara ternak ini secara berkala. Telur yang dihasilkan kemudian akan berubah menjadi ulat hongkong yang setelah berumur 50 hari dan cukup besar lantas bisa kita pasarkan.

Tips Pemeliharaan

Dalam pemeliharaannya suhu dalam kandang sangatlah penting. Tips yang pertama adalah menjaga kandang pada suhu 29 -30°C yang merupakan suhu ideal untuk perkembang biakan ulat hongkong. Perhatikan juga warna kulit ulat karena ulat hongkong yang sehat memiliki warna kuning keemasan. Jika kulit ulat hongkong berubah menjadi kuning kehitaman, maka kurangilah pemberian dedaunan dan dedak sebagai pakan. Jika terdapat ulat mati berwarna merah, berilah pakan yang tidak terlalu basah. Atasilah masalah ini sesegera mungkin karena penularan dapat terjadi dengan cepat.

No comments:

Post a Comment